Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ruri Armayani

Ekspor Sayuran Lokal dalam Perdagangan Internasional, Hambatan dan Cara Mengatasinya

Bisnis | 2023-04-12 19:26:08
Sumber : https://dinpertanpangan.demakkab.go.id

Sektor pertanian sayuran lokal di Indonesia memiliki potensi besar untuk ekspor karena Indonesia memiliki beragam jenis sayuran yang tumbuh subur di berbagai daerah. Selain itu, permintaan akan produk sayuran segar di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina, serta negara-negara di Timur Tengah dan Eropa juga cukup besar

Sektor pertanian di Indonesia merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi perekonomian negara, karena sektor ini merupakan sumber penghasilan utama bagi sebagian besar penduduk di daerah pedesaan dan berperan penting dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional. Saat ini, sektor pertanian di Indonesia masih menghadapi beberapa kendala, di antaranya adalah rendahnya produktivitas, kurangnya akses ke teknologi dan pembiayaan, serta masalah perubahan iklim yang mempengaruhi produksi pertanian.

Luasnya lahan pertanian dan tingkat kesuburan tanah Indonesia membuat Indonesia mudah untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang digunakan Sebagai konsumsi masyarakat Indonesia. Tetapi semakin banyak lahan-lahan Pertanian Indonesia yang terkena alih fungsi lahan, dimana lahan pertanian yang Subur dialih fungsikan dan dijadikan rumah pemukiman atau gedung-gedung Perusahaan yang menyebabkan lahan pertanian menjadi semakin berkurang. Padahal Indonesia adalah negara agraris dan juga negara yang kaya akan Kekayaan alam yang membuat Indonesia tidak kekurangan produksi dari hasil Pertanian.

Sayuran merupakan komoditas pertanian yang bernilai tinggi bagi produsen dan konsumennya. Produsen sayuran memiliki potensi untuk memperoleh pendapatan yang tinggi dari usaha yang dilakukannya karena pada umumnya komoditas sayuran memiliki harga jual dan skala komersialisasi yang lebih tinggi dibandingkan komoditas pangan. Sedangkan bagi konsumen, produk sayuran memberikan manfaat yang baik untuk kesehatan karena mengandung vitamin yang dibutuhkan manusia.

Pengembangan sayuran merupakan upaya strategis dalam pembangunan pertanian Indonesia karena memiliki keunggulan komparatif. Kondisi tanah, iklim tropis, dan kedekatan geografis merupakan faktor penentu keungggulan komparatif Indonesia dalam menghasilkan sayuran dan buah. Kinerja produksi sayuran pada kurun waktu 2011-2012 mengalami peningkatan sebesar 6,43%

Namun, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja sektor pertanian, antara lain Ddengan memberikan dukungan finansial dan teknis kepada para petani, mengembangkan infrastruktur pertanian, meningkatkan akses pasar dan memperkuat regulasi. Hal ini terbukti dengan meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal IV tahun 2021, sektor pertanian tumbuh sebesar 4,99%, dengan kontribusi sebesar 13,82% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Selain itu, produksi tanaman pangan dan holtikultura pada tahun 2020 mencapai 168,28 juta ton atau mengalami kenaikan sebesar 2,26% dibandingkan tahun sebelumnya. Produksi komoditas utama seperti padi, jagung, kedelai, kacang tanah, dan kelapa sawit juga mengalami peningkatan.

Ekspor sayuran dari Indonesia berperan penting dalam perdagangan internasional, khususnya dalam sektor pertanian. Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi produsen dan eksportir sayuran, karena negara ini memiliki keanekaragaman jenis sayuran yang tumbuh subur di berbagai daerah.

Ekspor sayuran dari Indonesia dapat memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian negara, karena dapat meningkatkan pendapatan dan lapangan kerja bagi petani dan pekerja di sektor pertanian. Selain itu, ekspor sayuran juga dapat memberikan devisa bagi negara, serta meningkatkan citra Indonesia di pasar internasional.

