Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rayinda Prasetya Putri

Upaya Penurunan Stunting yang Masih Menjadi Masalah Kebutuhan Gizi di Indonesia

Edukasi | Saturday, 20 May 2023, 09:37 WIB
Foto oleh Linda Anne Brown

Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang ditandai dengan adanya gangguan tumbuh kembang pada anak karena kurangnya pemenuhan asupan gizi yang seimbang dalam jangka waktu yang cukup panjang. Stunting masih menjadi permasalahan gizi yang cukup krusial di Indonesia. Menurut data dari Survei Status Gizi Indonesia, angka prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2022 yakni sebesar 21,6%. Angka tersebut masih cukup tinggi karena di atas dari standar WHO terkait angka prevalensi stunting yang harus mencapai angka kurang dari 20%.

Banyak orang menganggap jika stunting hanyalah masalah tinggi badan anak yang di bawah rata-rata akan tetapi seiring bertambahnya usia seorang anak stunting menjadi suatu masalah yang berkaitan dengan rendahnya kemampuan seorang anak untuk belajar dan mengeksplor berbagai hal di sekelilingnya, kondisi mental dan sistem imun yang kurang baik, serta timbulnya berbagai macam penyakit kronis. Terdapat banyak penyebab dari stunting yang terjadi pada seorang anak dan penyebab-penyebab tersebut muncul dari berbagai faktor seperti pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan ekonomi.

Pertama, faktor pendidikan yakni masih kurangnya pengetahuan seorang ibu sejak masa kehamilan terkait asupan gizi seimbang untuk mendukung proses tumbuh kembang janin dalam kandungan. Selain itu, kurangnya pengetahuan seorang ibu terkait pemenuhan gizi seimbang pada anak juga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya stunting. Kedua, faktor kesehatan yakni adanya penyakit infeksi yang terjadi secara berulang kali pada anak sehingga tubuh seorang anak terus membutuhkan energi yang lebih untuk dapat melawan berbagai penyakit yang masuk ke tubuhnya. Jika hal ini tidak diimbangi oleh pemenuhan asupan yang bergizi seimbang, maka akan terjadi kekurangan gizi kronis terhadap seorang anak sehingga berujung pada stunting. Tidak hanya itu, sistem pelayanan kesehatan yang kurang merata di beberapa daerah di Indonesia juga menyebabkan terkendalanya pemeriksaan kesehatan secara berkala pada anak sehingga dapat menjadi penyebab terjadinya stunting. Ketiga, faktor lingkungan yakni sistem sanitasi yang masih buruk seperti kurangnya ketersediaan sumber air bersih di beberapa wilayah di Indonesia sehingga menjadi penyebab terjadinya infeksi yang dapat berujung pada stunting di kemudian hari. Dan yang keempat, faktor ekonomi yakni keluarga dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah cenderung sulit untuk membeli bahan makanan yang bergizi seimbang.

Permasalahan stunting di Indonesia dengan angka prevalensi yang cukup tinggi dan masih di atas standar dari WHO serta berbagai penyebab dari beberapa faktor yang ada, hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius dan kontribusi lebih dalam upaya preventif dari pihak pemerintah dan gotong royong dari seluruh kalangan masyarakat di Indonesia untuk menurunkan angka prevalensi stunting di Indonesia karena penurunan stunting sendiri menjadi salah satu target dari Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 yang termasuk pada tujuan pembangunan berkelanjutan kedua yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi serta mencapai suatu ketahanan pangan. Apabila angka prevalensi stunting di Indonesia masih terus tinggi maka sumber daya manusia yang dipersiapkan untuk masa depan memiliki kualitas rendah.

Dalam upaya penurunan stunting di Indonesia, pemerintah perlu melakukan suatu kerja sama atau kolaborasi dari berbagai sektor seperti sektor pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, dan ekonomi. Bersama dengan berbagai sektor yang terlibat, pemerintah perlu melakukan beberapa hal seperti memperbaiki dan memeratakan fasilitas layanan kesehatan di seluruh wilayah di Indonesia agar masyarakat khususnya anak-anak dapat mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara berkala serta membangun sistem sanitasi yang baik di beberapa wilayah sehingga masyarakat bisa memperoleh air bersih untuk keperluan sehari-hari dengan mudah. Kemudian, pihak pemerintah dapat berkolaborasi bersama lembaga swadaya masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia untuk melakukan upaya promotif dan preventif seperti sosialisasi, edukasi, dan pemberdayaan kepada masyarakat terkait pemenuhan asupan gizi seimbang pada anak yang dapat dilakukan sejak masa kehamilan seorang ibu. Pemerintah sebaiknya juga membenahi keadaan perekonomian di Indonesia seperti banyak membuka lapangan pekerjaan untuk mengurangi pengangguran, memberikan pelatihan dan modal usaha bagi kalangan masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. Dengan kondisi perekonomian yang stabil dalam suatu keluarga juga dapat memudahkan dalam membeli bahan makanan yang bergizi seimbang sehingga dapat mencegah terjadinya stunting. Dengan beberapa upaya tersebut diharapkan angka prevalensi stunting di Indonesia menurun secara signifikan sehingga dapat turut serta mensukseskan bersama salah satu target dari Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 dan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia untuk dapat berkompeitisi pada masa yang akan datang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image