Menjadi Atlet atau Mengejar Profesi Lain: Antara Cita-cita dan Realita
Olahraga | 2023-05-16 10:04:38Perhelatan SEA Games Kamboja 2023 kini tengah menjadi sorotan publik. Perhelatan akbar yang mempertemukan atlet-atlet terbaik dari negara-negara Asia Tenggara ini selalu berhasil mencuri perhatian banyak orang, khususnya para pecinta olahraga. Acara ini bukan hanya sekadar ajang olahraga, tetapi juga memberikan inspirasi kepada banyak orang untuk merenungkan pilihan hidup mereka. Pertanyaan besar yang sering muncul adalah apakah sebaiknya mengikuti jejak para atlet yang berhasil menorehkan prestasi atau memilih bekerja di bidang lain yang lebih konvensional dan praktis.
Menjadi seorang atlet adalah mimpi banyak orang yang memiliki passion mendalam terhadap dunia olahraga. Ketika kita menyaksikan atlet-atlet berprestasi di SEA Games, kita melihat dedikasi, kerja keras, dan semangat mereka yang membara. Namun, menjadi atlet bukanlah jalan yang mudah.
Karier di bidang atlet profesional membutuhkan tingkat fokus yang tinggi, baik dalam hal waktu maupun tenaga. Banyak hal yang harus dikorbankan, misalnya sekolah ataupun karier di bidang lainnya. Hal ini disebabkan karier keatletan merupakan karier yang bersifat satu dimensi, dimana ketika seseorang memilih menjadi atlet sebagai pilihan hidupnya, kecil kemungkinan mereka dapat mengembangkan karier di bidang lain karena terbatasnya waktu dan tenaga.
Di sisi lain, dalam perjalanan menuju atlet profesional, permasalahan mengenai dukungan materi juga menjadi hambatan yang signifikan. Faktor ini mencakup berbagai hal, seperti peralatan olahraga yang memadai, akses ke pelatihan yang berkualitas, serta fasilitas yang mendukung pengembangan kemampuan atlet. Pada awalnya dukungan materi atlet muda berasal dari keluarga. Oleh karena itu, untuk mengembangkan karier atlit sejak dini, keluarga perlu memiliki sumber dana yang mencukupi. Tanpa dukungan materi yang memadai, anak yang berbakat mungkin mengalami kesulitan untuk mengembangkan dan melanjutkan bakat mereka menuju ke tingkat profesional.
Pada tingkat profesional prestasi hanya dapat dicapai oleh atlet yang memiliki keahlian yang luar biasa, mental juara, dan tingkat disiplin yang tinggi. Namun, tidak semua atlet muda mampu mencapai puncak prestasi tersebut. Faktor kurangnya sistem dan manajemen yang memadai menjadi hambatan dalam meraih gelar juara. Tingginya tingkat kegagalan menjadi juara inilah yang juga turut menurunkan minat banyak orang untuk menjadi atlet profesional.
Di Indonesia, masalah kurangnya insentif juga menjadi permasalahan yang berdampak langsung pada minat masyarakat untuk memilih dan menekuni profesi atlet profesional. Ditambah lagi dengan rendahnya intensitas kejuaraan sebagai sumber penghasilan bagi para atlet menjadi faktor penghambat yang signifikan dalam pengembangan karier atlet.
Semua faktor ini menunjukkan bahwa menjadi atlet profesional tidak selalu menjamin kehidupan yang stabil dan sukses di masa tua. Di satu sisi bekerja bidang profesi lain di luar menjadi atlet menawarkan jaminan kestabilan keuangan yang menjanjikan. Profesi lain umunya memberikan pendapatan atau gaji yang lebih stabil dan teratur, sedangkan menjadi atlet profesional sering kali mengandalkan hadiah, sponsor, atau kontrak yang bersifat fluktuatif, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal seperti performa dalam bertanding, popularitas, atau ketersediaan sponsor.
Selain itu, bekerja di bidang lain juga memberikan keuntungan seperti tunjangan kesehatan, tunjangan pensiun, dan manfaat lainnya yang membantu menciptakan kestabilan keuangan jangka panjang. Berbeda dengan seorang atlet yang perlu menanggung biaya sendiri untuk asuransi kesehatan, pensiun, dan perlindungan finansial lainnya.
Ketidakpastian dalam karier atlet juga dipengaruhi oleh faktor terbatasnya masa produktif yang pada gilirannya berdampak terhadap penghasilan atlet itu sendiri. Oleh karena itu, beberapa orang lebih memilih bidang lain yang menawarkan stabilitas keuangan jangka panjang dan kesempatan mengembangkan karier di masa depan.
Meskipun bekerja di bidang lain menawarkan kesempatan yang menjanjikan, penting untuk diingat bahwa profesi atlet memiliki peranan penting dalam mewakili suatu negara di kancah internasional. Keberadaan para atlet yang berhasil mencetak prestasi dan mampu menghadirkan bendera negara yang berkibar diiringi dengan diperdengarkannya lagu kebangsaan dalam pertandingan internasional, tidak hanya membawa nama harum bangsa, tetapi juga sebagai representasi dari kemampuan dan keunggulan suatu bangsa di dunia olahraga. Oleh karena itu, meskipun menjadi atlet profesional memiliki tantangan dan ketidakpastian, keberadaan mereka sangat penting bagi negara dalam memperkuat identitas dan reputasi negara secara global.
Melihat kondisi ini diperlukan perhatian yang serius dari pemerintah, lembaga olahraga, dan pihak terkait lainnya untuk meningkatkan sistem dan manajemen dalam dunia olahraga. Langkah-langkah ini bertujuan untuk mendorong prestasi yang lebih baik dan menciptakan peluang terciptanya karier atlet yang berkelanjutan.
Dengan adanya perhatian serius dan upaya bersama dari pemerintah, lembaga olahraga, dan pihak terkait lainnya, diharapkan dapat tercipta linkungan yang mendukung bagi para atlet untuk meraih prestasi dan mengembangkan karier mereka. Sebuah sistem yang baik dan dukungan yang memadai dapat membantu mengurangi hambatan-hambatan para atlet dan meningkatkan minat masyarakat untuk memilih menjadi atlet profesional.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.