Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nabila Paquita

Insecurity dalam Diri Remaja Indonesia, dan Apakah Insecurity itu Salah?

Edukasi | Sunday, 14 May 2023, 15:48 WIB
Mouth picture. Sumber Ilustrasi: Unsplash

Pernahkah kamu merasa cemburu terhadap orang-orang disekitarmu? Atau mungkin kamu pernah merasa tidak ingin kalah dari orang lain? Itu semua adalah gambaran kecil dari insecurity

Nah apa sih insecurity itu??

Definisi insecure menurut Abraham Maslow adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa tidak aman, menganggap dunia sebagai sebuah hutan yang mengancam dan kebanyakan manusia berbahaya dan egois.

Singkatnya insecurity adalah sifat atau perasaan yang muncul akibat ketidakamanan diri sebagai bentuk respon dari ketidakpastian hidup.

Seringkali insecurity ini muncul dalam diri remaja. Dimana masa remaja merupakan masa yang cukup krusial. Karena masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa yang meliputi aspek fisik maupun psikis.

Umumnya perasaan ini muncul ketika individu yang sedang beranjak dewasa merasa tidak nyaman atau merasa ragu terhadap dirinya sendiri.

Apa saja tanda atau ciri-ciri seseorang mengalami Insecure?

Dikutip dari laman gramedia.com, terdapat 8 ciri- ciri yang dapat diamati dari seseorang yang mengalami insecure adalah sebagai berikut.

1. People Pleaser

2. Posesif

3. Suka Mengatur (Boosy)

4. Self Body Shammer

5. Fokus Kekurangan Diri Sendiri

6. Tidak Mau Keluar Zona Nyaman

7. Menceritakan Prestasi Setiap Saat

8. Memamerkan Diri secara Tersirat

Lalu berasal dari manakah insecurity ini muncul?

Sebenarnya insecurity dapat muncul dari berbagai aspek mulai dari overthinking, pengalaman yang buruk hingga sifat perfeksionis. Contoh paling mudah adalah ketika kita melihat postingan di sosial media dan muncul perasaan iri dalam diri dan tanpa kita sadari mulai membandingan “diri sendiri” dengan “dia”.

Seringkali mereka yang memiliki insecuritas yang tinggi cenderung menganggap diri mereka “tidak ada apa-apanya” dan selalu membanding-bandingkan diri mereka. Padahal tidak semua aspek dapat dibandingkan. Kita tidak bisa membandingkan pencapaian kita dengan orang lain karena tentu berbeda.

Lalu apakah memiliki perasaan insecurity itu salah?

Semua itu tergantung bagaimana individu merespon insecurity tersebut. Kalau kita dapat merubah insecurity menjadi hal-hal yang baik dan berguna, boleh jadi itu baik. Tapi jika kita terlalu mendalami “insecurity” dan selalu menganggap diri ini “tidak ada apa-apanya”, boleh jadi itu buruk. Terlepas dari itu semua sejatinya tidak ada manusia yang lepas dari “insecurity”. Dan segala sesuatu yang berlebihan itu tidak bagus.

Dan bagaimana kita mengatasi insecurity ini?

Dikutip dari buku “Everything About Overthinking”, ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi insecurity dan membangun self esteem (harga diri) yakni ;

a. Menegaskan Nilai Diri

b. Mendahulukan Kebutuhanmu Terlebih Dahulu

c. Menentang Pikiran Negatif

d. Menjauhi Situasi Yang Menyusahkan

e. Merenungkan Yang Baik

f. Berfokus Pada Langkah-Langkah Kecil

Terakhir, kalau tips-tips di atas sudah diterapkan tapi tidak muncul perubahan dan semakin menjadi-jadi.

Apakah kita perlu ke tenaga profesional?

Tentu, jika insecurity semakin berkembang dan cenderung mengarah pada hal-hal yang negatif yang cukup mengganggu aktivitas. Ada baiknya segera konsultasi ke tenaga profesional (psikolog/psikiater).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image