Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dhea Triananda

DBD: Menghadapi Ancaman Aedes Aegypti dan Membangun Perisai Pencegahan

Eduaksi | 2023-05-21 20:43:35
Sumber: https://pixabay.com/photos/mosquito-macro-insect-bug-animal-719613/

Tahukah anda ketika musim penghujan tiba rawan terjadi penyebaran penyakit? Selain banjir, hal lain yang perlu diwaspadai saat musim penghujan adalah penyebaran penyakit.

Salah satu penyakit yang sering muncul saat musim penghujan adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Berbicara mengenai demam berdarah, penyakit ini seakan menjadi topik yang tidak pernah ada habisnya. Bagaimana tidak? demam berdarah sendiri masih menjadi masalah kesehatan global yang serius terutama di daerah tropis dan subtropis.

Pada umumnya DBD disebabkan dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang bervariasi mulai dari gejala ringan hingga parah. Dalam beberapa kasus, gejala yang sering ditemui adalah demam tinggi, nyeri otot dan sendi, kepala terasa sakit, ruam kulit, mual, muntah, dan perdarahan ringan seperti mimisan dan gusi berdarah. Bahkan, dalam kasus yang parah, demam berdarah dapat menyebabkan perdarahan internal, syok, bahkan kematian jika tidak mendapat penanganan dengan tepat.

Penyebaran DBD tentunya perlu mendapatkan perhatian yang ekstra, sebab di musim penghujan seperti saat ini perkembang biakan nyamuk dapat terjadi sangat pesat. Hal ini disebabkan bertambahnya media-media perkembang biakan nyamuk seperti tergenangnya botol bekas, ban bekas, dan pot tanaman oleh air hujan.

Namun, tidak perlu takut terjangkit demam berdarah. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah demam berdarah salah satunya dengan menerapkan langkah 3M Plus yang telah digencarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Adapun langkah 3M meliputi:

1. Menguras

Merupakan kegiatan membersihkan dan membuang sisa air yang berada di penampungan air. Kegiatan ini bukan hanya membersihkan dan membuang sisa air saja, namun juga menggosok permukaan dinding penampungan air untuk membersihkan kotoran dan jentik-jentik nyamuk yang menempel.

2. Menutup

Kegiatan menutup yang dimaksudkan adalah menutup rapat semua tempat penampungan air apabila tidak digunakan. Selain itu, yang dimaksudkan sebagai menutup adalah menimbun sampah atau barang-barang yang tak terpakai untuk meminimalisir kemungkinan dijadikannya tempat perkembangbiakan nyamuk.

3. Mendaur Ulang

Mendaur ulang atau memanfaatkan barang bekas yang tak terpakai menjadi barang bernilai ekonomis. Hal ini dapat meminimalisir potensi bertambahnya media perkembangbiakan nyamuk. Selain itu, dengan mendaur ulang barang tak terpakai kita dapat menciptakan produk baru yang lebih bermanfaat untuk dipergunakan ulang.

Langkah lain yang dianjurkan pemerintah adalah langkah plus pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terdiri dari:

1. Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk.

2. Menggunakan obat anti nyamuk.

3. Memasang jaring anti nyamuk pada jendela atau menggunakan kelambu saat tidur untuk mencegah masuknya nyamuk ke dalam.

4. Membersihkan lingkungan tempat tinggal untuk menghindari tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

5. Memeriksa dan membersihkan tempat penampungan air.

6. Menempatkan pakaian bekas pakai pada keranjang tertutup.

7. Membersihkan larvasida pada penampungan air.

8. Memperbaiki saluran air yang terkendala.

9. Menanam tanaman yang memangsa serangga atau memiliki bau yang tidak disukai oleh serangga terutama nyamuk seperti serai, eucalyptus, lavender, dan lain-lain.

Selain menerapkan langkah-langkah yang dianjurkan oleh pemerintah, sebagai masyarakat yang sadar akan penting dan berharganya suatu kesehatan hendaknya kita melakukan upaya kesadaran diri sendiri seperti:

1. Mengikuti dan Menerapkan Anjuran-Anjuran Pemerintah

Kesadaran diri untuk senantiasa mengikuti dan menerapkan anjuran pemerintah perlu ditanamkan pada diri sendiri, sebab dengan mengikuti dan menerapkan anjuran untuk senantiasa hidup bersih dan sehat dapat meminimalisir resiko penularan dan terjangkitnya suatu penyakit pada diri kita sendiri.

2. Edukasi Diri dan Sosialisasi

Edukasi diri dapat dilakukan dengan selalu mencari informasi-informasi ter-update tentang bahaya suatu penyakit terutama mengenai Demam Berdarah Dengue (DBD) dan cara pencegahannya. Selain itu, edukasi diri juga dapat dilakukan dengan mengikuti program-program penyuluhan kesehatan guna mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Sosialisasikan informasi yang anda dapat kepada keluarga, teman, dan tetangga anda untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menghindari dan mencegah demam berdarah.

3. Pengamatan Lingkungan

Bagi setiap individu penting untuk mengamati dan mengidentifikasi lingkungan yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, sehingga setiap individu maupun masyarakat dapat mengantisipasi penyebaran DBD dan bekerja sama membersihkan lingkungan agar tercipta lingkungan yang bebas resiko penularan penyakit terutama demam berdarah.

Peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di musim penghujan seperti saat ini tentu memerlukan kewaspadaan yang ekstra sebab dapat mengakibatkan kematian apabila tidak mendapat penanganan yang tepat. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama mengambil langkah penerapan upaya pencegahan DBD yang tepat untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari DBD, mengurangi resiko penyebaran dan meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih optimal.

Dhea Triananda, mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Airlangga.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image