Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Andini Maharani Santosa

Tren Fast Fashion, Berbahaya?

Edukasi | 2023-05-18 19:46:49
Sumber: https://www.womenfitness.net/wp/wp-content/uploads/2016/11/fast-fashion.jpg
Sumber: https://www.womenfitness.net/wp/wp-content/uploads/2016/11/fast-fashion.jpg

Fast Fashion adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan model bisnis yang sangat menjanjikan dan eksploitatif, pakaian diproduksi secara massal dalam kurun waktu yang singkat. Pakaian-pakaian tersebut sengaja dibuat untuk tidak bertahan lama, salah satu strategi yang dikenal sebagai keusangan yang direncanakan karena biaya produksinya murah dan hanya mengikuti perkembangan tren.

Produsen memproduksi pakaian dengan lebih cepat sebagai respon perubahan tren yang sangat cepat. Mereka juga menggunakan bahan kain sintetis yang murah untuk menekan biaya. Kain yang biasa digunakan pada pakaian fast fashion adalah katun, poliester, linen, rayon, spandex, dan lainnya.

Katun sebenarnya dapat terurai secara alami, namun proses penanamannya merusak lingkungan, seperti penggunaan pestisida dan zat-zat beracun lainnya yang dapat merusak pasokan air. Untuk bisa menghasilkan satu kilogram (kg) katun, setidaknya dibutuhkan 10 ribu liter air. Total tersebut belum termasuk untuk memproduksi satu pakaian seperti kaos atau celana. Setidaknya dibutuhkan 7.500 liter air untuk membuat celana jeans dan 2.500 liter air untuk sebuah kaos.

Bahan kain sintetis menyumbang seperlima dari 300 juta ton plastik yang diproduksi secara global setiap tahunnya. Poliester, salah satu bentuk plastik yang ada di mana-mana yang berasal dari minyak, telah mengambil alih posisi kapas sebagai tulang punggung produksi tekstil. Pakaian yang terbuat dari poliester dan serat sintetis lainnya merupakan sumber utama polusi mikroplastik. Setiap tahunnya, industri ini membuang jutaan ton serat mikroplastik ke lautan yang sangat berbahaya bagi kehidupan laut. Setiap detiknya, satu truk penuh pakaian bekas dibakar atau dikubur di tempat pembuangan akhir.

Lalu, sebagai generasi penerus, apa yang dapat kita lakukan?

1. Berhenti mengikuti tren

2. Membeli pakaian yang bersifat timeless

3. Menormalisasi penggunaan pakaian secara berulang

4. Secara eksklusif membeli dari merek-merek yang etis dan berkelanjutan

5. Menjauhi pakaian dengan kain poliester, nilon, dan akrilik.

6. Membeli pakaian thrift

Beberapa merek fast fashion telah berupaya untuk mengurangi dampak mereka pada lingkungan dan masyarakat, dengan upaya menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan dan praktik-praktik yang lebih berkelanjutan dalam produksi mereka.

Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk mengetahui sumber pakaian mereka dan mempertimbangkan opsi alternatif seperti membeli pakaian bekas atau mendukung merek yang berkomitmen pada praktik yang lebih bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image