Membangun Kesadaran Akademik : Mengenal Bahaya Plagiarisme dari Penggunaan Chat GPT terhadap Kualita
Teknologi | 2023-05-16 19:17:01Dunia pendidikan merupakan salah satu penyebab munculnya teknologi Artificial Intelligence (AI) yang dapat memberikan kemudahan bagi siapa saja yang menggunakannya, salah satunya dalam lingkungan akademik yaitu penulisan karya ilmiah pada mahasiswa. Keberadaan teknologi perlu diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan efektifitas serta efisiensi dalam kehidupan yang terus berkelanjutan. Teknologi tidak dapat dipisahkan dari masalah karena teknologi lahir dan dikembangkan berbasis digital untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam kehidupan manusia. Artificial Intelligence (AI) dapat diibaratkan sebagai otak dari suatu robot. Artificial Intelligence (AI) adalah bentuk teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai asisten yang dapat membantu pekerjaan layaknya robot dengan berupa visual secara virtual dalam sistem komputer virtual dalam suatu sistem komputer (Pratikno, 2017: 19).
Chat GPT merupakan singkatan dari generative pretrained transformer, sebuah chat bot berbasis Artificial Intelligence (AI). ChatGPT didefinisikan sebagai sebuah chatbot AI yang memiliki model bahasa generatif menggunakan teknologi transformer untuk memprediksi probabilitas kata atau kalimat berikutnya dalam suatu instruksi perintah suatu teks. Riset yang dilakukan oleh firma analitik UBS menyebutkan bahwa pertumbuhan Chat GPT berhasil melampaui kecepatan TikTok, atau aplikasi layanan populer lainnya. Kemudian dikutip dari Engadget, Sabtu (4/2/2023), dalam bulan pertama rilisnya AI sudah ada sekitar 57 juta pengguna aktif setiap bulannya. Sedangkan pada Januari 2023, platform itu telah mendapat kunjungan dari sekitar 13 juta pengguna setiap harinya.
Bagi Dina, aktivitas penyusunan ilmiah penggunaan informasi dari teknologi AI hendaknya tidak digunakan oleh para dosen maupun mahasiswa. Namun, aplikasi ini dapat digunakan dalam mencari bahan riset di awal. “Memakainya memanglah tidak dilarang, tetapi untuk pengerjaan riset di awal dalam pencarian informasi lebih khusus sepatutnya tidak digunakan chatbot dalam penyusunan ilmiah untuk degree maupun mencari nilai,” katanya. Informasi dari chat GPT sepenuhnya adalah hasil bot yang memungkinkan banyak mengcopy karya maupun jurnal orang lain, aplikasi ini sebaiknya tidak disarankan untuk digunakan di universitas karena dampak negatif dalam dunia pendidikan. Tidak sepenuhnya jawaban yang diberikan akurat,” ungkap Dosen Fakultas Hukum UGM, Dina W. Kariodimedjo, Ph. D., dalam kegiatan webinar yang diselenggarakan oleh UGM Kampus Jakarta berjudul Penulisan Ilmiah Dalam Pusaran Teknologi Artificial Intelligence (AI), selasa (14/3). Informasi yang diambil dari AI besar kemungkinan dapat ditemukan plagiarisme sebab teknologi robot dapat mengambil berbagai informasi dari berbagai sumber tanpa menyebutkan sumber informasinya. Sedangkan faktor plagiarisme sendiri, menyangkut pengambilan ataupun ide pemikiran, invensi dan tulisan.
Sesuai dengan aturan Permendiknas No 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi disebutkan bahwa plagiarisme merupakan kegiatan yang sengaja atau tidak sengaja untuk menilai dari sebuah karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya atau karya ilmiah pihak lain tanpa memberikan sitasi atau sumber informasinya. Founder and CEO Brain Corp, Romi Satria Wahono, Ph. D., mengatakan bahwa penggunaan teknologi AI dalam tulisan akademik dan kegiatan riset sebenarnya telah membantu aktivitas riset di awal, seperti mencari permasalahan riset sampai topik yang sesuai untuk ditulis. Beliau memperjelas pendapatnya bahwa AI adalah mesin yang sanggup melaksanakan tugas-tugas yang membutuhkan kecerdasan manusia dalam mempelajari berbagai prosedur dengan mekanisme algoritma sehingga dapat membuat mesin robot tersebut mengerjakan tugas yang sepatutnya seperti manusia yang mengerjakan.
