Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Arief Nurharyadi

Penjara yang Saya (tidak) Suka

Sejarah | Monday, 17 Apr 2023, 22:41 WIB

*Penjara yang saya (tidak) Suka*
Beberapa tokoh-tokoh besar yang pernah masuk penjara antara lain : Ibnu Taimiyyah, Yusuf al Qaradhawi, Soekarno, Recep Tayyip Erdogan, Syekh Ahmad Yasin, Tan Malaka, Buya HAMKA, Omer Goldman, Nelson Mandela, Nawal El Saadawi, Galileo Galilei, Adolf Hitler, Sayyid Qutub, Malcom X, Saddam Husein, Muhammad Mursi, Martin Luther King Jr. Aung San Suu Kyi, Leon Trotsky, Benazir Bhutto, Liu Xiobo, Tawakul Karman, Muhandas (Mahatma) Gandhi, Andrei Sakharov, Vaclav Havel, Akbar Ganji, Beningno Aquino Jr, Ho Chi Minh, Abdul Fattah Ismail, Muhammad Farghali, Nick Leeson, Jose Mujica, Mike Tyson, Ali Syari’ati, Voltaire dan masih banyak lagi yang belum dimasukan dalam daftar ini.
Jika kita mau membaca kisah tokoh-tokoh besar, ternyata mereka juga pernah mendekam di penjara. Bahkan, ada beberapa di antaranya yang kerap keluar masuk penjara. Sebut saja Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia. Sebelum masa kemerdekaan, ia beberapa kali dijebloskan ke dalam jeruji besi oleh pemerintah Hindia Belanda.
Penjara yang pertama kali dirasakan Soekarno adalah penjara Banceuy, yang terletak di kota Bandung. Sang proklamator itu dijebloskan di sana pada 29 Desember 1929 bersama tiga rekannya dari PNI, yaitu Maskoen, Soepriadinata, dan Gatot Mangkoepraja, setelah ditangkap oleh Belanda di kota Yogyakarta. Mereka ditahan selama 8 bulan. Ketika meringkuk di penjara Banceuy itulah Soekarno menyusun pleidoi yang sangat terkenal, “Indonesia Menggugat”.

Di dunia Barat, ada sosok Galileo Galilei, seorang astronom, filsuf, dan fisikawan asal Italia yang berperan besar dalam kemajuan sains. Ironisnya, Galileo justru dimasukkan ke bui karena mendukung teori Heliosentris yang dicetuskan Nicholas Copernicus. Teori Heliosentris yang menjelaskan bahwa pusat tata surya adalah matahari, ditentang oleh Gereja Katolik Roma yang menganut teori geosentris (bumi sebagai pusat tata surya). Tidak hanya itu, Galileo bahkan dihukum pancung. Berabad-abad setelah peristiwa nahas tersebut, akhirnya terbukti bahwa teori Heliosentris lah yang benar secara ilmiah.
Dalam sejarah Islam, kita tentu mengenal nama Ibnu Taimiyah. Ia adalah seorang teolog dan filsuf muslim terkemuka yang memberikan sumbangan besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan Islam. Ibnu Taimiyah dipenjara lantaran fatwanya tidak sejalur dengan paham para ulama semasanya. Saat itu, tokoh-tokoh yang menjadi qadhi atau hakim di Mesir mengeluarkan fatwa yang berisi anjuran untuk memenjarakan Ibnu Taimiyah. Bahkan, ia harus keluar masuk penjara sampai empat kali, sampai akhirnya menghabiskan sisa umurnya di dalam jeruji besi.

Kata Arswendo Atmowiloto, “Tidak semua yang ada di dalam penjara itu Napi, dan tidak semua Napi berada di dalam penjara”..
Maka, tidak mengherankan jika banyak karya-karya epic terlahir dari balik jeruji besi. Sebut saja Pram dengan Tetralogi Pulau Buru, Sukarno dengan buku Indonesia Menggugat dan Hamka pun merampungkan Tafsir Al-Azhar dari dalam penjara. Mereka adalah orang-orang yang mampu meretas penderitaan dan mengaktualisasikan diri.
Banyak sudah orang dipenjara untuk menebus dosa dan kesalahannya. Tapi tidak semua yang merasakan penjara itu karena bersalah.
Bisa saja orang masuk penjara karena dijebak, difitnah, atau tidak disukai penguasa. Dalam sejarah Islam, tidak sedikit tokoh Islam yang mendiami penjara karena sebab di atas.
Adalah Nabi Yusuf AS, salah seorang Rasul yang dikisahkan secara detail dalam Alqur`an, merasakan suasana penjara untuk beberapa saat bukan karena beliau berbuat salah.
Beliau tanpa ragu pernah berdoa, penjara lebih disukai baginya seperti tersurat dalam Surat Yusuf ayat 33. Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh."
Mengapa Yusuf memilih penjara? Ayat sebelumnya mengisahkan, Wanita itu berkata, "Itulah dia orang yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan Sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) tapi dia menolak. Sesungguhnya jika dia tidak menaati apa yang aku perintahkan, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina."
Ternyata Nabi Yusuf memilih penjara daripada memenuhi rayuan istri majikannya yang cantik serta kaya raya itu. Sungguhpun banyak mengalami ujian dan penderitaan, pada akhirnya, berkat kesabaran, doa dan pertolongan Allah SWT, Yusuf diangkat menjadi pembesar negara sebagai bendahara kerajaan.
Penjara tidak hanya ada dalam pisik tetapi penjara juga ada di hati dan pikiran kita,Ketika Hati kita tidak berintraksi dengan sekeliling dan hanya mementingkan diri sendiri atau golongannya saja maka ini merupakan Penjara.
Juga ada penjara Pikiran dimana banyak paham-paham yang menjajah pikiran kita sehingga sadar dan tidak sadar kita mengikuti paham-paham tersebut dan kita menjadi bergantung kepadanya dan tidak mempunyai identitas sendiri.Indepedensi atau kebebasan bukan berarti kita tidak memihak siapapun akan tetapi kita mempunyai sikap sesuai identitas diri kita sendiri.
Jika orang menyakini ada kelanjutan dari kehidupan dunia sekarang ini, maka mereka menganggap "Dunia adalah Penjara" sedangkan Akhirat adalah selamanya / kekal.


Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image