Bubur Pedas: Kuliner Ramadhan Khas Masyarakat Suku Melayu di Sumatra Utara
Kuliner | 2023-04-06 22:12:11Ramadhan merupakan bulan yang dinantikan oleh seluruh umat muslim di dunia. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, masyarakat muslim di Indonesia tentunya menyambut bulan yang suci ini dengan sangat meriah. Selama Ramadhan, ada banyak sekali tradisi-tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat disetiap penjuru daerah di Indonesia. Selain itu, yang tak kalah menarik dari Ramadhan di Indonesia adalah beragam kuliner khas ramadhannya. Salah satu kuliner tersebut adalah bubur pedas khas masyarakat suku Melayu di Sumatera Utara.
Bubur pedas merupakan salah satu makanan tradisional suku Melayu yang tinggal di daerah sekitaran pantai Timur Sumatra Utara khususnya di Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Asahan, Batubara, Labuhan Batu, Labuhan Batu Selatan, Labuhan Batu Utara, Kota Medan, Tanjung Balai, dan Tebing Tinggi. Dulunya bubur pedas merupakan makanan khas kerajaan, namun saat ini bubur pedas telah menjadi sajian khas berbuka masyarakat pada bulan Ramadhan.
Alasan masyarakat menjadikan bubur pedas sebagai santapan berbuka adalah bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan bubur pedas memiliki beragam manfaat sehingga membuat perut tetap nyaman walaupun telah berpuasa selama belasan jam.
Bubur pedas terbuat dari berbagai macam sayuran, umbi-umbian, kacang-kacangan, beras yang disangrai dan rempah-rempah, serta beberapa jenis ikan dan kerang bahkan daging ayam dan lembu sebagai pelengkap. Rasa enak dan segar dari rempah-rempah dapat membangkitkan selera untuk menyantap makanan ini. Di beberapa kalangan, kerap kali bubur pedas menjadi bahan perbincangan pada saat berbuka berpuasa, karena akan terasa kurang lengkap bila berbuka puasa tanpa menyantap bubur pedas.
Oleh karena itu, jika berkunjung ke daerah Sumatra Utara selama bulan Ramadhan, jangan lupa untuk mencoba bubur pedas khas Melayu.
Referensi:
Maswita. 2021. Tradisi Makanan Bubur Pedas pada Masyarakat Melayu Batubara (Suatu Kajian Antropologi. Jurnal Normatif. 1(1): 43-48.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.