Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Khansa Nur Maharani

Suara Generasi Milenial Sebagai Objek Memperkuat Partisipasi Politik dan Keputusan Bangsa

Politik | 2023-05-18 18:20:41
(Source: suarasurabaya.net)
(Source: suarasurabaya.net)

Pemilihan umum atau yang disingkat sebagai Pemilu ialah tonggak penting dasar demokrasi di Indonesia, dimana rakyat memiliki hak dan kesempatan dalam memilih sosok pemimpin yang diharapkan dengan ikut serta mewujudkan perubahan melalui suara yang dimilikinya. Dalam era demokrasi modern ini, partisipasi politik menjadi pilar penting dalam menjaga stabilitas dan dukungan di masyarakat. Di Indonesia, negara yang mayoritas penduduknya di dominasi oleh kaum milenial menjadikan keterlibatan mereka dalam ranah politik semakin signifikan. Banyak milenial di Indonesia yang memiliki karakteristik unik nan membedakannya dari generasi sebelumnya, mereka tumbuh di era globalisasi dimana akses teknologi dan informasi telah mengubah cara mereka berinteraksi dengan dunia. Keahlian digital yang kuat, konektivitas melalui media sosial yang luas, dan pemahaman mendalam mengenai isu-isu global memberi generasi milenial alat yang ampuh untuk berpartisipasi dalam politik. Namun, terlepas dari potensinya yang besar, generasi milenial di Indonesia malah seringkali dipandang sebagai fenomena politik, dan bukan menjadi subjek yang aktif serta berpengaruh. Stereotip negatif terhadap generasi ini mengakibatkan kurangnya kesempatan partisipasi mereka untuk terlibat, karena terkadang keputusan politik yang dibuat selalu bertentangan dengan aspirasi mereka.

Pesatnya teknologi yang memudahkan akses internet menjadikan media sosial sebagai wadah dalam penyampaian pandangan politik, maka tak heran jika mereka dapat melobi massa aksi, memobilisasi dukungan dari segala penjuru, serta mengorganisir aksi politiknya.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir menyoroti dari beberapa gerakan dan aktivisme politik yang dilakukan oleh para milenial bisa dikatakan cukup membawa dampak yang positif terhadap simpatik publik. Di tahun 2019 cukup ramai penggunaan tagar pada platform Twitter yang menyuarakan sebuah aspirasi #2019GantiPresiden. Pada awalnya gerakan ini bermula dari sebagian masyarakat yang merasa kurang puas terhadap kinerja pemerintah saat itu dan menginginkan calon pemimpin baru. Meskipun gerakan ini mencapai popularitas yang signifikan di media sosial namun, perlu dicatat bahwa gerakan ini tidak mengubah hasil pemilihan presiden pada tahun 2019. Presiden Joko Widodo tetap terpilih lagi berdasarkan perhitungan suara hasil pemilihan umum yang diselenggarakan pada bulan April tahun 2019 yang lalu. Gerakan #2019GantiPresiden mempresentasikan bahwa pentingnya keterlibatan politik bagi generasi milenial dan peran media sosial dalam membentuk opini publik. Meski tujuan yang diharapkan tidak terpenuhi akan tetapi hal ini telah menunjukkan sebuah pengaruh dan power kaum milenial dalam menyampaikan aspirasi politiknya.

Beberapa saat lagi pemilihan umum 2024 akan segera dilaksanakan. Melalui contoh dari sebuah aksi yang telah disebutkan diatas, bagaimana jadinya apabila semakin banyak para milenial yang melek akan politik? Apa pengaruhnya terhadap kemajuan negeri?.

Berdasarkan data yang didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, menyatakan bahwa negara Indonesia banyak di dominasi oleh generasi milenial dan generasi z. Meski demikian hak memilih dalam pemilu dilakukan apabila seorang pemilih setidaknya genap berusia 17 tahun sementara gen z saat ini rata-rata masih berada pada rentang usia 15-23 tahunan. Lantas, bukankah hal ini sudah dapat di pastikan bahwa pemilu 2024 nantinya akan di dominasi oleh generasi milenial.

Dengan jumlah populasi yang besar, generasi milenial memiliki potensi untuk menjadi kekuatan pemilih yang substansial. Apabila mereka ikut terlibat aktif dalam pelaksanaan pemilu dan pemungutan suara, mereka dapat memengaruhi hasil pemilu dan menentukan siapa yang akan terpilih menjadi pemimpin dan wakil rakyat. Dengan demikian intervensi dari milenial nantinya dapat mengubah struktur kekuatan politik dan menyebabkan perubahan representasi politik di Indonesia. Namun, penting untuk diketahui bahwa partsipasi milenial dalam pemilu masih belum mencapai puncaknya, karena terhambat oleh bebrapa tantangan seperti rendahnya kesadaran memilih, terbatasnya akses informasi politik, serta rasa ketidakpuasan terhadap sistem politik yang masih perlu diatasi.

Meskipun milenial banyak mengalami tantangan dalam terlibat politik, mereka juga pasti membawa perubahan besar menuju arah yang positif, karena milenial di Indonesia sering kali dipandang sebagai agent of change yang mempromosikan perubahan, dan memperjuangkan isu-isu sosial penting. Dengan meningkatkan kesadaran politik, pendidikan politik, serta keterlibatan dalam berpolitik saya yakin jika generasi milenial dapat menjadi sumber kekuatan dalam membentuk masa depan politik Indonesia yang lebih baik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image