Penyembuhan TBC Menggunakan Virus dengan Memanfaatkan Nanoteknologi
Teknologi | 2023-05-12 14:50:48Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Tuberkulosis. Tuberkulosis atau dikenal TBC ini merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosis, akibat infeksi bakteri ini yang dapat menyebar melalui udara, sehingga seseorang yang menghirup bakteri tersebut dapat terinfeksi dan menjadi pembawa bakteri, biasanya bakteri ini lebih banyak menyerang paru-paru pada tubuh manusia. Pengobatan TBC ini biasanya menggunakan antibiotik, akan tetapi bakteri ini sangat mudah beradaptasi sehingga beberapa kasus, bakteri tersebut menjadi kebal dengan antibiotik yang ada hingga sekarang.
Resisten terhadap antibiotik ini mempersulit pengobatan bagi penderitanya, sehingga para peneliti menemukan pengobatan alternatif untuk mengobati patogen penyebab TBC yang resisten terhadap obat dengan memanfaatkan nanoteknologi, ini dapat dengan efektif menggunakan virus kedalam tubuh manusia. Virus ini telah lama ditemukan bernama Bakteriofag atau dapat juga disebut fag, virus ini tidak menyerang tubuh manusia melainkan spesifik menyerang bakteri yang berhubungan dengan bakteriofag tertentu.
Fag ini telah berevolusi untuk menginfeksi dan mereplikasikan diri ke dalam bakteri dan bukan ke sel tubuh manusia. Fag memiliki mekanisme dan strukturnya dirancang untuk mengenali reseptor atau gembok yang ada permukaan bakteri dan sesuai dengan kunci atau ligan pada virus. Sel tubuh manusia tidak memiliki reseptor yang sesuai dengan fag. Sehingga virus bakteriofag hanya spesifik menyerang bakteri dan tidak menyerang sel tubuh manusia.
Bakteriofag bekerja dengan cara virus menginfeksi ke dalam bakteri dan berkembang biak didalam bakteri inang dan akhirnya menyebabkan bakteri mengalami lisis atau hancur sehingga bakteri dapat terbunuh. Fag dapat membunuh berbagai mikrobakteri tergantung dengan kesesuaiannya dengan bacteriofag tersebut, salah satunya yaitu Mycobacterium Tuberkulosis.
Bakteriofag menjadi pilihan pengobatan masa depan dikarenakan bakteri mycobacterium yang telah kebal terhadap antibiotik dapat dilawan dengan efektif dengan terapi fag. solusi yang paling tepat untuk saat ini dengan kombinasi yang baik antara antibiotik dengan bacteriofag yang dapat membunuh bakteri dengan efektif, karena sistem kekebalan pada bakteri hanya dapat mengatasi salah satu jenis serangan saja. Jika bakteri tersebut memiliki kekebalan terhadap antibiotik maka bakteri tidak kebal terhadap fag dan begitu pula sebaliknya, Sehingga ini membuat terapi bakteriofag dengan antibiotik sangat efektif karena dapat mengatasi bakteri resisten.
Akan tetapi pengobatan terapi fag ini masih sedikit digunakan pada manusia dikarenakan keterbatasannya. Keterbatasan fag ini sendiri yaitu kestabilannya dalam pembuatan obat rendah, sehingga pada banyak kasus fag tidak sampai pada tempat bakteri yang ditargetkan, hal ini bisa ditangani dengan memanfaatkan nanoteknologi lebih spesifik untuk material penghantaran obat atau drug delivery.
Keterbatasan dalam ketersediaan virus bakteriofag dalam pengobatan infeksi karena isolasi virus bakteriofag dari lingkungan alam masih relatif sulit dan memerlukan teknik yang khusus. Banyak yang belum mengetahui tentang virus bakteriofag, dan juga ada beberapa yang resisten terhadap fag sehingga tidak bisa diandalkan secara mutlak.
Dalam kasus tuberkulosis (TBC) yang resisten terhadap antibiotik dan keterbatasan untuk menemukan obat yang lebih efektif ini membuat perhatian dari berbagai sumber terkhusus para peneliti untuk menemukan pengobatan yang efektif serta cocok dalam pengobatan TBC. Para peneliti menyelidiki peran bakteriofag sebagai alternatif dan dianggap cocok menjadi alternatif antibiotik dalam pengobatan TBC. Dikarenakan bacteriofag memiliki kemampuan alami yang dapat menginfeksi dan membunuh mycobacterium. Jenis- jenis bacteriofag yang digunakan melawan infeksi Mycobacteria diantaranya yaitu DS-6A, TM4, D29, T7, P4, Bo4, Nona6, Saya-327 dan Bxz2.
Penggunaan bakteriofag pada umumnya memiliki keuntungan seperti, kelebihan fag daripada obat konvensional lainnya yaitu Fag hanya menyerang bakteri yang ditargetkan dan tidak menyerang sel manusia. Fag yang telah disempurnakan membuat bakteri mengalami penghancuran yang cepat dengan dosis yang lebih kecil untuk dapat lebih efektif melawan bakteri dibandingkan dengan antibiotik. Selain itu bagi pasien jika pengobatan dengan bakteriofag sudah sempurna, maka pengobatannya akan lebih mudah dan murah dibandingkan dengan antibiotik konvensional alasannya biaya produksi bakteriofag yang lebih rendah serta produksi bakteriofagnya sendiri relatif lebih mudah daripada obat-obatan konvensional.
Bakteriofag hanya dibutuhkan dalam dosis yang lebih rendah dibandingkan dengan obat antibiotik konvensional karena kemampuannya untuk berkembang biak, bakteriofag ini menyerang bakteri spesifik sehingga tidak seperti antibiotik konvensional yang juga menyerang bakteri baik pada tubuh, bakteriofag hanya menyerang bakteri spesifik, pada kasus ini bakteri yang menyebabkan TBC.
Bakteriofag juga tidak menimbulkan efek samping yang serius. Fag juga tidak memicu respon imun sehingga pasien akan mengurangi gejala terjadi penyakit seperti demam dan lebih nyaman pada pasien. Selain itu efek bakteriofag sangat terbatas di tempat infeksi yang terdapat bakteri sehingga sangat baik dikombinasikan dengan sistem penghantaran obat yang baik.
Para peneliti telah menguji efektivitas bakteriofag dalam pengobatan TBC, terutama beberapa kasus yang resisten terhadap obat-obatan konvensional dapat mengurangi beban bakteri yang ada dalam tubuh pasien. Akan tetapi meski begitu bakteriofag belum menjadi metode utama dalam pengobatan Tuberkulosis (TBC). Dikarenakan terdapat kendala utama dalam penggunaan bakteriofag yaitu sulitnya seleksi bakteriofag murni untuk dibiakkan sehingga penggunaanya masih belum terkontrol dengan baik
Oleh karena itu, bakteriofag saat ini hanya menjadi terapi tambahan bersamaan dengan antibiotik, fag juga masih memerlukan penelitian lebih lanjut dan memastikan tentang ke efektivitasnya agar lebih efisien dalam memproduksi dan mengaplikasikan dengan lebih baik dimasa yang akan datang.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.