Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yum Roni Askosendra

Tawakal, Berserah Diri Bukan Menyerah

Agama | Friday, 19 May 2023, 08:04 WIB
Unta di padang pasir (wallpapaerflare)

Tawakal adalah salah satu ibadah yang agung. Siapa pun pasti butuh sandaran ketika berada dalam kondisi sulit, lelah, letih, tertekan faktor ekonomi dan lain-lain. Pada saat itu, tidak ada yang bisa membantu selain Sang Pencipta, Allah Ta'ala, sehingga makhluk akan berserah diri kepada-Nya.

Apabila seseorang telah berusaha semaksimal mungkin lalu menyerahkan semua urusannya kepada Allah, semuanya akan mudah baginya, baik urusan dunia maupun akhirat. Allah Ta'ala berfirman,

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu." (QS. Ath-Talaq: 2-3).

Definisi

Tawakal adalah kata serapan dari bahasa Arab dengan akar kata wa-ka-la, lalu menjadi tawakkala-yatawakkalu-tawakkulan. Secara bahasa, artinya adalah menyerahkan urusan kepada yang lain karena tidak sanggup melakukannya. Tawakal kepada Allah artinya berserah diri dan menyerahkan urusan sepenuhnya kepada Allah. (Lisan Al-Arab: Ibnu Manzhur).

Adapun definisi secara istilah ada beberapa pendapat, antara lain adalah:

1. Abdullah bin Abbas mengatakan, tawakal artinya percaya dan yakin kepada Allah. Tawakal yang benar adalah ketika kamu percaya kepada Allah dan semua janji-Nya, karena semua hal yang ada di sisi Allah lebih mulia dan lebih kekal dibandingkan segala hal yang kamu miliki di dunia.

2. Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan, tawakal berarti menghilangkan sikap mengeluhkan sesuatu kepada manusia.

3. Ibnul Qayyim dalam Madarij As-Salikin mengatakan, sikap tawakal adalah separuh dari agama dan separuh lainnya adalah pertaubatan, karena di dalam agama ada dua unsur yaitu memohon pertolongan dan beribadah. Tawakal adalah memohon pertolongan dan taubat adalah ibadah.

Perintah tawakal

Banyak keterangan dalam ayat-ayat Al-Quran dan hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang perintah untuk bertawakal kepada Allah.

a. Dalil dari Al-Quran

Firman Allah Ta'ala, "Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal." (QS. Ali Imran: 159).

Firman Allah Ta'ala, "Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman." (QS. Al-Maidah: 23).

Firman Allah Ta'ala, "Apabila kamu beriman kepada Allah, maka bertawakallah kepada-Nya, jika kamu benar-benar orang muslim (berserah diri)." (QS. Yunus: 84).

Firman Allah Ta'ala, "Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup, Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya." (QS. Al-Furqan: 58).

b. Dalil dari hadits

Diriwayatkan dari Umar bin Khattab bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Sungguh seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang sebenarnya, niscaya Dia akan memberi rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberi rezeki burung-burung. Mereka berangkat pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang." (HR. At-Tirmidzi dan An-Nasa'i).

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas tentang sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam terkait ciri-ciri 70.000 golongan dari umatnya yang masuk tanpa hisab (perhitungan), "Mereka adalah orang-orang yang tidak tathayyur (menganggap sial sesuatu), tidak meminta di-kay (berobat dengan besi panas), tidak pernah minta di-ruqyah, serta mereka yang bertawakal kepada Tuhan mereka." (HR. Al-Bukhari).

Tiga kondisi manusia dalam bertawakal

1. Orang yang tidak mau berusaha. Ia bertawakal kepada Allah hanya dengan hati dan keyakinan, tanpa menghiraukan usaha dan kerja keras untuk menggapai tujuan. Ini adalah tawakal yang salah kaprah, karena masuk dalam kategori menyerah, bukan berserah diri kepada Allah.

2. Orang yang berusaha mati-matian tanpa bergantung kepada Allah. Hati, pikiran dan tenaganya diarahkan untuk menggapai tujuan. Ia menganggap hanya dengan berusaha, ia akan berhasil. Ini merupakan sikap kaum materialisme dan rasionalisme. Hal ini bertentangan dengan ajaran agama.

3. Orang yang memadukan usaha dan kerja keras dengan sikap bertawakal kepada Allah. Ia yakin bahwa usaha hanyalah sarana dan sebab untuk mencapai cita-citanya sedangkan hasilnya tergantung kepada Allah semata. Inilah sikap yang sesuai dengan syariat Islam.

Manfaat tawakal

Bertawakal kepada Allah membuat seseorang yakin dengan ketentuan Allah dan rida dengan takdirnya. Apa pun yang telah diperbuat untuk kepentingan dirinya, ia yakin telah digariskan Allah. Sehingga, hidupnya menjadi tenang dan sabar dalam menghadapi kehidupan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image