Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kyla Belva Queena

Gelombang Panas di Dunia

Kabar | Wednesday, 10 May 2023, 09:23 WIB

Pemanasan global masih menjadi masalah yang tidak bisa diabaikan di bulan Mei 2023 ini. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, namun masih terdapat banyak tantangan dalam upaya untuk memperlambat laju pemanasan global.

Pemanasan global di Mei 2023 terlihat semakin mengkhawatirkan dengan adanya perubahan cuaca ekstrem di beberapa negara. Beberapa negara mengalami suhu udara yang tinggi, sedangkan negara lain mengalami banjir dan kekeringan. Perubahan cuaca ekstrem ini menunjukkan bahwa perubahan iklim dan pemanasan global memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia.

Pemanasan global juga memengaruhi lingkungan hidup, khususnya laut dan ekosistemnya. Meluapnya lautan akibat pencairan es di Kutub Utara berdampak pada hilangnya habitat bagi berbagai spesies hewan laut, termasuk ikan dan mamalia laut. Perubahan suhu air laut juga dapat mengganggu ekosistem laut dan memicu terjadinya migrasi spesies yang tidak wajar.

Selain itu, pemanasan global juga berdampak pada ketersediaan pangan. Pemanasan global mengakibatkan kekeringan dan banjir di beberapa negara sehingga berdampak pada produksi pangan dan menurunkan ketersediaan pangan. Kondisi ini menjadi semakin memprihatinkan di tengah pandemi COVID-19 yang masih terjadi di berbagai belahan dunia.

Namun, bukan berarti tidak ada harapan dalam mengatasi masalah pemanasan global. Berbagai upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca masih bisa dilakukan seperti mengubah perilaku konsumsi energi, memperkuat regulasi lingkungan, dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan.

Selain itu, setiap individu juga bisa berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengurangi pemakaian plastik, memilih kendaraan ramah lingkungan, mengurangi penggunaan listrik yang tidak diperlukan, dan lain-lain.

Gelombang panas ini menyebabkan sebagian besar wilayah Asia merasakan udara yang sangat panas akhir-akhir ini. Myanmar menduduki posisi tertinggi dengan suhu sebesar 45 derajat celsius. Gelombang panas ini sendiri di India sudah menyebabkan pemadaman listrik, peningkatan debu dan polusi udara, serta percepatan pencairan gletser di utara India.

Di akhir kata, pemanasan global adalah masalah yang kompleks dan memerlukan perhatian dari semua pihak. Dengan upaya bersama, kita bisa memperlambat laju pemanasan global dan menjaga lingkungan hidup untuk generasi mendatang.

Writer : Kyla Belva Queena

Institusi : PDB Universitas Airlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image