Negara tujuan utama ekspor sayur-sayuran Indonesia pada 2021 sebagai berikut:

1. Taiwan

Volume : 23.705.983 kg

Nilai US$ 13.456.940

2. Tiongkok

Volume : 19.032.560 kg

Nilai : US$ 26.7 62.892 kg

3. Singapura

Volume : 13.771.826 kg

US$ 11.416.212

4. Malaysia

Volume : 13.139.371 kg

Nilai US$ 6.375.338

5. Filipina

Volume : 10.292.039 kg

Nilai US$ 14.171.041

Pasar ekspor di indonesia untuk komoditas sayur sayuran mencakup berbagai negara di Asia , Australia, Afrika, Eropa, dan Amerika. Menurut laporan Badan Pusat Statistik( BPS), nilai ekspor sayur sayuran nasional pada Januari - Desember 2021 mencapai US$ 86,44 juta atau setara dengan Rp. 1,25 triliun. Nilai itu turun hingga 24,15 % dibandingkan penjualan pada periode sama tahun sebelumnya, yaitu US$ 113, 97 juta atau setara dengan Rp. 1,64 triliun. Sedangkan ekspor sayuran Indonesia mencapai 86,95 juta kg. Volume tersebut turun 33, 64% dibandingkan ekspor pada periode sama tahun 2020 yang berjumlah 131,02 juta kg.

Adapun Hambatan - Hambatan dalam Ekspor Sayuran Lokal di Indonesia yaitu :

a. Kualitas Produk yang Kurang Memuaskan

Salah satu hambatan dalam ekspor sayuran lokal di Indonesia adalah kualitas produk yang kurang memuaskan. Hal ini disebabkan oleh penggunaan teknologi yang kurang canggih, proses pengolahan yang kurang memadai, serta kurangnya sertifikasi halal dan ISO pada produk sayuran lokal. Sayuran lokal di Indonesia masih memiliki standar kualitas yang rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini membuat sulit untuk bersaing dengan sayuran impor yang lebih berkualitas.

b. Infrastruktur yang Kurang Memadai

Hambatan lainnya adalah infrastruktur yang kurang memadai, terutama dalam hal transportasi dan pengolahan. Infrastruktur yang kurang memadai menyebabkan proses distribusi dan pengiriman menjadi lebih lambat dan mahal . Keterbatasan infrastruktur seperti jalan raya, bandara, dan pelabuhan yang memadai juga menjadi kendala dalam kegiatan ekspor sayuran lokal. Hal ini dapat memperlambat pengiriman dan memperburuk kualitas sayuran yang diekspor.

c. Persaingan dengan Produk Impor

Produk impor memiliki kualitas yang lebih baik dan harga yang lebih murah dibandingkan dengan produk lokal. Hal ini membuat produk lokal sulit bersaing di pasar ekspor. Persaingan yang ketat dari produk sayuran impor dan produsen lokal yang lebih besar dan lebih terkenal juga dapat menjadi hambatan bagi ekspor sayuran lokal di Indonesia.

d. Kebijakan Pemerintah yang Kurang Mendukung

Kebijakan pemerintah yang kurang mendukung juga menjadi hambatan dalam ekspor sayuran lokal di Indonesia. Beberapa kebijakan pemerintah seperti pajak yang tinggi, birokrasi yang rumit, dan kurangnya insentif bagi eksportir membuat proses ekspor menjadi sulit. Kurangnya dukungan dari pemerintah dalam hal promosi, pendanaan, dan pelatihan juga menjadi kendala dalam kegiatan ekspor sayuran lokal di Indonesia. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan pengembangan bisnis sayuran lokal.

Dalam hal ini terdapat solusi dan penyelesaian masalah hambatan hambatan diatas yaitu :

a. Peningkatan Kualitas Produk

Untuk mengatasi hambatan pertama, diperlukan peningkatan kualitas produk. Hal ini dapat dilakukan dengan penggunaan teknologi yang lebih canggih, proses pengolahan yang lebih baik, serta sertifikasi halal dan ISO pada produk sayuran lokal.

b. Peningkatan Infrastruktur

Untuk mengatasi hambatan kedua, perlu dilakukan peningkatan infrastruktur, terutama dalam hal transportasi dan pengolahan. Pemerintah dapat mengalokasikan anggaran untuk membangun jalan raya, pelabuhan, dan gudang yang memadai.

c. Peningkatan Daya Saing Produk Lokal

Untuk mengatasi hambatan ketiga, perlu dilakukan peningkatan daya saing produk lokal. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk, menekan biaya produksi, serta melakukan branding yang tepat.

d. Dukungan Kebijakan Pemerintah yang Lebih Baik

Untuk mengatasi hambatan keempat, pemerintah perlu memberikan dukungan kebijakan yang lebih baik. Beberapa kebijakan yang dapat diberikan adalah pembebasan pajak ekspor, memangkas birokrasi yang rumit, serta memberikan insentif bagi eksportir.

