Jasmine Wahda Syaputri
Pelecehan Seksual Bagi Dunia Pendidikan
Eduaksi | 2023-05-15 20:08:26Kasus pelecehan seksual sering kali menimpah masyarakat di Indonesia, hal ini sudah terjadi setiap tahunnya bahkan bisa dikatan terus terjadi peningkatan. Hal ini bisa terjadi di lingkup masyarakat umum maupun dalam lingkup pendidikan. Pelecehan seksual yang terjadi tidak hanya menimpa perempuan saja, tetapi bisa juga terjadi pada laki-laki. Anggapan bahwa pelecehan seksual hanya menimpa perempuan saja itu salah besar, itu hanyalah sebuah persepsi dari masyarakat awam yang bisa dikatakan masih minim pengetahuan padahal bahwa sesungguhya pelecehan seksual bisa menimpah semua orang, dimanapun mereka berada.dan dalam situasi apapun.
Pelecehan seksual adalah suatu permasalahan yang sulit diungkap, dipecahkan dan dilaporkan permasalahannya. Hal ini juga seringkali terjadi pada seorang pelajar. Baik di dunia pendidikan TK, SD, SMP, SMA, dan mahasiswa atau mahasiswi dalam lingkup Perguruan Tinggi (kampus). Padahal sebuah sekolah maupun kampus adalah sebuah wadah atau rumah bagi pelajar untuk mengenyam pendidikan yang lebih baik dan tinggi, tetapi mengapa kasus ini membuat hidup seorang pelajar dan mahasiswa tidak pernah merasa tenang. Banyak dari mereka yang merasa takut, merasa bahwa tempat pendidikan bukan tempat yang aman dan nyaman bagi mereka. Kita tidak bisa menyalahkan sebuah golongan atau tidak bisa menyamaratakannya. Orang yang melakukan pelecehan seksual adalah sebuah oknum meskipun itu dari kalangan sesama teman, guru, professor, dosen, staff/karyawan , atau siapapun itu. Bahkan bisa dikatakan bahwa sebuah jabatan atau gelar bukan sebuah jaminan untuk tidak melakukan tindakan tercelah. Hal ini sering terjadi karena adanya penyalahgunaan kekuasan atau mereka yang selalu beranggapan bahwa korban adalah orang yang lemah, orang yang takut, orang yang tidak berani, bahkan mereka juga kadang beraggapan bahwa korban adalah orang yang tidak tahu apa-apa.
Institusi Pendidikan adalah wadah atau tempat pendidikan yang mengadakan pendidikan mulai dari dasar hingga ke pendidikan tinggi, yang dimana pelecehan seksual adalah sebuah tindakan yang merendahkan dan menghina korban. Hal ini tentunya akan berdampak buruk pada saat korban memutuskan suatu keputusan,mengganggu kejiwaan, penurunan konsentrasi saat berkegiatan, mengancam Kesehatan reproduksi, bahkan dapat membuat korban kehilangan kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang lebih baik.
Suatu ilmu pengetahuan tentang pelecehan seksual harus diajarkan ke para pelajar yang diajarkan oleh tenaga sang pendidik yang dilakukan dengan cara sopan, beretika dan bermoral. Yang pada saat proses pengajaran pengetahuan tentang pelecehan seksual harus dimulai dari sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi. Tenaga sang pendidik harus memiliki sifat yang bisa dijadikan gambaran atau acuan oleh peserta didik. Seorang tenaga pendidik harus memiliki sifat jujur, ber-etika, disiplin, dan adil. Kalau seorang pendidik sekolah dasar bahkan hingga ke perguruan tinggi sudah memiliki sifat diatas maka negara kita (Indonesia) akan dapat mengurangi adanya kasus pelecehan seksual, baik yang sudah terlapor atau tidak.
Salah satu Universitas di Indoneisia yaitu Universitas Airlangga sudah memilik tempat untuk pengaduan mahasiswa atau mahasiswi nya yang mengalami atau menjumpai kasus pelecehan seksual seperti Satgas PPKS UNAIR yang juga memfasilitasi adanya perlindungan bagi identitas penyintas, sehingga penyintas identitasnya tetap aman. Dan apalagi ketika menjadi mahasiswa yang berada di fakultas FISIP harus peka dan peduli dengan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
