Panitia Zakat Fitrah vs Baznas
Agama | 2023-04-16 07:45:56Zakat fitrah di Minggu terakhir Ramadhan sudah mulai diumumkan terutama di mushola dan masjid, para pengumpul dan sosialisatir zakat fitrah sebagian besar dimotori dan dieksekusi langsung juga oleh para remaja dan pemuda meskipun ada beberapa orang tuaakan tetapi pada faktanya sebagian oleh para remaja dan pemuda yang biasa ngumpul – ngumpul di masjid dan musholla.
Para remaja dan pemuda yang tergabung dalam kepanitiaan zakat fitrah biasanya secara spontan karena sudah menjadi rutinitas tahunan bagi warga apabila menyerahkan atau membayar zakat sebagian besar melalui masjid atau musholla, kepanitiaan tersebutpun mencerminkan kegotongroyongan dan kesukarelaan karena mereka remaja dan pemuda yang tertera dan tergabung dalam kepanitiaan zakat fitrah tidak mengharapkan apa-apa, mereka benar-benar mewakafkan tenaganya untuk ikut berpartisipasi dalam menampung pembayaran zakat fitrah dan menyalurkannya kembali.
Berbeda dengan Amil Zakat Nasional atau lebih dikenal dengan BASNAZ dalam perekrutan dan menentukan anggota BAZNAZ melalui berbagai mekanisme yang formal dan begitu selektif, baik di tingkat nasional dan di tingkat daerah, dan anggota atau punggawa BAZNAZ dilakukan sitem seleksi atau penyaringan oleh panitia seleksi, yang tidak dipungkiri setelah adanya seleksi orang yang menempati BAZNAZ sebagian besar adalah kalangan para aparat negara baik itu pensiunan, atau masih aktif dan tidak dipungkiri didominasi oleh salah satu instansi. Hal ini terjadi apakah memang ada unsur kesengajaan atau tidak itu kbali pada para pelaku penyusun aturan dan para pemangku kebijakan serta pelaksana perekrutan.
Apabila kita telisik dari sudut pandang kita sebagai muslim yang rasional akan ada perbedaan yang mencolok antara panitia Zakat Fitrah dan Amil Zakat Nasional, jelas akan ada jurang yang menganga jauh antara keduanya dimana panitia Zakat berawal dan berkidmad pada unsur kegotongroyongan dan kesukarelaan tanpa seleksi atupun perekrutan yang ada hanya seleksi alam, sedangkang BAZNAZ melalui berbagai macam pola dan endingny diisi oleh orang – orang yang notabenenya sudah berpunya dan mempunyai pekerjaan serta penghasilan. Dapat dipersepsikan apakah benar insan yang mendaftarkan diri menjadi BAZNAZ berorientasi pada pengabdian atau secara ekstrim hanya untuk.meningkatkan eksistensi mereka baik eksistensi kekuasaan atau material. Rasa miris bagi kita umat muslim yang rasional apakah tidak sebaiknya perekrutan BAZNAZ diperuntukkan untuk para pemuda yang mempunyai keilmuan tetapi masih nganggur sehingga dapat memberdayakan mereka, karena banyak lulusan akademi keagamaan yang masih belum mendapatkan pekerjaan, di situlah perlu kepekaan penguasa dalam menelurkan kebijakan bukan hanya untuk hegemoni kalangan sendiri saja akan tetapi berfikir untuk kemaslahatan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.