Ekspor Ikan Segar di Pasar Internasional Upaya Memajukan Perekonomian Indonesia
Bisnis | 2023-04-17 05:48:17Perikanan merupakan kegiatan yang memanfaatkan sumber daya ikan, kekayaan alam penting yang tersedia melimpah di perairan Indonesia, baik di laut maupun perairan umum. Kegiatan ini menghasilkan komoditi jenis bahan pangan yang merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Sumber daya perikanan ini perlu dikelola dengan baik agar manfaat optimum dapat diperoleh, yaitu manfaat bagi masyarakat luas, pelaku usaha, dan juga menjaga kelestarian sumber daya hayati ikan.
Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia, dengan kekayaan sumber daya lautnya, perekonomian di sektor kelautan seperti ikan dan nelayannya terus berdiri kuat, tak gentar bahkan di kala krisis pandemi global. Dengan melimpahnya kekayaan alam yang dimiliki, Ikan Indonesia terdiri dari berbagai macam jenis dan keunggulannya.
Di zaman yang semakin maju ini, alangkah baiknya hasil alam dari lautan dapat diolah menjadi produk yang teruji kualitasnya yang dapat diterima oleh masyarakat luas yang tidak hanya diakui oleh masyarakat lokal saja tetapi dapat diakui dan dirasakan manfaatnya sampai ke luar negeri, dan hal tersebut dapat menjadikan ladang perluasan kerjasama dengan negara lain dan juga sebagai penambah pendapatan yang sangat menjanjikan hasilnya bagi negara sendiri . Oleh sebab itu, di berbagai belahan dunia berlomba-lomba untuk meningkatkan potensi perikanan melalui pengelolaan sumber daya alam perairan yang terstruktur agar mendapatkan hasil produksi yang berkualitas dan terjamin.
Sumber daya alam di sektor perikanan ini merupakan fasilitas alam yang tidak boleh disia-siakan keberadaannya. Dengan pemanfaatan yang tepat dan teratur, hasil yang didapatkan dari sektor ini bisa menjadi jalur pendapatan dan kerjasama antar negara, yaitu dengan memasarkan hasil yang sudah berbentuk menjadi produk yang siap pakai dan berkualitas kepada negara lain, yang kegiatan ini umum disebut sebagai kegiatan ekspor. Indonesia sendiri sedang gencar mengupayakan kegiatan ekspor tersebut agar lebih meningkat lagi.
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki kekayaan alam yang melimpah termasuk, kekayaan laut. Laut Indonesia mengandung sumber daya hayati yang kaya. Ikan Indonesia terdiri dari berbagai macam jenis dan keunggulannya. Ikan tuna, kakap, ikan pedang, ikan mas, mujair adalah beberapa nama ikan yang sering dikonsumsi masyarakat. Besarnya jumlah ikan yang ada di perairan Indonesia menjadikannya sebagai salah satu komoditi ekspor yang sangat diandalkan dalam meningkatkan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar pengekspor produk perikanan di dunia. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan perikanan, volume ekspor produk perikanan Indonesia selama 2 tahun terakhir mencapai lebih dari 2 juta ton dengan total 158 negara tujuan.
Meskipun tidak dapat dipungkiri, dengan disepakatinya kerjasama perdagangan bebas antar negara memiliki dampak besar bagi perekonomian Indonesia. Negara kita harus dapat bersaing, tidak hanya di pasar domestik, tapi juga pasar internasional. Rantai pengembangan sektor perikanan harus bersinergi dalam mewujudkan produk perikanan yang berkualitas, yang mampu bersaing dengan produk yang dihasilkan oleh negara lain. Kualitas dari hulu ke hilir, mulai dari bibit sampai menjadi produk yang diolah maupun ikan segar.
Terlepas dari keuntungan dari ekspor sendiri sudah pasti ada kendala dan hambatan yang dihadapi oleh para pengusaha di bidang aquakultural ini. Berikut beberapa kendala atau masalah yang umum terjadi dan sulit untuk dihilangkan dari kegiatan ekspor di sektor perikanan dan kelautan ini, yaitu sebagai berikut:
1. Jumlah nelayan yang kian menipis, para nelayan merupakan pemasok utama bahan baku yang dihasilkan dari lautan yang akan dijadikan produk untuk dipasarkan ke luar negeri. Namun, saat ini profesi nelayan dipandang sebelah mata oleh banyak orang, terkhusus para generasi muda yang masih dalam masa produktif. Peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia di bidang perikanan juga menjadi target penting yang harus dibenahi, karena generasi muda yang akan menjadi penentu masa depan perikanan Indonesia. Banyak dari mereka yang enggan memilih bekerja sebagai nelayan. Jika jumlah nelayan menipis maka jumlah pasokan bahan baku perikanan juga akan menipis. Oleh karena itu perlu halnya memberikan wawasan, kembangkan potensi yang ada pada masyarakat sekaligus melakukan pembenahan agar potensi yang ada menjadi lebih matang.
