Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nurfatimah Amany

Dari Cucurak hingga Ngabuburit di Sunda, Ramadhan Mencuci Dosa?

Agama | Friday, 07 Apr 2023, 15:54 WIB

Ramadhan menjadi bulan suci bagi umat Islam dan terdapat banyak kesempatan pahala di bulan tersebut. Muslim di seluruh dunia menyambut hangat bulan penuh ampunan ini. Banyak persiapan yang dilakukan bahkan dari sebelum bulan Ramadhan dimulai. Dalam konteks ibadah, umat muslim muRamadhan menjadi bulan suci bagi umat Islam dan terdapat banyak kesempatan pahala di bulan tersebut. Muslim di seluruh dunia menyambut hangat bulan penuh ampunan ini. Banyak persiapan yang dilakukan bahkan dari sebelum bulan Ramadhan dimulai. Dalam konteks ibadah, umat muslim mulai memperbanyak puasa di bulan sejak bulan Rajab, dua bulan sebelum Ramadhan.

Urang Sunda atau masyaratakat Sunda memiliki tradisi lain disamping mempersiapkan kondisi rohani di bulan Ramadhan. Bulan ini dijadikan pula momen untuk saling bertemu, baik kepada keluarga maupun rekan. Silaturahmi menjadi alasan dilakukannya kumpul-kumpul bersama.

Cucurak, menjadi aktivitas awal penyambut Ramadhan. Cucurak biasa berisi kegiatan makan bersama yang dilaksanakan sekitar satu hingga dua minggu sebelum Ramadhan. Motivasi dilakukannya cucurak adalah untuk saling memaafkan sehingga menyambut Ramadhan dengan hati yang bersih setelah berjumpa. Cucurak bisa dilakukan dengan keluarga dekat, saudara jauh, hingga kolega kantor. Momen ini juga menjadi kegiatan makan yang cukup besar sebelum berada di bulan Ramadhan yang mengharuskan puasa atau menahan makan dan minum di siang hari.

Ngabuburit, merupakan aktivitas sore yang dilakukan di bulan Ramadhan untuk menunggu azan Maghrib. Setelah ashar, banyak orang mencari takjil atau makanan berbuka. Beberapa makanan khas Sunda juga menjadi menu takjil yang unik. Seperti olahan tepung tapioka atau aci yang sangat banyak macamnya di Sunda. Mulai dari cireng (aci goreng), cilung (aci gulung), cilok (aci dicolok), cimol (aci diemol atau dibulat-bulatkan), cilor (aci telur), hingga boci (bakso aci).

Hal ini juga mendorong para pedagang untuk berjualan di jam-jam menuju Maghrib. Kegiatan lain di ngabuburit yang biasa dilakukan adalah jalan-jalan sore bersama teman atau keluarga dekat. Karena ini kegiatan harian, ngabuburit biasa dilakukan bersama orang yang memang sudah dekat saja keberadaannya. Terkadang ngabuburit menjadi kegiatan sebelum Buka Puasa Bersama dilakukan juga.

***

Banyak kebersamaan yang terjadi di bulan Ramadhan. Banyak pula waktu luang yang dijadikan momen-momen jalan-jalan. Namun di sisi lain, ada hal lebih penting di bulan Ramadhan yang seharusnya menjadi highlight, yaitu masa dimana peluang pahala lebih besar begitu juga pengampunan dosa. Ramadhan seharusnya membuat umat muslim fokus beribadah kepada Allah di samping tetap melakukan habluminannas yang sesuai syariat. Yang menjadi masalah adalah saat melakukan kegiatan sosial tersebut tapi melanggar syariat. Beberapa hal berbahaya yang sering terjadi pada kegiatan-kegiatan sosial di bulan Ramadhan adalah sebagai berikut.

1. Ghibah, sering diartikan hanya membicarakan orang lain kekurangannya, tetapi makna ghibah lebih dari itu. Termasuk di dalamnya memberikan kode sesuatu kekurangan dari saudara muslim kita, atau menirukannya dengan merendahkannya. Ghibah termasuk dosa besar yang harus dihindari baik di bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan.

2. Interaksi berlebihan dengan bukan mahrom. Banyak kegiatan kumpul-kumpul membuat interaksi dengan non mahrom semakin banyak. Di sisi lain, saat bermaafan dengan mereka dilakukan dengan bersalaman yang membuat menyentuh non mahrom. Minimnya kesadaran mahrom dan non mahrom di keluarga juga menjadi titik kritis yang membuat dosa di bulan Ramadhan terutama saat bertemu langsung.

3. Menyia-nyiakan waktu. Berpuasa membuat tubuh kekurangan makanan dan membuat lebih lemas atau merasa tidak bisa berpikir seperti biasanya. Hal ini juga yang mendorong kegiatan ngabuburit atau kegiatan yang mindless di sore hari dilakukan. Padahal ada hal lain seperti tilawah, ikut kajian, bersedekah, atau yang lainnya yang bisa dilakukan serta membawa dampak lebih positif dan pahala lebih banyak.

Bukan tidak boleh untuk melakukan silaturahim di masa Ramadhan ini. Namun, tetap harus dijaga syariatnya dalam bersosialisasi sehingga membuat kegiatan-kegiatan tersebut bernilai pahala di sisi Allah. (NA, 7/4/2023)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image