Menurut informasi statistik dan fakta dari demansage, saat ini Chat GPT memiliki 1,16 miliar pengguna. Hal ini menunjukkan telah mencapai 1 miliar pengguna pada Maret 2023. angka tersebut menunjukkan adanya peningkatan mencapai 55% dari Februari hingga Maret 2023 yang berhasil menjangkau 1 juta pengguna dalam 5 hari pertama dan 100 juta pengguna dalam dua bulan. Fakta lainnya yaitu Amerika Serikat memiliki jumlah pengguna Chat GPT tertinggi dengan persentase 11,72% dari pengguna. Diikuti oleh India dengan 6% pangsa pengguna. Chat GPT diperkirakan menghasilkan pendapatan sebesar $200 pada akhir tahun 2023. Selanjutnya, pada akhir tahun 2024, pendapatan yang diharapkan mencapai $1 miliar. Berikut adalah tabel penyajian data persentase pengguna Chat GPT dari berbagai negara.
Munculnya Teknologi Chat GPT AI berbasis chatbot telah memberikan dampak positif yang signifikan dalam kehidupan di era sekarang. Salah satunya adalah kemudahan dan efisiensi dalam mengakses informasi dan komunikasi yang dapat membantu meningkatkan produktivitas dalam berbagai bidang. Chat GPT AI juga membawa dampak positif dalam dunia riset dan pendidikan yang dapat membantu siswa belajar mandiri dengan menyajikan materi pembelajaran yang interaktif dan adaptif sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Sedangkan dalam dunia riset, Chat GPT AI dapat membantu para peneliti dalam menganalisis dan memproses data, serta membantu memprediksi output dari suatu eksperimen tertentu.
Namun, belakangan ini banyak mahasiswa yang beranggapan bahwa kegiatan menulis merupakan suatu hal yang sulit dilakukan disebabkan rasa enggan dan kurangnya motivasi dalam mengerjakan. Hal ini yang menjadi hambatan bagi mahasiswa untuk menghasilkan sebuah tulisan akademik terutama penulisan karya ilmiah. Kebiasaan menulis dengan budaya copy-paste yang menyebabkan mahasiswa malas dan tidak termotivasi untuk menuangkan ide dan gagasannya melalui tulisan akademik. Budaya copy-paste dalam penulisan akademik merujuk tindakan menyalin teks dari sumber lain tanpa melakukan sitasi dalam penyajian karyanya. Hal ini tentunya sangat merugikan karena mengurangi orisinalitas karya tulis ilmiah dan melanggar hak cipta seseorang serta integritas akademik.
Penggunaan Chat GPT AI yang kurang bijak justru mengakibatkan dampak negatif terhadap pelajar dan mahasiswa yaitu dapat meningkatkan angka plagiarisme dan mengurangi motivasi dalam kemampuan menulis ilmiah dan berpikir kritis. Hal tersebut menjadikan permasalahan yang cukup serius terutama di lingkungan akademik yang menyebabkan kehilangan kemampuan untuk berpikir secara kritis dan berkontribusi pada pengetahuan yang lebih luas dan kurangnya motivasi dalam tulisan akademik sehingga merasa enggan untuk menuangkan ide atau gagasan terbarunya.
Untuk mengantisipasi dari bahaya plagiarisme dan perilaku yang kurang bijak dalam menggunakan Chat GPT AI diperlukan beberapa upaya dan faktor pendukung untuk mengimplementasikannya. Beberapa upaya yang dapat dilakukan diantaranya adalah :
1. Pelajar dan mahasiswa dapat dibekali pengetahuan melalui pelatihan atau bootcamp.
Para pelajar dan mahasiswa dapat memperluas pengetahuannya dalam mengimplementasikan ide atau gagasan baru yang akan dituangkan ke dalam tulisan akademik yang baik dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, dan seminar atau workshop.