2. Kualitas produk yang belum maksimal, produk yang sudah dikenal oleh khalayak ramai dan meluas sudah pasti produk yang memiliki nilai jual yang tinggi dan berkualitas. Diharapkan dapat mengembangkan produk yang ada menjadi produk yang bernilai tinggi agar dapat menyaingi produk perikanan dari negara lain yang juga menjadi saingan yang harus diperhitungkan dengan cara memberikan edukasi kepada pengusaha di sektor perikanan dan mengangkat tenaga-tenaga kerja yang handal dalam bidang pengolahan, serta dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak untuk dapat menjamin kemananan produk hasil perikanan sehingga dampaknya terhadap stabililitas ekonomi dan ekspor produk perikanan Indonesia dapat diminimalisir. pemenuhan persyaratan sertifikasi produk perikanan seperti SKP, HACCP, BRC, BAP, MSC, ASC dan ISO 22000. Diperlukan dukungan proses dan bantuan biaya sertifikasi produk perikanan, pembangunan laboratorium di sentra produksi perikanan, dan pengembangan sistem ketertelusuran (traceability) dengan sistem informasi terintegrasi.
3. Peraturan negara tujuan ekspor, kendala yang sering terjadi adalah semakin ketatnya aturan yang diterapkan negara tujuan ekspor, baik yang menyangkut tentang kualitas, kesehatan, serta kelayakan komoditi yang di ekspor tidak merusak lingkungan, produk perikanan dari negara lain juga menjadi saingan yang harus diperhitungkan. Standar dan aturan yang berbeda yang diberlakukan negara importir pada negara eksportir untuk menjamin bahwa produk tersebut memenuhi persyaratan keamanan pangan menjadi salah satu hambatan yang dirasakan oleh eksportir Indonesia. Globalisasi perdagangan makanan, perkembangan teknologi dalam produksi perikanan, penanganan, pengolahan dan distribusi serta peningkatan kepedulian dan permintaan konsumen untuk keamanan dan mutu makanan yang tinggi menjadikan keamanan pangan dan jaminan kualitas yang tinggi dalam kepedulian publik dan perioritas bagi banyak pemerintah.
4. Penangkapan yang belum terukur, kurangnya edukasi para nelayan terhadap tahap-tahap penangkapan hasil laut yang baik dan tepat mengakibatkan tidak meratanya pendapatan yang didapat. Pemberdayaan nelayan perlu difasilitasi namun diarahkan jangan sampai menangkap hasil lautan malah berlebihan. Para nelayan diharapkan dapat diberikan edukasi agar dapat meningkatkan nilai ekonomis hasil perikanan dan juga dapat melakukan kegiatan dengan cara dan waktu yang tepat. Kapasitas dan teknologi armada penangkapan ikan masih terkendala yang berdampak terhadap kualitas dan skala ekonomi, sehingga perlu modernisasi armada dengan dukungan permodalan untuk pengadaan kapal dan dukungan industri galangan kapal.
5. Kebijakan Pemerintah, kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk perikanan lebih menekankan kepada pelestarian alam, tetapi kesejahteraan nelayan tidak. Dalam memanfaatkan sumber daya laut perlu mempertimbangkan dua aspek yaitu aspek ekonomi dan ekologi, keduanya harus berjalan dengan seimbang dan berkesinambungan agar dapat memberikan dampak ekonomi yang bagus dibarengi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan ekologi yang ada di laut. Diharapkan kesejahteraan nelayan harus diutamakan tanpa melupakan pelestarian alam. Nelayan sejak dahulu sampai dengan sekarang masih kepada skala usaha menengah hanya sampai kepada penangkapan. Perlu diimbangi dengan kelengkapan nelayan baik kapal dan alat tangkapannya
Salah satu Perusahaan yang bergerak di bidang sektor perikanan di Indonesia yang sudah berhasil go-internasional adalah PT. Kelola Mina Laut. PT Kelola Mina Laut merupakan perusahaan Multinasional yang bergerak dibidang Food Industries. Sebagai perusahaan yang membidangi industri makanan, agroindustri, serta ritel dan distribusi, PT Kelola Mina Laut (KML Food) yang menggarap pasar internasional dan domestik. PT Kelola Mina Laut berkantor pusat di Jl. KIG Raya Selatan Kav. C5, Kawasan Industri Gresik, Gresik 61121 – Indonesia.
PT. Kelola Mina Laut sudah melayani permintaan pembeli di empat benua, meliputi Jepang, Taiwan, China, Korea Selatan, Amerika Serikat, Australia, Eropa, dan Timur Tengah. Pengiriman dengan volume rata-rata per bulan mencapai 100-120 kontainer 40 feet. Memiliki 500 tenaga terampil, dan 7 ribu tenaga kerja. Bahan baku produksinya disokong oleh 600 UKM (pengepul) dan 125.000 nelayan. PT. Kelola Mina Laut menghasilkan berbagai macam produk laut dan sayuran seperti produk edamame, ubi, serta olahan seperti ikan beku (frozen fish) dan berbagai macam produk semacam ubur-ubur, cumi-cumi, kerang dan sejenisnya.
