Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Naura Hasna

Perkembangan Nanoteknologi Semakin Populer, Jurusannya Hanya Ada Satu Di Indonesia.

Teknologi | 2023-05-15 15:08:57
Penulis via canva.com

Dalam era digital dan globalisasi ini, kemajuan ilmiah dan teknologi terus melaju dengan cepat. Salah satu bidang yang menunjukkan potensi besar dalam merombak lanskap teknologi adalah nanoteknologi. Dengan mengoperasikan materi pada skala nano, sejuta kali lebih kecil dari ukuran rambut manusia, nanoteknologi menjanjikan kemampuan untuk mengubah dunia dalam berbagai bidang, termasuk kesehatan, energi, elektronik, dan lingkungan.

Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1959 oleh fisikawan bernama Richard Feynman dalam pidatonya yang berjudul "There's Plenty of Room at the Bottom," nanoteknologi yang awalnya hanya menjadi khayalan ilmiah pun mulai berkembang, hal ini telah menakjubkan banyak orang. Nanoteknologi melibatkan manipulasi dan pengontrolan materi pada skala atom dan molekul, memungkinkan para ilmuwan untuk merancang dan menciptakan struktur dan sistem yang memiliki sifat-sifat unik dan luar biasa.

Salah satu bidang yang telah menerima manfaat signifikan dari nanoteknologi adalah bidang kesehatan. Nanopartikel yang dirancang khusus dapat digunakan untuk pengiriman obat yang lebih efektif dan terarah, dengan memungkinkan obat untuk mencapai target tertentu dalam tubuh. Hal ini membantu mengurangi efek samping yang tidak diinginkan dan meningkatkan efisiensi pengobatan. Selain itu, sensor nanoskala dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit dalam tahap awal, memungkinkan diagnosis yang lebih cepat dan pengobatan yang lebih efektif.

Dalam bidang energi, nanoteknologi juga memiliki peran penting. Sel surya berbasis nanoteknologi dapat menghasilkan energi listrik dari sinar matahari dengan efisiensi yang lebih tinggi daripada sel surya konvensional. Nanomaterial juga dapat digunakan dalam baterai yang lebih efisien dan tahan lama, serta dalam pengembangan teknologi penyimpanan energi yang lebih baik. Dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya energi yang ada, nanoteknologi dapat membantu mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil dan mengatasi perubahan iklim.

Dalam bidang elektronik, nanoteknologi telah memungkinkan pengembangan komponen dan perangkat yang lebih kecil, lebih cepat, dan lebih efisien. Transistor skala nano yang menggunakan material seperti graphene atau nanotube karbon telah memberikan fondasi bagi perkembangan komputer dan perangkat elektronik yang lebih canggih. Selain itu, nanoteknologi juga memainkan peran penting dalam pengembangan sensor, layar fleksibel, dan perangkat wearable, yang semuanya telah mempengaruhi kehidupan sehari-hari kita.

Nanoteknologi menawarkan potensi besar untuk meningkatkan efisiensi sistem dan mengurangi konsumsi energi. Namun, seperti bidang ilmiah dan teknologi lainnya, nanoteknologi juga memiliki tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah memastikan keselamatan penggunaan nanomaterial, karena ukuran nanomaterial dapat mempengaruhi reaktivitas dan toksisitasnya. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk memastikan penggunaan nanoteknologi yang aman dan bertanggung jawab.

Di Indonesia sendiri hanya ada satu universitas yang memiliki program studi nanoteknologi untuk jenjang S1 yaitu Universitas Airlangga. Dengan adanya program studi ini, mahasiswa mendapat kesempatan untuk mempelajari nanoteknologi secara terbimbing dan terpantau agar selalu bertanggung jawab dan menjaga keamanan pada saat berinovasi dengan nanoteknologi tersebut.

Oleh karena itu, mahasiswa yang memiliki minat terhadap nanoteknologi tidak perlu kebingungan lagi karena jurusannya telah hadir di Indonesia mulai dari tahun 2019 lalu. Fasilitas yang diberikan Universitas Airlangga pun memadai bagi mahasiswa yang ingin mempelajarinya secara lebih dalam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image