Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dhea Amanda

Berbahasa Indonesia yang Baik sebagai Wadah Promosi Produk di Tik Tok

Sastra | Tuesday, 23 May 2023, 23:54 WIB

Di situasi pandemi covid hampir semua kegiatan masyarakat dibatasi. Semua segi kehidupan masyarakat mengalami perubahan dari yang awalnya offline menjadi online. Hal itulah yang membuat masyarakat dituntut untuk menggunakan media sosial berbasis online agar kebutuhan tetap terpenuhi. Aktivitas yang dilakukan diluar rumah pun sekarang dilakukan di dalam rumah demi mematuhi peraturan pemerintah dan menjaga kesehatan. Namun hal itu membuat masyarakat merasa jenuh karena terlalu lama di dalam rumah oleh karena itu merekaa mencari suatu aktivitas sampai hiburan dengan memanfaatkan media sosial. Dari situasi tersebut, muncullah berbagai media sosial yang menawarkan berbagai fitur baru untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk penggunanya. Berbagai media sosial mulai bersaing untuk menarik perhatian penggunanya.

Salah satunya aplikasi TikTok yang saat ini digandrungi banyak kalangan. Terbukti menurut data yang dilansir dari kompas.com jumlah pengguna akun aktif Tiktok di Indonesia mencapai angka 92,2 juta pengguna. Dari data tersebut bisa dilihat jika aplikasi Tiktok memiliki pengaruh paling besar terhadap aktivitas penggunaan media sosial. Hal itu dikarenakan Tiktok memberikan pelayanan bagi penggunanya berupa konten-konten yang bervariasi dan mengasah kreativitas penggunanya mulai dari lipsync, video challenge, menari, mukbang, sampai filter-filter yang beragam. Tidak heran jika Tiktok menjadi salah satu platform yang memiliki jumlah user terbanyak dibandingkan dengan yang lain. Karena memiliki jumlah pengguna paling banyak, Tiktok membuka peluang bagi produsen untuk promosi produk kepada konsumen. Didukung dengan fitur Tiktok Ads yang bertujuan untuk menyebarkan video promosi secara optimal dan memudahkan pengguna untuk memasang iklan di platform Tiktok.

Menurut data yang dilansir dari kompas.com 47 persen pengguna mengatakan bahwa mereka terbujuk untuk membeli sesuatu setelah menontoh konten di Tiktok. Sementara 67 persen mengatakan bahwa TikTok memberikan inspirasi kepada mereka untuk membeli barang yang sebelumnya tidak direncanakan. Angka tersebut paling banyak berasal dari pengguna Tiktok kalangan remaja. Menurut data yang dilansir dari ideoworks.id demograi utama TikTok memiliki rentang usia 16 hingga 24 dan mencapai 41 persen dari total basis pengguna. Karena pengguna TikTok didominasi oleh kalangan milenial yang memiliki minat yang tinggi terhadap sesuatu, maka dari itu TikTok menjadi media sosial yang efektif dalam sarana promosi.

Berbagai konten yang menarik minat pembeli dimunculkan oleh para konten kreator untuk memasarkan produknya. Mulai dari mencoba mereview suatu barang hingga memunculkan tren berupa #racunTikTok yang sampai saat ini banyak menjerat pengguna untuk membeli produk tersebut. Tidak hanya konten yang menarik para konten kreator juga harus memiliki gaya dan ciri khas tersendiri dalam mempromosikan produk seperti menggunakan logat dan bahasa daerah asal maupun menggunakan bahasa kekinian. Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dalam mempromosikan suatu produk memiliki suatu tantangan tersendiri bagi para Content Creator, karena para Conten Creator juga harus melihat pasar yang ditargetkan.

Salah satu akun TikTok @yogaffmaulana yang mempromosikan buku menggunakan bahasa Indonesia yang baik dengan metode point-point yang disampaikan melalui teks dan dipadukan dengan Story Telling sehingga isi pesan mudah tersampaikan. Konten yang diunggah oleh @yogaffmaulana berisi edukasi dan beberapa rekomendasi buku yang dipromosikan. Konten tersebut sebenarnya sangat berguna untuk generasi milenial dalam hal menambah minat terhadap literasi, tetapi hanya beberapa kelompok saja walaupun pengikut akun @yogaffmaulana mencapai ribuan tetapi yang sangat berminat dengan konten tersebut hanya kalangan seperti seorang kolektor buku, kutu buku dan lain sebagainya. Bahkan beberapa konten yang diunggah sepi peminat dan suport dari para penonton. Seharusnya akun yogaffmaulana mendapat suport yang banyak dari kalangan milenial.

Seperti contoh tersebut, seperti itulah tantangan yang akan dihadapi para Content Creator. Tantangan tersebut meliputi tantangan Eksternal maupun Internal dari berbahasa Indonesia yang baik dalam promosi produk seperti. Pengguna TikTok yang merupakan generasi milenial yang lebih suka memakai bahasa gaul dibandingkan dengan Bahasa Indonesia resmi. Bahasa gaul ini umumnya digunakan oleh beberapa kelompok saja. Menurut Sarwono (2004) mengatakan bahwa bahasa gaul adalah bahasa khas remaja yang bisa dipahami oleh hampir seluruh remaja di tanah air yang terjangkau oleh media massa, padahal istilah-istilah itu berkembang dan bertambah hampir setiap hari. Terkadang penggunaan bahasa gaul dijadikan bahasa sehari-hari. Hal itu menjadi faktor utama tergesernya Bahasa Indonesia resmi yang menjadikan minimnya penggunaan Bahasa Indonesia yang baik bagi Content Creator untuk mempromosikan produknya.

Tidak hanya penggunaan bahasa gaul saja yang menjadi faktor Eksternal bagi Content Creator untuk mempromosikan produk, Adapun tantangan Internal yang dihadapi oleh Conten Creator yaitu, Content Creator sendiri tidak terbiasa Berbahasa Indonesia yang baik. Hal itu disebabkan oleh faktor lingkungan setiap orang berbeda-beda, setiap orang cenderung menyerap bahasa dari orang-orang disekitarnya. Jika dilingkungannya tidak menerapkan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik maka hal itu menjadi sangat asing jika menggunakan Bahasa Indonesia yang baik. Oleh karena itu perlu adanya pelestarian berbahasa Indonesia yang baik sebagai Bahasa Nasional.

Sesuai dengan pengamalan sumpah pemuda alinea ke-tiga yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Fungsi pemersatu dan penanda kepribadian membangkitkan sikap setia terhadap bahasa Indonesia. Kesetiaan berbahasa Indonesia dapat dikembangkan. Melalui aplikasi TikTok seharusnya para Content Creator bisa mengedukasi para penonton untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Melalui konten promosi video maupun konten lainnya. Jika memang hal itu mempengaruhi pasar yang ditargetkan para Content Creator bisa menggunakan cara lainnya. Seperti memunculkan tren #Berbahasa Indonesia yang baik ataupun #Bahasa Indonesia Bahasa Persatuan. Jikalau pahlawan mampu membuat revolusi baru kita juga bisa melestarikannya dengan cara yang diperbaharui salah satunya lewat media sosial TikTok.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image