Menurut Sulistyo mendefinisikan ekonomi kelautan adalah pemanfaatan suatu kawasan perairan yang ditetapkan sebagai kawasan pertumbuhan perekonomian berdasarkan karakter yang dimiliki setiap kelompok perairan tersebut.
Menurut Adisasmita mengatakan bahwa ekonomi kelautan atau ekonomi archipelago mempelajari masalah dketerkaitan dan ketergantungan ekonomi antar wilayah daratan dan antar wilayah perairan dalam suatu kawasan kepulauan.
Menurut Apridar menjelaskan bahwa ekonomi kelautan adalah ekonomi berbasis maritim yang memanfaatkan sumber daya (resources) yang ada di laut baik hayati seperti ikan, rumput laut, dan biota lainnya serta non-hayati seperti minyak, gas bumi dan bahan-bahan mineral maupun jasa (services).
Menurut Charles (2001) memiliki rumusan pemikiran bahwa keberlanjutan suatu sistem perikanan dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu faktor keberlanjutan ekologi, faktor keberlanjutan sosio-ekonomi, keberlanjutan masyarakat, dan keberlanjutan kelembagaan. Tujuan pengelolaan perikanan pun selanjutnya tidak semata-mata hanya untuk menghasilkan atau menjamin kelestarian sumber daya ikan, produksi ikan secara berkelanjutan, tetapi juga menjadi lebih beragam, yaitu mulai dari konservasi sumber daya ikan, konservasi habitat ikan, penyediaan lapangan pekerjaan, optimasi strategi produksi ikan, hingga penegakan kedaulatan negara.
Teori di atas sejalan dengan teori yang ada pada ekonomi Islam, yaitu Pengelolaan sektor perikanan harus berlandaskan dengan asas kerjasama. Bahwa sumber daya alam yang diberikan oleh Allah SWT adalah untuk pemenuhan kebutuhan manusia, bukan untuk dikuasai oleh beberapa orang. Islam mengedepankan bahwa kerjasama jauh lebih baik daripada persaingan, dan menjaga ekosistem perikanan sesuai dengan konsep bahwa hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama.
Pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan menurut Hifdzul Biah, Islam menganjurkan untuk menyelamatkan spesies, memanfaatkan, dan memperlakukan semua makhluk Allah SWT secara bijaksana. Karena semua hamba Allah SWT senantiasa bertasbih dan menyembah Allah SWT.
Menurut M. Nejatullah Siddiqi (1992), berpendapat bahwa kegiatan pemanfaatan sumber daya alam termasuk dalam sektor perikanan adalah usaha penyediaan barang dan jasa yang memperhatikan nilai keadilan dan kemaslahatan bagi masyarakat.
Dari beberapa defenisi para ahli baik eahli ekonomi modern maupun ekonomi Islam menekankan bahwa perikanan termasuk ke dalam sumber daya alam yang harus dijaga kelestariannya. Boleh dimanfaatkan sebagai bahan baku kebutuhan sehari-hari atau sebagai sumber pendapatan tetapi harus memerhatikan bagaimana cara mengelolanya dengan baik dan memanfaatkan dengan tidak berlebih-lebihan, karena sumber daya alam memiliki jumlah yang terbatas dan harus digunakan dengan sebaik-baiknya.
Penulis : Shindy Agustin, Tri Suci Imanda, Nency Novianty, Rahmad Gunadi, Zahra Fatimah
Referensi :
BPS, Komoditar ekspor utama, diolah ditjen PDS-KKP (479 kode 2017 dan 507 kode HS 2022 Produk Perikanan).
Busneti ida, Angga Prsetya Anugrah Pengelolaan Sektor Perikanan tangkap menurut Ekonomi Islam dan pembangunan Berkelanjutan, DOI : 10.25105/me.v26i1.5147Lisence: CC BY-NC-SA 4.0, 2019.
Diktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan Dan Perikanan Ekspor perikanan tumbuh 10,66% di 2022 https://kkp.go.id/djpdspkp/artikel/47840-ekspor-perikanan-tumbuh-10-66-di-2022 (kementerian kelautan dan perikanan)
Setijadi masalah peningkatan ekspor produk perikanan dan rekomendasi solusinya https://supplychainindonesia.com/masalah-peningkatan-ekspor-produk-perikanan-dan-rekomendasinya-solusinya/
warta ekspor ikan dan produk ikan, 2021 juni edisi juni 2021
warta ekspor ikan dan produk ikan, Ditjen PEN/MJL/005/6/2014 juni. edisi juni 2014
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.