Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image NABILLA RACHMA DEASY

Pentingkah Penerapan Pronouns dalam Kehidupan Sehari-Hari Masyarakat Indonesia?

Edukasi | 2023-05-19 14:43:33

Melalui perkembangan IPTEK kita manusia modern dapat dengan mudah mengakses budaya, tradisi, maupun propaganda dari negara lain. Pada kesempatan kali ini, saya akan mengangkat isu pronouns yang hingga kini masih kerap menjadi perdebatan. Pronouns adalah kata ganti yang ditujukan pada seseorang yang sedang berbicara atau yang sedang dibicarakan. Dalam Bahasa Inggris kata ganti dipakai berdasarkan gender, dan hal ini tentunya sangat berbeda dengan kata ganti dalam Bahasa Indonesia yang tidak berbasis gender. Seperti yang kita ketahui, bahwa sebagian besar masyarakat Amerika Serikat telah menormalisasi komunitas LGBTQ+ dan sebagainya. Hal inilah yang memicu munculnya propaganda “pronouns” ini, yaitu banyak dari orang transgender dan non-binary memilih untuk mengganti identitas asli mereka dengan mengubah nama asli menjadi nama baru. Mereka melakukan hal ini agar merasa lebih nyaman untuk menjadi individu yang baru.

Lalu mengapa hal ini dianggap penting? Menggunakan kata ganti yang benar merupakan wujud penghormatan dan saling menghargai antar sesama manusia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Amanda Pollitt, Gu Li, dan Arnold Grossman pada tahun 2018, menggunakan nama pilihan dapat mengurangi tingkat kemungkinan depresi dan bunuh diri pada remaja transgender. Hal ini terjadi karena, nama pilihan dapat membantu remaja untuk menegaskan identitas gender mereka. Menggunakan pronouns yang tepat dapat membantu teman-teman transgender dan non-binary merasa identitas barunya dapat diterima, dihormati, dan didukung. Sebaliknya, apabila kita menggunakan pronouns yang salah kemungkinan dapat menyinggung atau menyakiti mereka serta membuat mereka merasa tidak diterima di masyarakat.

Terdapat 9 macam pronouns dalam propaganda ini. Masing-masing pronouns memiliki penggunaannya tersendiri menurut gender maupun neutral-gender. Di dalamnya terdapat pula neo-pronouns yaitu varian baru dari pronouns yakni meliputi ze/hir dan xe/xyr, kata ganti ini sangat jarang digunakan dan diketahui di negara lain, serta sebagian penggunanya merupakan queer. Sebagian individu memilih they/them sebagai kata ganti, hal ini dilakukan karena mereka menganggap pronouns they/them adalh kata ganti yang netral tanpa melihat gender. Munculnya pemikiran penggunaan kata ganti they/them ini disebabkan oleh kata ganti he dan she dalam Bahasa Inggris yang tidak mewakili orang transgender dan non-binary serta pencegahan mispersepsi gender oleh orang awam.

Lalu apakah propaganda ini disetujui oleh masyarakat? tentunya tidak semua masyarakat setuju dengan pronouns ini. Tidak sedikit orang menganggap bahwa hal ini membingungkan dan malah membuat identitas seseorang terlalu kaku. Kubu kontra dengan hal ini tidak semuanya merupakan orang awam yang tidak pro-LGBTQ+ melainkan bahkan sebagian anggota dari komunitas LGBTQ+ juga menganggap hal ini adalah sesuatu yang aneh dan tidak berguna. Banyak perdebatan yang terjadi dalam diskusi mengenai hal ini dan dapat kita lihat dari beberapa konten Youtube, Tiktok, dan sosial media lain oleh kreator luar negeri yang membahas isu ini. Dalam suatu wawancara, terdapat seseorang yang pro-pronouns mengatakan bahwa mispersepsi pronouns seharusnya masuk dalam kategori kejahatan dan seseorang harus diberi hukuman apabila melakukannya. Tentu saja hal ini memancing kontroversi dan komentar negatif, bahwa pendapat individu tersebut sangat konyol dan tidak masuk akal. Namun, walaupun propaganda ini banyak menuai konflik, penggunaannya tidak pernah berhenti hingga saat ini.

Penggunaan pronouns sendiri sudah banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia. Dapat kita lihat beberapa masyarakat Indonesia khususnya remaja, anak-anak dan beberapa orang dewasa mulai menambahkan pronouns pada bio sosial media milik mereka. Hal ini menjadi trend dan booming pada tahun 2020-an. Berbagai macam sosial media telah menambahkan kolom khusus untuk menambahkan pronouns pada bio, contohnya Instagram. Penyematan pronouns sudah tidak asing lagi bagi remaja Indonesia. Dalam beberapa kesempatan, mereka akan menambahkan pronouns pada biografi mereka saat berkenalan dengan orang lain.

Lalu apakah penggunaan pronouns itu penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia? Penggunaan pronouns di kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia merupakan hal yang tidak terlalu penting. Tentunya, pronouns tidak banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari oleh masyarakat Indonesia. Mayoritas masyarakat Indonesia dalam sebagian besar waktu akan menggunakan Bahasa Indonesia yang memiliki kata ganti yang terbatas dan tidak berbasis gender. Selain itu, Indonesia tidak terbuka pada LGBTQ+ dan sebagian besar masyarakatnya beragama Islam, dimana dalam Islam hal-hal yang mengarah ke LGBTQ+ sangat dilarang dan tidak bisa ditoleransi, sehingga hal-hal seperti pronouns masih tabu bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun, bagi sebagian masyarakat Indonesia khususnya remaja, mereka akan menganggap hal ini cukup penting, karena sudah menjadi bagian dari identitas diri dan susah untuk menghilangkannya. Pronouns tidak lagi menjadi tren saja melainkan sebuah bagian dari identitas penggunanya, meskipun penggunaannya hanya dicantumkan dalam biografi saja. Maka dari itu sebenarnya penggunaan pronouns ini bukanlah sesuatu yang penting bagi masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, melainkan hal ini digunakan sebagai pelengkap dalam suatu waktu saja.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image