Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ashma' Makarim Zafiroh

Tenda Ramadhan, Tradisi Unik Kehidupan Malam Ramadhan di Mesir!

Agama | Friday, 07 Apr 2023, 00:03 WIB
gulfnews.com

Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Quran, terlebih bulan ini memiliki satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Maka tak heran banyak umat Islam di bulan Ramadhan yang berlomba-lomba dalam kebaikan untuk meraih rahmat dan kenikmatan ibadah dari Allah SWT. Tentunya bulan Ramadhan menjadi bulan yang dinantikan oleh seluruh umat Islam di dunia. Semua umat islam menyambut bulan yang penuh berkah ini dengan suka ria. Bahkan, masing-masing negara memiliki keunikannya sendiri dalam menyambut dan menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan, salah satunya adalah negara Mesir.

Mesir adalah salah satu negara tertua yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam. Masyarakat Mesir menyambut bulan Ramadhan dengan memasang lentera warna-warni, fanoos, kemudian meletakkannya di depan pintu masuk rumah mereka. Lentera ini adalah lambang dari keajaiban dan kegembiraan Ramadhan. Selama menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, tentunya banyak tradisi dan keunikan budaya Mesir yang menarik untuk diketahui seperti dihimpun oleh Retizen.id dari sumber Sharm Club dan Daily Sabah, Yuk kita simak lebih lanjut apa saja keunikan Ramadhan di Mesir!

Tradisi Unik Ramadhan di Mesir

1. Misaharaty

Seperti dikutip dari Daily Sabah, Mesaharati merupakan sebutan bagi seorang yang membangunkan umat Islam di Mesir untuk sahur. Mesaharati akan berkeliling di gang-gang, membawa gendang dan menyayikan lagu-lagu tradisional dan anak-anak bermain di sekelilingnya dengan lentera mereka dan bernyanyi bersama.

Tradisi ini diperkirakan muncul pertama kali pada masa Khalifah Abbasiyah, di bawah pimpinan Gubernur Mesir Otbat bin Ishaq.

2. Meriam Ramadhan

"Midfa al iftar Idrab" (api meriam api) adalah kalimat paling terkenal yang didengar orang Mesir sebelum berbuka setiap hari, ini merupakan tradisi yang diwariskan selama lebih dari lima abad. Tepat pada saat maghrib, Meriam akan mengeluarkan satu tembakan yang artinya orang bisa mulai berbuka puasa.

Tradisi ini telah dimulai pada masa Mamelöukes pada 1439 dan Kairo adalah kota pertama di dunia Islam yang menyaksikan ini.

3. Buka Puasa Amal (Maidat Al-Rahman)

Perjamuan besar disajikan secara gratis oleh orang-orang dermawan yang menawarkan makanan di bulan Ramadhan. Biasanya, perjamuan ini akan bervariasi dalam satu tempat ke tempat lain. Dikutip dari Sharm Club, buka puasa amal juga disiapkan oleh restoran besar dan kecil selama sebulan penuh.

Tempat terbaik untuk mengetahui tradisi ini adalah Khan el-Khalily Bazaar. Maka tak heran bila banyak masyarakat yang pergi ke tempat tersebut sebelum berbuka untuk menghabiskan malam yang menyenangkan.

4. Tenda Ramadhan

Mesir adalah negara yang memberikan perhatian khusus pada ibadah dan praktik spiritual di bulan Ramadhan, seperti yang dikutip dari Daily Sabah. Tenda Ramadhan adalah tempat paling terkenal di mana orang menikmati kehidupan malam selama malam Ramadhan.

Tradisi ini tergolong baru, Tenda Ramadhan diyakini berasal dari saradek Mesir yang merupakan tenda di Kairo untuk orang-orang yang menyampaikan belasungkawa. Namun, fungsi saradek telah berubah menjadi tempat kuliner selama Ramadhan.

5. Pesta Bairam

Mengutip Sharm Club, Ramadhan di mesir diakhiri dengan pesta yang disebut Bairam–perayaan besar yang berlangsung selama tiga hari. Pada hari pertama Bairam, semua anggota keluarga akan berkumpul bersama untuk merayakan Idul fitri dan anggota keluarga yang sudah dewasa akan memberikan sejumlah uang kepada anak-anak dan kepada anggota keluarga lain yang tidak bekerja.

Dapat terlihat bahwa tradisi ini sedikit mirip dengan tradisi penutup Ramadhan di Indonesia, dimana masyarakat Indonesia berlomba-lomba dalam meraih kemenangan di hari yang suci setelah satu bulan penuh berpuasa Ramadhan. Biasanya, masyarakat Indonesia juga akan berkumpul bersama anggota keluarganya untuk merayakan Idul Fitri.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image