Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ali Kifayatullah

Implementasi Teknologi dalam Industri Halal di Indonesia

Teknologi | Thursday, 06 Apr 2023, 16:17 WIB

Menelusuri Implementasi Teknologi dalam Industri Halal

Seiring berkembangnya zaman, penggunaan teknologi canggih menjadi suatu hal yang tidak terhindarkan. Implementasi teknologi canggih yang dapat kita jumpai hampir di seluruh sendi kehidupan manusia ini bertujuan untuk mempermudah seluruh aktivitas yang ada.

Perkembangan implementasi teknologi canggih ini juga semakin masif, seperti halnya teknologi blockchain dan Artificial Intelligence (AI) yang kerap digunakan dalam berbagai sektor. Blockchain sendiri merupakan sebuah sistem penyimpanan transaksi digital yang dapat melakukan pencatatan permanen terhadap tiap transaksi yang terjadi. Sistem ini terletak dalam basis data (database) publik yang disebut dengan buku besar (ledger).

Sedangkan, teknologi Artificial Intelligence (AI) merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan komputer untuk menyelesaikan tugas berdasarkan data yang telah mereka pelajari.

Selengkapnya tentang industri halal

Teknologi blockchain dan AI kerap digunakan dalam sektor industri, salah satunya yakni industri halal. Perlu diketahui bahwa industri halal mencakup subsektor makanan halal, kosmetik halal, farmasi halal, pariwisata halal, dan sektor lainnya yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar muslim.

Dilansir dari State of Global Islamic Economy Report 2022, sektor industri halal menghasilkan perputaran uang sebesar US$ 2 triliun atau sekitar Rp 30.192 triliun pada tahun 2022. Angka ini meningkat cukup pesat sebesar 8.9% yoy (year on year) dari tahun 2020 hingga 2022.

Sejalan dengan hal tersebut, perkembangan industri halal di Indonesia juga terhitung sangat baik. Indonesia tercatat berada dalam posisi 10 besar pada sektor makanan halal, modest fashion, kosmetik, dan farmasi halal berdasarkan laporan tersebut.

Peran teknologi dalam industri halal

Di balik potensi besar industri halal, masih terdapat beberapa tantangan, salah satunya perihal bagaimana meningkatkan sistem pelacakan (traceability) yang baik, dapat diandalkan, dan terpercaya.

Saat ini, Industri halal masih banyak menggunakan sistem manual atau semiotomatis dan program komputer sederhana.

Pada hal inilah, teknologi memegang peranan penting dalam industri halal dengan menghadirkan alat-alat cerdas. Lalu, bagaimana peran teknologi dalam menjawab tantangan di industri halal tersebut? Simak ulasan berikut:

Blockchain

Flickr)" />
Ilustrasi Blockchain (Tameez Abramjee/Flickr)

Salah satu teknologi digital yang dapat digunakan industri halal untuk meningkatkan sistem pelacakan (traceability) adalah blockchain. Dalam blockchain, setiap pihak berwenang yang memiliki identitas asli bisa melakukan transaksi dan verifikasi informasi secara langsung, tanpa melalui pihak ketiga.

Catatan transaksi dalam blockchain juga bersifat kekal atau tidak bisa diubah kapan pun dan oleh siapa pun. Sebab, blockchain mempunyai sistem verifikasi data bersifat konsensus dan sistem pengamanan catatan transaksi bernama cryptography. Dengan fitur ini, blockchain cocok untuk sistem ketertelusuran industri halal yang transparan dan terpercaya.

Seperti yang kita ketahui, bahan baku industri pangan dan obat-obatan kita datang dari berbagai negara dengan jumlah, mutu, dan status kehalalan yang berbeda. Perpindahan barang dari hulu hingga hilir memungkinkan perubahan status kehalalan produk akibat proses penanganan dan pengolahan, pencampuran, pemalsuan, atau penipuan lainnya. Proses ini berpotensi melibatkan bahan-bahan tambahan yang tidak halal.

Untuk menjamin kehalalan produk hingga ke tangan konsumen, setiap proses dalam rantai pasok halal perlu dijamin kehalalannya. Dengan menggunakan teknologi blockchain, produsen dapat merincikan setiap proses perpindahan produk secara akurat dan transparan.

Dengan sistem blockchain ini, konsumen juga dapat menelusuri riwayat transaksi dan kehalalan produk. Selain itu, sistem blockchain juga dapat dihubungan dengan jaringan blockchain di negara lain sehingga transaksi dapat terintegrasi secara masif dalam satu wadah yang besar.

Sistem blockchain ini tentunya juga akan mempermudah tugas pemerintah selaku regulator dalam menjamin ketersediaan produk halal, baik bagi konsumen domestik maupun mancanegara. Kemampuan blockchain juga dapat disinergikan dengan AI sehingga menghadirkan sistem lebih andal yang disebut blockchain cerdas.

Artificial Intelligence (AI)

Di sisi lain, terdapat beberapa bentuk teknologi AI yang dapat dibuat, seperti halnya alat untuk mendeteksi kandungan zat nonhalal tanpa merusaknya. Jadi, identifikasi kandungan zat dalam produk cukup dengan menggunakan foto atau citra produk tersebut.

Beberapa penelitian deep learning juga sudah dilakukan oleh beberapa peneliti untuk mengetahui kandungan zat nonhalal seperti alkohol berdasarkan pengenalan citra. Hal ini tentunya perlu untuk diadopsi secara lebih masif untuk membantu mendeteksi kandungan nonhalal dalam setiap bahan makanan dan minuman yang diproduksi.

Setelah kandungan zat nonhalal terdeteksi, sistem penelusuran blockchain memeriksa riwayat perjalanan produk. Dengan demikian, sumber pencampuran, pengoplosan, atau kontaminasi oleh bahan nonhalal dapat ditelusuri secara cepat dan tepat.

Jadi, dengan perkembangan teknologi canggih seperti blockchain dan AI, kita dapat menghadirkan alat-alat super cerdas yang dapat membantu perkembangan industri halal di Indonesia dan dunia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image