Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hasan Albana

Kebugaran Rohani Kita

Agama | 2023-05-22 07:59:19

Membaca judul tulisan ini, tentu akan muncul pertanyaan yakni apa bedanya kebugaran rohani dengan kebugaran jasmani?. Sebelumnya perlu kita ketahui perbedaan antara sehat dengan bugar. Karena kedua istilah tersebut berbeda adanya. Muslim yang bugar sudah barang tentu sehat, tetapi muslim yang sehat belum tentu bugar. Mengapa demikian? Karena untuk bugar tidak hanya memiliki prasyarat sehat, tetapi unsur berikutnya yang harus ada adalah memiliki 1. daya tahan, 2. kekuatan, 3.kecepatan. 4. kelenturan, 5.kelincahan. bila kelima factor tersebut dimiliki dan dalam level yang bagus makai a dalam keadaan bugar jasmaninya. Bagaimana mengukurnya? Daya tahan dapat diukur dengan aktifitas fisik seperti jalan jarak jauh maupun lari, kekuatan dapat diukur dengan push up, kecepatan dapat diukur dengan lari cepat, kelenturan dapat diukur dengan split, kelincahan dengan berlari melalui rintangan.

Hal yang demikian disebut dengan kebugaran jasmani. Lalu apa korelasi kebugaran jasmani dengan kebugaran rohani seorang muslim?. Dengan kebugaran jasmani maka Rasulullah dan para sahabat dapat menapaki jalan sejauh kurang lebih 400 KM antara Mekkah ke Madinah untuk berhijrah, dimaknai bahwa daya tahan fisik Rasulullah dan para pengikutnya sangat bagus. Dengan kekuatan, kelenturan, kelincahan, dan kecepatan, Rasullah juga dapat memenangkan perang berkali-kali karena telah terlatih dengan baik jasmaninya. Dengan demikian, Uswah kita Rasulullah telah membuktikan diri sebagai pribadi dengan kebugaran jasmani yang prima.

Kemudian, apakah hanya jasmani saja yang perlu bugar?, ternyata aspek rohani justru memegang peranan penting, dengan rohani yang bugar maka misi dakwah Rasul menjadi sempurna dan berhasil. Sepulang dari perang Badar yang sangat besar Rasul mengatakan bahwa ada perang yang lebih besar lagi yakni melawan hawa nafsu. Tentu untuk mengalahkan hawa nafsu tersebut tidak cukup dengan kebugaran jasmani, tetapi diperlukan kebugaran rohani yang prima.

Orang yang hadir ke masjid untuk shalat belum tentu bugar rohaninya, meskipun ia telah memiliki kriteria sehat rohaninya dengan beribadah shalat. Namun, belum tentu ia masuk pada level bugar rohaninya sebelum memiliki dan melatih unsur-unsur kebugaran rohaninya seperti: 1. daya tahan, 2. kekuatan, 3.kecepatan. 4. kelenturan, 5.kelincahan. standar Kesehatan rohani seseorang dapat diukur dan diketahui dari pemenuhan kewajiban standarnya sebagai seorang muslim yakni bagaimana shalatnya, puasa wajibnya, zakatnya, dsb. Sehingga bilamana masih ada seorang muslim yang beberapa poin tersebut masih acak-acakan atau belum sanggup memenuhinya tanpa udzur syar’i maka ia termasuk sedang ‘sakit rohani’. Diperlukan rehabilitasi khusus agar tersadarkan akan tujuan utamanya hidup di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah dengan standar amal perbuatan secara syariat yang telah ditentukan

Pemuda-pemuda di sekitaran Rasul seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Sa’ad Abi Waqas dll kala itu, justru semua dikader Rasul untuk memiliki kebugaran rohani terlebih dahulu, sehingga unsur dalam tubuh manusia yang tidak nampak tersebut dapat mengendalikan unsur kebugaran jasmaninya.

1. daya tahan akidah, akidah dimaknai sebagai ikatan, tali mati, Ia harus tetap bertahan dari lahir sampai meninggal, sekali laa ila ha illallah maka akan tetap dipertahankan, tidak peduli ada godaan harta, tahta, dan wanita. Jabatan setinggi apapun ,menggiurkan atau tidak, tetap akan dipertahankan. Pun halnya tauladan dari sahabat Rasul, yakni Sa’ad bin Abi Waqas. Meskipun Ia dikenal anak mama, dimana suatu kali ibunya berpura-pura tidak makan, hanya ingin anaknya melepaskan agama Allah, ia tetap pendirian untuk tidak akan melepas agamanya meskipun ia sayang ibunya. Daya tahan ini yang perlu terus dilatih dan dinaikkan derajat levelnya setiap hari dengan berikrar minimal dalam shalat 5 waktu asyhadualla ilaha ilallah wa asyhaduanna muhammadan abduhu warasuuluh, sampai ujung hayatnya tetap istiqomah

Daya tahan akidah ini dapat ditingkatkan levelnya manakala terus menimba ilmu agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari hari.

يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ

Untuk bisa naik level tidak cukup berdiam diri, tetapi perlu ada inisiasi dan upaya, ia akan melatih untuk tetap bertahan mengisi shaf-shaf majelis ilmu, karena memang tangga yang naik adalah tidak ringan, ia konsisten menapaki tangga ketinggian derajat tersebut dengan terus bermajelis dimanapun. Itulah salah satu unsur kebugaran rohani yang harus kita miliki semuanya yakni daya tahan akidah yang terus dinaikkan levelnya setiap saat salah satunya dengan bermajelis ilmu.

2. kecepatan bertaubat

al insan mahalul khoto’ wa nisyan. Tidak dapat kita pungkiri pasti sekecil apapun pernah kita melakukan dosa. Dan unsur kebugaran rohani yang perlu kita miliki adalah kecepatan dalam bertaubat.

وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ

Bersegera dalam bertaubat manakala berbuat salah sekecil apapun adalah ciri yang harus dimiliki agar rohani kita bugar. Minimal sehari juga kita biasakan beristighfar 70 maupun 100 x. ia tidak akan menyianyiakan Allah yang Maha Penerima Taubat, makai a akan mengambil peluang tersebut untuk senantiasa bertaubat. Tatkala ia merasa malu harus masuk surga karena sungkan dan tidak pantas, pun halnya ia tak sanggup untuk masuk neraka karena siksa yang abadi didalamnya, maka bermohon belas kasih dari Allah yang Maha penerima Taubat adalah hal yang utama.

3. Kekuatan. kekuatan menahan amarahnya. Laisa syadidu bi shur’ati innama asyadidu man yamliku nafsahu indal ghodobi. bukanlah MC.Gregor maupun Habib Nurmagomedov yang jago gulat adalah orang yang terkuat, pun halnya Rukanah, tetapi justru bahwa orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan amarahnya secara istimror. Sehingga unsur kebugaran rohani yang satu ini sangatlah perlu untuk menyempurnakan kebugaran yang telah ada sebelumnya. Memang tidak mudah menahan amarah tatkala kita punya kesempatan untuk melampiaskannya, tetapi lebih dari pada itu akan lebih menguntungkan bilamana mampu mengendalikannya lebih baik.

وَأَعِدُّوا۟ لَهُم مَّا ٱسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ

Perintah perintah semacam ini akan disambut dengan baik, tidak hanya memiliki kekuatan jasmani tetapi juga kekuatan rohani yang berawal dari mampu menahan amarahnya.

4. Kelenturan akhlak. Khuluq atau akhlak didefinisikan sederhana yakni sifat yang tertanam dalam jiwa manusia dan ia akan muncul secara spontan min ghairi hajah ila fikr wa ru’yah tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan atau reflek. Ia dapat menempatkan diri sebaik mungkkin dengan siapa ia berinteraksi. Baik itu akhlak terhadap Allah Swt, Rasulullah, Pribadi, dalam keluarga, bermasyarakat, dan bernegara. Pilihan akhlak yang digunakan senantiasa yang terbaik, karena bersifat spontan maka tatkala dihadapkan pada situasi yang kurang baik maka ia telah terbiasa dan lentur tidak merasa patah semangat, khususnya dikala berdakwah. Tidak mudah patah semangat dan putus asa menjadi buah dari kelenturan akhlak seseorang.

5. kelincahan membaca peluang kebaikan. Ia sibuk dengan mencari cari peluang kebaikan di dunia ini untuk kehidupan setelahnya. Ia termasuk Al Kayyis, cerdas, man daana nafsahu wa’amila lima ba’dal maut. Ia akan senantiasa bermuhasabah dan beramal untuk kehidupan setelahnya yang kekal. Lincah di dunia dalam kebaikan dan beruntung di akhirat. Selain itu juga ia akan lincah menebar kebaikan dimanapun berada.

Itulah 5 unsur kebugaran rohani yang perlu kita upayakan Bersama. Karena bugar pun memliki tingkatan atau level-levelnya. Sejarah mencatat bahwa kebugaran rohani terbaik dimiliki oleh para sahabat Rasulullah, dengan kecerdasan otak yang superior karena dua unsur kebugaran digabungkan menjadi satu dan dididik langsung oleh Rasulullah yang sempurna jasmani dan rohaninya.

Lalu sebagai seorang muslim bagaimana seharusnya kita menjaga dan meningkatkan level kebugaran rohani?. Tentu dengan melatihnya setiap hari.

Selain itu juga dibutuhkan supelemen atau asupan vitamin dari luar semisal mengikuti kajian-kajian, mengaji dan mentadaburi Al-Qur’an, berkumpul dengan orang shaleh, hal demikian merupakan asupan tambahan yang sangat berpengaruh terhadap performa seorang muslim dalam tugas wajib utamanya yakni beribadah kepada Allah. Semoga kita semua termasuk pribadi yang memiliki kebugaran jasmani dan rohani yang prima mampu menunaikan kewajiban beribadah dengan optimal hingga berujung husnul khatimah. Amin.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image