Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nasywa Fitria

Bagaimana O2 bisa Masuk ke dalam Tubuh?

Pendidikan dan Literasi | Tuesday, 02 May 2023, 18:35 WIB

Pada saat kita bernafas, kita menghirup gas O2 yang berada di luar tubuh. Proses ini disebut sebagai inspirasi dalam proses respirasi. Namun alaminya, gas hanya mampu mengalir keluar. Hal ini disebabkan karena tekanan di dalam tubuh terutama didalam paru-paru itu lebih besar dibandingkan tekanan di luar tubuh. Lalu bagaimana gas O2 tersebut bisa masuk ke dalam tubuh?

Berdasarkan hasil litelatur, untuk membuat gas dapat masuk ke dalam tubuh adalah dengan memperbesar volume di dalam paru-paru. Karena dengan hal tersebut, paru-paru akan mengembang dan membuat tekanan di dalamnya menjadi kecil. Menurut hukum Boyle Gay Lussac yang menyatakan “Apabila suhu gas yang ada di dalam ruang tertutup dijaga konstan, maka tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya.” Dari sini dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan tekanan maka harus memperkecil volume, begitu juga dengan sebaliknya.

Jika dilihat dari struktur anatomi nya, ketika kita bernafas rongga dada akan terlihat mengembang. Hal ini terjadi bukan karena adanya dorongan dari paru-paru kita yang menerima gas dari luar tubuh. Melainkan sebelum paru-paru menerima gas tersebut, dinding dada sudah mempersiapkan ruang terlebih dahulu yang nantinya mampu menarik paru-paru melalui struktur pleura. Hal ini dapat terjadi karena pada dinding dada terdapat gaya otot recoil yang menyebabkan paru memiliki elastisitas yang tinggi.

Namun hal ini sangat berbeda dengan bayi terutama yang baru lahir. Pada bayi tentunya memiliki paru-paru yang lebih kecil dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini tentu semakin mempersulit gas masuk ke dalam tubuhnya. Supaya gas dapat masuk dan tekanan didalamnya menjadi lebih kecil maka, bayi tersebut dipakaikan kanul. Kanul merupakan alat bantu pernafasan yang diletakkan pada lubang hidung untuk mendukung kebutuhan oksigen. Selain itu, untuk mendukung agar paru-paru bayi tetap berkembang, diberikan surfactant untuk menekan dinding alveolus.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image