Risiko Menjadi Petugas Damkar
Eduaksi | 2023-04-13 20:54:42Bandung – Bekerja menjadi petugas damkar bukanlah hal yang mudah. Pekerjaan yang mulia ini memiliki banyak risiko.
Seperti yang dikatakan oleh Bapak Ade Hidayat. Petugas damkar yang bertugas di Dinas Kebakaran Dan Penanggulangan Bencana – Kota Bandung.
Risiko terberat menjadi petugas damkar adalah meninggal di lokasi. Bisa meninggal akibat sengatan listrik, terkena reruntuhan bangunan, ataupun kecelakaan yang tiba-tiba terjadi di lokasi. Dan kecelakaan ini pernah dialami oleh Bapak Ade saat bertugas.
“Saya pernah 2 kali, pertama saat penanganan di hotel Cemerlang Pasir Kaliki saya kecelakaan sampai pingsan saya ingat-ingat di Hasan Sadikin, enggak tau dibawa pake apa, enggak kena pecahan, cuman ledakannya saking kerasnya deket telinga. Kedua kejadian di pasar Baleendah, itu yang tragis ketika kita mau memadamkan itu bantuan kabupaten kita akan memadamkan kita diserang sama masyarakat yang tidak bertanggung jawab, kita diserang semua mobilnya hancur anggotanya pada luka semua termasuk saya juga,” kata Bapak Ade saat ditemui peneliti di Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung, Senin (10/4/2023).
Bapak Handoko, petugas damkar Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana – Kota Bandung, juga menyetujui bahwa risiko menjadi petugas damkar taruhannya adalah nyawa.
“Untuk pemadam Kota Bandung ini resikonya yaitu taruhannya nyawa mbak,” kata Bapak Handoko saat ditemui peneliti di Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung, Senin (10/4/2023).
Oleh kerena itu, petugas damkar diharapkan selalu berhati-hati saat bertugas.
“Diusahakan, dimaksimalkan kita jangan sampai gitu, jangan sampai melakukan tindak ceroboh baik di lokasi Kebakaran.,” kata Bapak Calvin saat ditemui peneliti di Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung, Senin (10/4/2023).
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.