Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Maura Panditari

Nafas Bau? Ayo Lihat Obat Kumur yang Paling Cocok!

Edukasi | 2023-05-19 13:30:05

Sumber: selera.id

Maura Desta Panditari - Fakultas Kedokteran Gigi

Sering sekali secara refleks kita menambahkan obat kumur dalam daftar belanjaan setiap bulan. Entah digunakan atau tidak, tapi pasti ada di kebutuhan setiap manusia dalam kegiatan sehari-hari. Namun, belum semua paham efek dan dampak yang dapat terjadi ketika menggunakan obat kumur kelebihan ataupun hanya sekedar ketika nafas bau saja.

Secara umum, obat kumur merupakan suatu cairan yang dapat memberikan kesegaran bersamaan dengan membersihkan rongga mulut dari plak atau bakteri yang secara jangka panjang dapat menyebabkan kelainan di rongga mulut (Mervrayano and Bahar, 2015). Obat kumur memiliki cara penggunaan yang spesifik. Dimulai dengan cairan obat kumur dimasukkan ke dalam mulut kemudian ditahan untuk beberapa waktu sambil kumur menggunakan kekuatan mekanik otot untuk menghilangkan patogen di dalam mulut. Pada saat ini, sudah banyak pemasaran obat kumur yang beredar yaitu, Listerine, Cepacol, Betadine, dan Scope. Namun, pada artikel ini akan membahas perbandingan antara Listerine dan Betadine pada audiens umum.

Listerine merupakan obat kumur generasi pertama yang mampu mengurangi plak dan gingivitis apabila digunakan 4 hingga 6 kali sehari dan memiliki substantivitas (kemampuan bahan antibakteri untuk mengikat gugus anionik pada permukaan gigi dan mukosa mulut) terbatas. Dapat dikenal juga sebagai obat kumur antiseptik yang mengandung beberapa zat aktif seperti eucalyptol, menthol, methyl salicylate, dan thymol yang membantu dalam mencegah dan mengurangi plak dan gingivitis. Untuk Listerine memiliki aturan pakai terutama dosis yang berbeda bagi dewasa (20 ml) dilakukan pada pagi dan malam hari dan anak-anak tidak disarankan karena dicemaskan jika tertelan. Diperlukan untuk kumur selama 30 detik dan tidak ditelan dikarenakan dapat menyebabkan gangguan pada tubuh seperti rasa mual, muntah, iritasi pada lambung, sakit pada perut, dan panas pada tenggorokan akibat dari kandungan kadar alkohol yang tinggi (Fedi et al., 2004).

Obat kumur Betadine merupakan obat kumur antiseptik yang mengandung Povidone-Iodine sebesar 1%. Secara umum, povidone-iodine digunakan sebagai obat untuk luka pada tubuh, tetapi dalam obat kumur dapat digunakan untuk menghilangkan bakteri, dan dapat menyembuhkan sariawan dan nafas bau yang terdapat dalam area oral. Jika Listerine memerlukan 20 ml, untuk Betadine hanya peru menuangkan 10 ml kemudian kumur selama 45 detik dan tahan selama 30 detik di dalam mulut. Jangan lupa untuk tidak sampai tertelan lalu dikeluarkan ke wastafel. Untuk dosis obat kumur Betadine pada dewasa yaitu, 10 ml digunakan 3-5 kali sehari, dan pada anak-anak (di atas 6 tahun) sebanyak 10 ml selama 30 detik digunakan 3-5 kali sehari. Namun, kandungan zat povidone-iodine pada obat kumur Betadine dapat memberikan dampak negatif bagi ibu hamil dan menyusui karena dapat dengan mudah masuk ke dalam plasenta dan ASI. Kemudian, disarankan untuk menggunakan obat kumur tersebut lebih dari 14 hari dikarenakan dapat mengakibatkan kemerahan pada bagian lidah, rasa gatal pada lidah, wajah hingga tenggorokkan akibat dari reaksi alergi yang dapat dialami, serta dengan mengubah warna putih susu dari gigi kita.

Telah terurai perbedaan antara obat kumur antiseptik Listerine dan Betadine yang sering dilihat pada pemasaran saat ini. Namun, berdasarkan hasil uraian kedua obat kumur memiliki keunggulan masing-masing sesuai dengan kebutuhan anda. Bagi anda yang ingin obat kumur yang dapat menyegarkan nafas bau, dapat menggunakan obat kumur Listerine. Namun, jika anda ingin mengurangi atau mengobati sariawan secara efektif dapat mengalihkan ke obat kumur Betadine.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image