Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Izzati Addina Fikri

Tingkat Inflasi Meningkat, Milenial Sanggup Beli Rumah?

Lainnnya | Friday, 19 May 2023, 17:23 WIB

Anak muda atau juga kerap kita dengar sebagai generasi milenial belakangan ini sering dikatakan terancam tidak bisa membeli rumah. Salah satu faktor utamanya yaitu dikarenakan kenaikan upah yang rendah, kenaikan UMR setiap tahunnya hanya sekitar 10% saja. Namun, kenaikan harga tempat tinggal sebesar 39,7% di 14 kota besar Indonesia. Terlebih lagi bahan pokok yang tentu harga setiap tahunnya juga ikut naik. Belum lagi gaya hidup yang konsumtif juga menjadi penyebab generasi milenial beli rumah, tingkat Konsumsi yang lebih tinggi terhadap suatu yang kurang esensial. Bukan karena meremehkan harga rumah yang terus meningkat, justru karena merasa jika harga yang sangat murah, maka skala prioritas dialihkan pada hal lain, Hal tersebut berhubungan juga dengan mindset yang berkembang. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi generasi milenial beli rumah adalah pekerjaan, para milenial rata-rata cenderung memilih buka usaha sendiri daripada di perusahaan orang. Hal itu menyebabkan tidak memiliki penghasilan yang tetap.

Tentu ada banyak faktor yang membuat harga suatu barang naik terutama rumah. Salah satu alasan kuat dari kenaikan harga rumah adalah inflasi. Inflasi sendiri disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu kenaikan likuiditas di pasar yang dapat mendorong konsumsi atau spekulasi, tingkat konsumsi masyarakat meningkat, dan terjadinya distribusi barang yang tidak lancar yang berimbas pada menurunnya nilai mata uang secara terus-menerus. inflasi sendiri adalah proses meningkatnya harga-harga secara umum dan dalam waktu yang terus-menerus berhubungan dengan mekanisme pasar. Inflasi sendiri sering sekali menjadi alasan pihak developer untuk menaikkan harga rumah, hal ini bertujuan agar para kaum milenial mulai membeli rumah sejak kini

Tak hanya inflasi, tanah yang semakin kini kian langka juga menjadi faktor dari kenaikan harga rumah. Sesuai dengan prinsip ekonomi, semakin langka barang maka akan semakin mahal harganya. Sebagai contoh yaitu tanah yang ada di pusat kota jakarta, kalaupun ada tanah yang dijual pasti harganya sangat mahal. Kini semua pembangunan kian bergerak ke daerah penyangga dari pusat perkotaan atau perekonomian di suatu daerah. Kemudian, yang menjadi alasan harga tanah menjadi meningkat yaitu permintaan properti yang juga kian meningkat, perumahan salah satu contohnya. Pasalnya perkembangan dalam bidang properti di Indonesia semakin besar khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan kota besar lainnya. Belum lagi penduduk yang semakin lama juga terus bertambah. Berbagai jenis dan tingkatan model rumah yang diminati masyarakat mulai dari rumah subsidi, rumah komersial hingga rumah tapak.

Adapun faktor lainnya yaitu berkembang dan bertambahnya kelas menengah. Dalam suatu negara berkembang, kelas menengah akan terus tumbuh sejalan dengan berputarnya roda ekonomi. Maka dari itu, kelas menengah pun turut memanfaatkan peluang ekonomi seperti turunnya suku bunga pinjaman. Pesatnya pertumbuhan jumlah kelas menengah dan keluarga berpenghasilan ganda maka akan mempengaruhi siklus kenaikan harga properti yang ikut naik. Rumah pun kini menjadi salah satu objek untuk berinvestasi. Berhubungan dengan semakin meratanya perekonomian dan bergeraknya pembangunan ke pesisir kota, maka kota yang berdampak juga akan ikut mengalami kenaikan pada harga tanah terutama rumah. Jadi banyak masyarakat yang menjadikan rumah menjadi objek untuk investasi dikarenakan dari tahun ke tahun seiring berkembangnya perekonomian suatu negara harga tanah dan rumah juga akan semakin naik. Apalagi daerah yang sekarang sudah menjadi dampak dari pembangunan infrastruktur. Maka dari itu banyak yang ingin menjadi investor properti.

Tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga dapat menjadi aset tetap milik pribadi. Menurut Lusiana Darmawan, perencana keuangan OneShildt Financial Planning, rumah tidak hanya sebagai tempat tinggal, namun juga dapat menjadi investasi karena harganya yang kian meningkat dan dinilai paling minim resiko dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. Kemudian rumah sebagai aset pribadi juga dapat menjadi penjamin pinjaman, dibisniskan atau diwariskan, serta juga memberi rasa bangga, nyaman dan aman daripada menyewa rumah milik orang lain.

Pada pasar properti, banyak terdapat perubahan harga yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Ini menjadikan masyarakat harus lebih cermat dalam mengelola kondisi finansial masing-masing. Secara tahunan atau year-on-year (YoY), tren Indeks Harga Rumah Nasional meningkat 6,1% pada Q1 2019 dibandingkan Q1 2018, dengan angka indeks 106,1. Lalu, tren indeks harga rumah berlanjut di Q1 2020, yaitu naik 7,9% YoY. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, beberapa di antaranya yaitu jumlah permintaan yang meningkat dan tidak diimbangi dengan bertambahnya lahan pemukiman, tingginya laju inflasi yang menyebabkan biaya pembuatan rumah ikut meningkat, berkembangnya infrastruktur jadi lebih memadai, serta tata letak pemukiman yang strategis dan banyak diminati.

Harga tanah ataupun rumah yang semakin hari kian meningkat menjadi pendorong kaum milenial untuk berspekulasi agar impiannya untuk membeli rumah tetap dapat tercapai. Mencari penghasilan tambahan salah satunya. Mencari pekerjaan sampingan adalah salah satu solusi yang dilakukan jika pekerjaan utama memberikan penghasilan yang pas-pasan. Sulit untuk mengumpulkan uang muka rumah jika hanya mengandalkan gaji utama yang jumlahnya habis untuk memenuhi kebutuhan pokok. Kemudian juga Berinvestasi. Investasi bisa membantu untuk mengembangkan aset melawan inflasi. Investasi juga bisa jadi alternatif pilihan untuk menyimpan dana darurat. Dana darurat ini bisa disimpan di instrumen dengan tingkat risiko rendah.

Kaum milenial dikenal sebagai kaum yang berpola hidup konsumtif. Maka dari itu Untuk dapat mengumpulkan dana uang muka pembelian rumah, sebagai kaum milenial harus merubah sifat konsumtif agar dapat menabung. Kita harus mengelola keuangan dengan seimbang, pengeluaran tidak boleh lebih besar dari pendapatan agar kita dapat berhemat dengan cara menekan pengeluaran.

Keputusan Generasi Milenial dalam kepemilikan rumah sangat erat kaitannya dengan kemampuan finansial. Meski dengan situasi yang kini semakin sulit, namun bukan berarti generasi muda tidak bisa untuk memiliki rumah kedepannya. Generasi muda harus cermat dalam melihat peluang. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi khusus agar para milenial ini bisa memiliki rumah atau hunian sendiri, yaitu dengan cek kemampuan finansial, tentukan budget rumah yang ingin dibeli, mencari penghasilan tambahan, berinvestasi, dan disiplin dalam menghemat uang. Cek kemampuan finansial. Susunlah neraca keuangan meliputi pemasukan dan pengeluaran. Menentukan budget rumah yang ingin dibeli. Tentukan target yang masuk akal dan sesuaikan dengan penghasilan saat ini dan kemungkinan peningkatan penghasilan beberapa tahun ke depan.

Membangun kerangka kebijakan untuk membangun ekosistem pembiayaan perumahan di Indonesia seperti yang sudah banyak diterapkan pemerintah seperti program Satu Juta Satu Rumah juga menjadi salah satu solusi untuk membantu masyarakat memiliki rumah layak huni serta sarana dan prasarana bagi masyarakat umum. Kemudian juga ada program Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM), Kredit Kepemilikan Rumah Subsidi Selisih Bunga (KPR SSB) dan masih banyak lagi program pemerintah yang menjadi solusi bagi kaum milenial dari keadaan dan kondisi yang disebut akan sulit untuk membeli rumah. Hal ini butuh dikembangkan oleh pemerintah agar menjadi suatu terobosan dan kemudahan bagi masyarakat khususnya kaum milenial yang ingin membeli rumah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image