Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Totok Siswantara

Bus Pariwisata Kenapa Sering Kecelakaan

Info Terkini | Monday, 08 May 2023, 16:10 WIB
Kecelakaan bus pariwisata di destinasi wisata Guci Kabupaten Tegal

Kecelakaan bus pariwisata yang membawa rombongan ziarah jatuh ke sungai di area Objek Wisata Pemandian Air Panas Guci, Kabupaten Tegal mengakibatkan dua orang meninggal dunia dan sejumlah penumpang mengalami luka-luka.

Menurut keterangan sementara, saat dipanasi bus sedang di-hand rem atau rem tangan dan diganjal. Tiba-tiba bus tersebut meluncur sendiri menuju sungai sehingga terjadi kecelakaan. Insiden yang melibatkan bus pariwisata sering terjadi. Pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mesti menuntaskan akar masalah kecelakaan transportasi bus. Hasil penyelidikan KNKT jangan hanya disimpan di laci tanpa tindak lanjut yang berarti.

Faktor penyebab kecelakaan bus sangat kompleks dan seperti lingkaran setan yang sulit dihentikan. Kondisi bus belum disertai dengan training SDM untuk menambah pengetahuan teknis. Sopir yang merupakan SDM di garis depan usaha angkutan darat kompetensinya perlu ditingkatkan. Agar jika terjadi masalah teknis saat dalam perjalanan sopir bisa mengambil tindakan yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dalam manual.

Kondisi angkutan darat kini diwarnai oleh awak kendaraan yang kompetensinya masih rendah. Padahal menurut UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pihak pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan dan pelatihan bagi tenaga mekanik dan pengemudi. Namun hingga kini belum ada program yang efektif untuk menerapkan pasal diatas.

Yang paling riskan terkait dengan kompetensi adalah para pengemudi bus pariwisata. Dimasa mendatang untuk mencegah terjadinya kecelakaan bus di jalur wisata dibutuhkan inovasi teknologi yang bisa mendeteksi perubahan perilaku berkendara, seperti kecepatan yang mulai tidak stabil atau sering melenceng dari jalur.

Inovasi itu dilengkapi sensor yang memudahkan pengemudi untuk mengontrol kendaraannya. Ketika tanpa sadar mulai melenceng dari jalur atau bahkan sampai menginjak marka jalan, isyarat akan langsung muncul dan berkedip-kedip di dashboard. Teknologi bus di negara maju telah dilengkapi teknologi yang mampu melakukan koreksi dengan segera. Bahkan sebelum terasa getaran saat roda menginjak marka kejut. Mekanisme dorongan setir untuk kembali ke lajur yang benar, benar-benar meningkatkan jaminan keselamatan berkendara.

Sensor untuk mendeteksi rambu-rambu juga sudah begitu canggih. Di Eropa, batas kecepatan di jalan tol selalu berubah. Dan secara real time sensor otomatis yang ada di kamera depan bus akan membaca dan meng-update petunjuk batas kecepatan. Ketika laju kendaraan melampaui batas aman, lagi-lagi akan muncul indikator di dashboard yang mengingatkan pengemudi untuk menurunkan kecepatan.

Sudah sering KNKT merekomendasikan berbagai hal terkait dengan kecelakaan maut bus pariwisata. Pihak KNKT juga sudah berulang kali merekomendasikan agar dilakukan perbaikan permukaan jalan yang berada pada lokasi ruas jalan tujuan wisata. Hasil investigasi KNKT terkait dengan beberapa kecelakaan bus yang memakan banyak korban jiwa sebenarnya ada kesamaan yang berkontribusi dalam kecelakaan. Yakni prasarana dan sarana di lokasi kejadian yang tidak sesuai dengan standar keselamatan.

Selain itu faktor kontribusi yang dominan adalah kondisi rem kendaraan yang kurang memenuhi persyaratan. Dan kondisi pengemudi yang jam kerjanya tidak sesuai dengan kesehatan kerja. Waktu kerja bagi pengemudi kendaraan bermotor umum paling lama delapan jam sehari. Faktor teknis penyebab kecelakaan bus sebagian besar disebabkan oleh tidak berfungsinya sistem pengereman. Kebanyakan pengereman bus sekarang memakai sistem pneumatic hydraulic. Yakni menggunakan tekanan angin yang dikombinasikan dengan sistem fluida.

Hasil riset dan kajian tentang perangkat sistem pengereman angin menyebutkan lima faktor yang mempengaruhi kemampuan pengereman. Faktor pertama akibat perangkat rem yang overheat. Rem yang panas menyebabkan koefisien gesek menurun, kerusakan komponen rem dan juga terbakarnya roda.

Faktor kedua akibat permukaan silinder yang aus sehingga tidak rata. Permukaan yang tidak rata menyebabkan hanya sebagian permukaan kampas rem yang menekan silinder drum. Faktor ketiga akibat ukuran drum yang terlalu besar. Drum yang terlalu besar menyebabkan hanya sebagian permukaan kampas rem yang menekan silinder drum.

Faktor keempat disebabkan katup-katup yang tidak berfungsi. Tidak berfungsinya katup-katup menyebabkan tidak adanya tekanan dorong yang terjadi saat pedal rem diinjak. Faktor kelima akibat katup-katup dengan tekanan buang diatas normal yang menyebabkan besaran tekanan reservoir, rear camber, maupun di foot valve lebih besar dari keadaan normal.

Bahayanya adalah untuk katup tekanan buang yang terletak di reservoir adanya potensi reservoir meledak. Untuk katup-katup yang terletak di rear-camber maupun di foot valve dapat menyebabkan angin tidak langsung terbuang. Akibatnya sistem rem sulit untuk terlepas sehingga kendaraan terus menerus melakukan pengereman. Selain kondisi bus yang sering mengalami kegagalan pengereman, juga perlu dibenahi infrastruktur jalan yang bermasalah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image