Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image M. Daffa Refasyah Putra

Bagaimanakah Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia di Tahun 2023?

Info Terkini | 2023-05-21 16:59:08

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2023 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kondisi tahun sebelumnya. Pada bulan Februari 2022, TPT mencapai 5,83 persen sedangkan pada Februari 2023 turun sebesar 0,38 persen menjadi sebesar 5,45 persen. Hal ini sejalan dengan kondisi ekonomi yang semakin membaik pasca pandemi COVID-19.

Gambar 1. Struktur Ketenagakerjaan Indonesia, Februari 2023

Sumber : BPS Indonesia

Per Februari 2023, terdapat sebanyak 211,59 juta penduduk usia kerja. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 3,05 juta orang jika dibandingkan dengan Februari 2022. Dari penduduk usia kerja terdiri atas: Angkatan kerja (AK) mencapai 146,62 juta orang atau bertambah 2,61 juta orang (tumbuh 1,81persen). Dan Bukan Angkatan kerja (BAK) mencapai 64,97 juta orang atau bertambah sebesar 0,44 juta orang atau tumbuh 0,68 persen.

Kemudian dari Angkatan kerja tersebut, tidak semua terserap di pasar kerja, sehingga terdapat pengangguran sebanyak 7,99 juta orang. Per Februari 2023, jumlah pengangguran berkurang sebanyak 0,41 juta orang atau turun 4,88 persen. Dengan demikian, jumlah Penduduk yang bekerja mencapai 138,63 juta orang, naik sebesar 3,02 juta orang atau 2,23 persen dibandingkan Februari 2022.

Jika dilihat lebih rinci, penduduk yang bekerja terdiri atas: Pekerja penuh sebesar 92,16 juta orang, meningkat 3,74 juta orang (tumbuh 4,23persen). Pekerja Paruh Waktu sebesar 36,88 juta orang, meningkat 0,34 juta orang (tumbuh 0,93 persen). Setengah Pengangguran sebesar 9,59 juta orang, turun 1,06 juta orang (turun 9,95 persen).

Pada Februari 2023, terdapat sebanyak 7,99 juta penganggur atau setara TPT sebesar 5,45 persen. Artinya dari 100 orang angkatan kerja terdapat sekitar 5 orang penganggur. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, tetapi masih lebih tinggi dibandingkan tingkat pengangguran sebelum Pandemi Covid-19, yaitu pada Februari 2019 yang sebesar 4,94 persen. Penurunan tingkat pengangguran terbuka ini konsisten terjadi, baik pada penduduk laki-laki maupun perempuan, dan di wilayah perkotaan maupun perdesaan. Khusus wilayah perdesaan, TPT-nya sudah di bawah TPT sebelum pandemi (Februari 2022).

TPT merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja. Secara konsep penganggur terbuka terdiri dari empat kategori yaitu, penduduk usia kerja (berumur 15 tahun dan lebih) yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan, penduduk usia kerja yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mempersiapkan usaha, penduduk yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak sedang mencari pekerjaan karena merasa sudah tidak mungkin mendapatkan pekerjaan atau kategori terakhir adalah penduduk usia kerja yang sudah mempunyai pekerjaan namun belum mulai bekerja.

Berdasarkan data BPS, TPT dapat digolongkan menurut Pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Pola TPT pada Februari 2023 hampir sama dengan kondisi Februari 2022. TPT tamatan Sekolah Menengah Kejuruan merupakan persentase TPT terbesar dibandingkan dengan tamatan Pendidikan lainnya yaitu sebesar 9,60 persen. Sedangkan tamatan Pendidikan SD ke bawah memiliki TPT sebesar 3,02 persen. Namun bila dibandingkan dengan Februari 2022, TPT pada semua kategori Pendidikan mengalami penurunan.

Berdasarkan data di atas, pemangku kebijakan dapat menentukan kebijakan yang tepat bagi dunia pendidikan di Indonesia. Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan menjadi tujuan bagi lulusan sekolah menengah pertama yang berniat untuk langsung bekerja tanpa melanjutkan ke jenjang diploma ataupun sarjana. Pada pendidikan kejuruan siswa disiapkan agar siap masuk dunia kerja, melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi maupun menjadi wirausaha. Namun justru di jenjang ini memiliki TPT tertinggi. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor penyebab tingkat pengangguran yang tinggi pada jenjang ini, karena lulusan SMK diharapkan dapat lebih banyak terserap di lapangan kerja.

Selanjutnya, TPT menurut Provinsi pada kondisi Februari 2020-Februari 2023, TPT tertinggi pada Provinsi Banten yaitu sebesar 7,97 persen artinya dari 100 orang angkatan kerja terdapat sekitar 8 orang yang menganggur. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan ibukota negara, DKI Jakarta yang sebesar 7,57 persen. Sedangkan TPT terrendah ada di Provinsi Sulawesi Barat yang sebesar 3,04 persen. Provinsi dengan TPT tertinggi setelah Banten diduduki Provinsi Jawa Barat yang sebesar 7,89 persen. Di pulau Jawa, TPT relative lebih tinggi dibandingkan dengan TPT di wilayah lain. Ini menunjukkan bahwa tingkat kesulitan bekerja di pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan pulau lain di Indonesia.

Karakteristik Penduduk Bekerja berdasarkan Lapangan pekerjaan utama pada Februari 2023 masih didominasi oleh penduduk bekerja di sektor pertanian yang sebesar 29,36 persen. Diikuti sektor Perdagangan dan sektor industri pengolahan yang masing-masing sebesar 18,93 persen dan 13,58 persen. Sisanya tersebar di sektor lapangan usaha lainnya. Persentase penduduk bekerja pada kategori Pertanian tergantung pada pola produksi. Pekerja akan banyak terserap pada masa tanam dan persiapan lahan. Berkurang pada masa perawatan dan selanjutnya akan meningkat kembali pada masa pemanenan.

Sektor perdagangan dan industri pengolahan yang menjadi sektor terbesar setelah pertanian banyak menyerap tenaga kerja. Hampir seluruh kegiatan perekonomian saat ini, produk barang dihasilkan melalui proses industri dan didistribusikan melalui rantai perdagangan. Kedua sektor ini nantinya akan menjadi sektor yang menggeser jumlah tenaga kerja pertanian yang lambat laun semkin menurun jumlahnya. Era industrialisasi dan modernisasi akan banyak diminati oleh angkatan kerja kedepannya.

Pemerintah sebagai pemangku kebijakan terkait ketenagakerjaan dalam menentukan regulasi yang tepat dalam target pembangunan perlu memperhatikan data ketenagakerjaan. Dengan menggunakan data profil ketengakerjaan, ketepatan dalam menentukan prioritas utama pemerintah dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia agar mampu bersaing dengan negara lain. Langkah konkrit yang menunjang membaiknya kondisi ketenagakerjaan melalui sistem perbaruan dan penyesuaian sistem pendidikan. Membangun lembaga pelatihan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan serta keterampilan. Mengadakan pelatihan kompetensi dan sertifikasi tenaga kerja.

Oleh : M. Daffa Refasyah Putra - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image