Dalam mengatasi masalah-masalah tersebut, diperlukan upaya dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, produsen sayuran lokal, dan pihak swasta untuk meningkatkan kualitas, infrastruktur, dan dukungan kegiatan ekspor sayuran lokal di Indonesia.

Namun dibalik permasalahan permasalahan atau hambatan hambatan yang dialami ekspor sayuran di indonesia, ada beberapa perusahan yang dapat menembus pasar internasional salah satunya yaitu PT. Alamanda Sejati Utama, perusahaan pertanian swasta Indonesia yang menjual dan mengekspor sayuran, buah-buahan dan bunga secara aktif ke negara-negara di dunia, melepas ekspor sayur dan umbi ke sejumlah negara Asia antara lain Singapura, Tiongkok, Hongkong dan Korea Selatan.

PT Alamanda Sejati Utama yang didirikan di Jakarta di 2002, telah menerapkan Cold Chain Management sebagai standar kualitas perawatan untuk masing-masing barang yang diproduksi, mulai dari ladang perkebunan hingga gudang dan ke pelabuhan keberangkatan.

PT Alamanda Sejati Utama memiliki armada truk berpendingin dan penyimpanan dingin yang bisa menjaga lebih dari 300 ton / hari sayuran dan buah-buahan. Produk PT Alamanda Sejati Utama adalah sayuran segar, buah-buahan, dan jasmines pilihan terbaik dari Indonesia. Bekerja dengan banyak petani terlatih dan terdidik yang memahami produk standar mutu ekspor.

Beberapa ahli telah memberikan pandangan mereka tentang kegiatan ekspor sayuran di Indonesia, antara lain:

1. Dr. Ir. Bambang Sutrisno, MSc, selaku Ketua Komite Nasional Kebijakan Governance Bidang Pangan, yang mengatakan bahwa ekspor sayuran di Indonesia memiliki potensi yang besar dan perlu didukung oleh infrastruktur yang memadai dan kualitas produk yang baik.

2. Dr. Ir. Sudarsono Soedomo, MSc, selaku Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, yang menyatakan bahwa ekspor sayuran di Indonesia dapat meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi ketergantungan pada impor sayuran dari luar negeri.

3. Dr. Ir. Made Antara, MS, selaku Ketua Program Studi Agribisnis Universitas Udayana, yang menekankan pentingnya peningkatan kualitas dan diversifikasi produk sayuran yang diekspor agar dapat bersaing di pasar internasional.

Kesimpulan :

Sektor pertanian di Indonesia merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi perekonomian negara, karena sektor ini merupakan sumber penghasilan utama bagi sebagian besar penduduk di daerah pedesaan dan berperan penting dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional. Saat ini, sektor pertanian di Indonesia masih menghadapi beberapa kendala, di antaranya adalah rendahnya produktivitas, kurangnya akses ke teknologi dan pembiayaan, serta masalah perubahan iklim yang mempengaruhi produksi pertanian.

Meskipun demikian, ekspor sayuran dari Indonesia masih mengalami beberapa kendala seperti kurangnya akses pasar, rendahnya kualitas produk, dan kurangnya dukungan teknologi dan pembiayaan. Dalam jangka panjang, upaya untuk meningkatkan ekspor sayuran lokal di Indonesia perlu terus ditingkatkan, dengan mengembangkan produk-produk sayuran lokal yang berkualitas dan kompetitif serta meningkatkan akses pasar.

Penulis : Ruri Armayani, Muhammad rizky, Sri Wulan Wahyu Ningsih, Putri Azzura Oktaviani

Referensi :

Badan Pusat Statistik. (2022). Statistik Pertanian 2021. https://www.bps.go.id/publication/2022/02/28/2bfa7f341b2a334ff7a50e16/statistik-pertanian-2021.html

Rachman, A. (2019). Strategi Peningkatan Ekspor Sayuran Indonesia. Jurnal Agrica, 2(2), 99-110.

Nugraha, A. S. (2021). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor sayuran Indonesia ke Amerika Serikat. Jurnal Agribisnis Indonesia, 9(1), 1-12.

Triyanti, M. N., & Yuliadi, E. (2020). Prospek ekspor sayuran organik Indonesia ke pasar global. Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah, 4(1), 1-11.

Ekspor Sayuran Indonesia Potensi Besar, tapi Tantangan Masih Besar" (detiknews, 13 Juni 2020)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image