Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Saifana Zahra

Banyak Tekanan Banyak Perkembangan, Apa Iya?

Gaya Hidup | 2021-12-23 00:05:54

Siapa sih yang tak pernah mengalami fase tertekan? Hidup adalah sebuah perjalanan serta petualangan, yang dimana terdapat berbagai tantangan yang harus kita lewati. Tekanan adalah salah satu dari tantangan yang akan selalu kita temui dan harus dihadapi dalam hidup kita. Namun, siapa sangka bahwa dari tekanan ini bisa menjadi sebuah faktor dari perkembangan diri kita sebagai individu?

ISTILAH “BECOMING”

Istilah proses menjadi (becoming) ini diciptakan oleh Gordon Allport. Arti dari proses menjadi itu sendiri adalah sebuah proses dinamis yang terjadi, dimana kita selaku manusia akan terus mengembangkan, memodifikasi atau mentransformasikan, dan memperbaiki konsep serta identitas dari dalam diri individu kita sendiri alias perkembangan. Selama kita menjalani hari, bulan, tahun , dan seterusnya, secara tidak langsung ada pengalaman yang meresap ke dalam diri kita yang kemudian akan membentuk sebuah potensi yang dapat kita warisi. Pengalaman yang paling membawa pengaruh pada proses menjadi pada diri kita biasanya dari interaksi antar keluarga, teman akrab, kelompok, organisasi, dan masyarakat. Melalui interaksi tersebut, kita pun secara tidak sadar ikut beriktikad seperti mereka ataupun mengadopsi tingkah laku yang sama. Keluarga dan teman akrab memiliki pengaruh yang lebih dalam dan abadi terhadap proses menjadi (becoming) kita dibandingkan dengan pengaruh dari kelompok, organisasi, dan masyarakat.

Dalam perjalanan proses menjadi, sepanjang hidup kita akan selalu terjadinya perkembangan dan perubahan di diri kita. Walaupun kita tidak sadar, perkembangan diri kita ini lebih dominan terbentuk akibat interaksi yang terjadi antara kita dengan orang lain, mulai dari yang terdekat sampai yang jauh. Proses menjadi juga merupakan bagian dari pembentukan konsep diri, bagaimana akhirnya kita melihat diri kita sendiri.

RASA DARI TEKANAN (STRESS)

Menurut Richard (2010) stress merupakan suatu proses yang menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, ataupun membahayakan dan individu merespon peristiwa itu secara fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku. Lazarus dan Folkman (dalam Evanjeli, 2012) yang mengemukakan bahwa stress adalah sebagai kondisi individu yang dipengaruhi oleh lingkungan. Kondisi stres terjadi karena ketidakseimbangan antara tekanan yang dihadapi individu dan kemampuan untuk menghadapi tekanan tersebut. Individu yang merasakan tekanan membutuhkan energi yang lebih untuk menghadapi situasi stres agar tidak mengganggu kesejahteraan mereka.

Tekanan bisa juga mempengaruhi aspek-aspek lain di sekitarnya. Sebagai contohnya ketika seseorang tidak sengaja menjatuhkan ponselnya sampai rusak, maka tekanan yang dirasakan orang tersebut akan membawa dampaknya ke dalam aktivitas lainnya seperti tidak fokus bekerja, malas belajar, dan sebagainya. Terdapat juga puncak dari rasa tekanan tersebut, bisa kita sebut sebagai masa kritis. Masa kritis pada tekanan ialah ketika kita merasakan tekanan yang sangat amat dalam, pada masa kritis juga biasanya terlihat apakah kita akan tetap memilih bergerak maju atau memilih untuk pasrah dan menyerah. Namun, sebenarnya pilihannya lebih kompleks dari itu.

Dalam perkembangan diri ini akan terjadi proses penyesuaian yang terus menerus atau berulang terhadap berbagai pengaruh, tantangan, dan kemungkinan yang akan kita hadapi. Dari sinilah tekanan itu berasal. Tekanan yang dihadapi manusia biasanya merupakan reaksi dari sebuah penolakan, tuntutan, ancaman, dan konsekuensi dari berbagai hal, dimana kita tidak mendapatkan apa yang tidak sesuai dengan ekspetasi kita. Ini yang membuat kita merasa perasaan-perasaan yang negatif, perasaan negatif itu rasanya sangat tidak nyaman, bukan? Rasa tekanan timbul tidak hanya dari peristiwa negatif saja, tetapi peristiwa positif juga dapat menimbulkan tekanan, seperti contohnya adalah rencana pernikahan.