2. Keterampilan dan kemampuan dalam parafrase.
Salah satu keterampilan yang penting untuk dikembangkan dalam menulis karya ilmiah adalah kemampuan untuk melakukan parafrase atau merangkai ulang kata-kata dari sumber asli dengan menggunakan bahasa sendiri tanpa mengubah makna aslinya. Hal tersebut dapat melatih para pelajar dan mahasiswa untuk belajar berpikir kritis dalam mengungkapkan ide gagasan dengan menggunakan berbagai teknik seperti mengubah susunan kata, memilih sinonim yang tepat dan menambahkan informasi baru yang relevan dengan topik yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Melakukan sitasi atau menyertakan sumber referensi.
Dalam menyajikan sebuah tulisan akademik penting adanya penggunaan referensi atau sumber referensi karena dapat memperkuat gagasan dari tulisan akademik. Namun, perlu mencantumkan sitasi atau sumber referensi yang digunakan pada setiap opini, ide, gagasan dan kutipan didalam karya tulisannya.
4. Melakukan check plagiarisme.
Usai membuat karya tulisan, penting untuk memastikan tulisan yang telah dibuat terbebas dari plagiarisme. Untuk memastikan keaslian tulisan dan mencegah adanya plagiarisme, banyak software atau aplikasi pengembangan untuk mendeteksi plagiarisme yang dapat diakses secara gratis maupun berbayar atau dengan memanfaatkan fasilitas uji plagiarisme yang disarankan oleh dosen atau kampus masing-masing. software atau aplikasi tersebut bekerja dengan membandingkan teks yang diunggah dengan sumber yang terdapat dalam internet atau basis data internal dengan memberikan laporan persentase kesamaan pada kedua teks tersebut. Proses ini dikenal sebagai "check plagiarisme" dan menjadi bagian penting dari proses penulisan yang benar dan etika yang baik dalam kepenulisan.
5. Melakukan interpretasi.
Interpretasi adalah proses penting untuk mencegah adanya plagiarisme. Hal ini dikarenakan dalam penulisan, seringkali ditemukan penggunaan ide atau konsep orang lain sebagai sumber informasi atau referensi di sebuah tulisan akademik. Namun, adanya interpretasi ditujukan memberikan opini dari informasi yang telah diperoleh menurut sudut pandang dan wawasan seseorang dan diekspresikan dengan menggunakan kata-kata dan gaya penulisan yang berbeda yang mencerminkan pemahaman seseorang sesuai topik yang diinginkannya.
Oleh : Venny Pramudita Rahayu | Universitas Airlangga
Source :
Astagisa, R., Aldiansyah, R. D., & ... (2022). Peran Penting Artificial Intelegent dalam Pengembangan Metode Pembelajaran Bagi Siswa di Indonesia. Prosiding, 228–235.
Febrianto, T., Edi, S. ., & Sunarno. (2013). Rancang Bangun Alat Uji Kelayakan Pelumas Kendaraan Bermotor Berbasis Mikrokontroler. Unnes Physics Journal, 2(1), 30–34.
Putri Supriadi, S. R. R., Haedi, S. U., & Chusni, M. M. (2022). Inovasi pembelajaran berbasis teknologi Artificial Intelligence dalam Pendidikan di era industry 4.0 dan society 5.0. Jurnal Penelitian Sains
Rahayu, K. N. S. (2021). Sinergi pendidikan menyongsong masa depan indonesia di era society 5.0. Edukasi: Jurnal Pendidikan Dasar, 2(1), 87–100.
Suryadi, S. (2019). Peranan Perkembangan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Kegiatan Pembelajaran Dan Perkembangan Dunia Pendidikan. Jurnal Informatika, 3(3), 9–19.
Menulis Ilmiah Menggunakan Platform AI Berpotensi Kena Plagiarisme | Universitas Gadjah Mada. (t.t.). Diambil 11 Mei 2023, dari https://ugm.ac.id/id/berita/23557-menulis-ilmiah-menggunakan-platform-ai-berpotensi-kena-plagiarisme
Ruby, D. (2023, April 28). 57+ ChatGPT Statistics for 2023 (New Data + GPT-4 Facts). Demand Sage. https://www.demandsage.com/chatgpt-statistics/
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.