Walaupun tekanan merupakan bagian di dalam proses dalam menjalani kehidupan, mendapat tekanan yang parah dalam waktu jangka panjang akan berakibat serius bahkan fatal. Umumnya, tekanan pada proses perkembangan diri manusia lebih mengarah secara psikologis dibanding fisik. Namun, apabila tekanan tersebut terlalu berlebihan bagi psikologis kita, fisik kita juga akan langsung merasakan dampaknya. Seperti contohnya, seseorang yang saking gugupnya untuk naik panggung, perutnya terasa mual akibat terlalu gugup.

ADANYA PENYESUAIAN DAN PERTUMBUHAN

Kita sebagai manusia dengan hewan tentu memiliki perbedaan pada respon untuk menghadapi berbagai tekanan. Hewan ketika dihadapi dengan tekanan atau ancaman, mereka akan bereaksi secara langsung seperti meraung, mencakar, mengaum, dan lain-lain. Sedangkan kita sebagai manusia sudah diajarkan dan belajar dalam mengatasi masalah secara lebih beradab. Manusia mempunyai penyesuaian sosial, hal itu merupakan kemampuan untuk mengikuti adanya suatu peraturan atau norma yang ada yang bertujuan mengatur individu dengan kelompok.

Penyesuaian berarti adaptasi, dimana ketika kita mampu untuk tetap survive berdampingan dengan segala tuntutan dan tantangan yang ada dari internal maupun eksternal. Parsudi Suparlan (dalam Adaptasi dalam Antropologi, 1993) mengemukakan bahwa pengertian adaptasi yaitu merupakan suatu proses untuk memenuhi syarat-syarat dasar untuk tetap melangsungkan kehidupan dan memenuhi syarat-syarat dasar kehidupan. Dengan kata lain, kita berusaha untuk menyelaraskan ketidakcocokkan antara kita dengan lingkungan sekitar kita. Tujuan dari penyesuaian atau adaptasi yang dilakukan adalah agar eksistensi kita sebagai individu tetap ada di kehidupan walaupun lingkungan dalam kehidupan tersebut sudah berubah. Adaptasi merupakan sebuah kunci, untuk kita tetap mampu menjalani kehidupan yang dinamis dan berubah-ubah.

Kemampuan adaptasi atau penyesuaian ini bertujuan agar kita sebagai individu dapat menyeimbangkan suatu keadaan atau hubungan di antara diri kita dengan lingkungan kita. Bagaimanapun kita tidak hidup sendiri di dunia ini, kita selalu akan dihadapi dengan ekspetasi, tuntutan, dan tantangan dari lingkungan kita. Namun, penyesuaian atau adaptasi merupakan sesuatu hal yang tidak mudah dicapai atau dilakukan oleh semua orang. Harus adanya proses yang panjang untuk akhirnya kita sebagai individu mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap masalah atau tekanan yang ada.

Perlu kita tau, bahwa tempo penyesuaian dan pertumbuhan setiap orang tidaklah sama. Ini terjadi karena kemampuan orang dalam menyesuaikan diri pun berbeda-beda. Ada yang mampu mengontrol emosi sejak usia dini, namun orang yang lain belum tentu mempunyai kemampuan pengontrolan emosi yang baik juga.

Meskipun tekanan membuat kita merasakan banyak hal-hal negatif yang tidak diinginkan, tekanan adalah bagian dari proses menjadi (becoming) di kehidupan kita yang tak terhindarkan. Perlu kita ingat, bahwa perkembangan diri bukanlah sesuatu proses yang pasif, melainkan aktif. Bagaimana kita aktif dalam mentranformasikan tekanan yang kita alami menjadi sebuah makna yang lebih positif. Dengan kata lain, perkembangan diri kita itu tergantung pada bagaimana kita beradaptasi serta menghadapi berbagai tekanan yang ada. Jadi, perlu kita ketahui bahwa secara sadar ataupun tidak, kita sebagai manusia akan terus aktif dalam menghadapi tekanan atau masalah untuk terus mencari peluang dan mencari makna di kehidupan yang kita jalani. Hal itulah yang membuat kita semakin kuat sebagai individu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image