Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image siti suryani

Ramadhan Momentum Ketaatan Sempurna

Agama | Sunday, 19 Mar 2023, 21:20 WIB

Ramadhan Momentum Ketaatan Sempurna

Ramadhan, mendengar namamu begitu rasa bahagia, rindu yang tiada terkira membuncah dalam dalam dada. Bulan yang Alloh kabarkan lebih baik dari seribu bulan. Beruntungnya seorang muslim yang mendapatkan Ramadhan dalam hidupnya, lalu dia menjalaninya dengan penuh kesungguhan dalam ketaatan setiap detiknya hanya untuk meraih ridhoNya.

Bulan agung yang penuh keberkahan, sungguh celaka Alloh sampaikan bagi muslim bila mendapatkan Ramadhan namun melalaikanya hingga berlalunya Ramadhan tanpa amalan yang menghantarkanya pada kebaikan, ketaatan dan ampunan.

Begitu banyak hikmah yang bisa dipetik bagi muslim yang mendapati Ramadhan dalam hidupnya. Bersyukur kita masih diberi kesempatan untuk mencicipi Ramadhan tahun ini, bagaimana tidak, berbagai musibah seperti covid dan bencana di negeri kita tercinta menelan banyak jumlah korban atau yang meninggal. Tentunya hal ini menjadikan kita berfikir dan bertanya kenapa Alloh masih memberi kita kesempatan berada didunia ini.

Keistimewaan yang dimiliki Ramadhan menjadikan seorang muslim yang beriman berusaha meraihnya dengan kesungguhan. Mengisi setiap menit yang dilaluinya untuk bertakarub, mendekatkan diri kepada Alloh agar senantiasa berada didalam jalan ketaatan

Dengan kita mengatahui keutamaan Ramadhan, akan menjadikan diri tarpacu dan bersungguh-sungguh untuk meraih keistimewaan yang Alloh janjikan. Bagi muslim yqng belum paham keistimewaan Ramadhan, akan biasa saja dalam menghadapinya, inilah yang dikhawatirkan yang seharusnya senatiasa bertanya kepada diri, mengapa tidak adanya rasa senang ketika Ramadhan tiba ?

Berbeda sikap dengan orang yang merasa senang saat Ramadhan hadir, dia akan merasa senang lalu mengisi pada sepuluh malam pertama dengan berbagai macam amal baik, namun tidak sampai pada Ramadhan berakhir, ini pun harus kita waspadai mengapa Ramadhan tidak membawa kebaikan pada diri.

Kita pun menjumpai kaum muslim yang begitu antusias menyambut Ramadhan dengan berbagai aktivitas ibadah hingga malam terakhir namun masih memilah milih antara malam ganjil dan malam genap, padahal sejatinya setiap malam pada bulan Ramadhan penuh dengan kebaikan, Alloh memberikan pahala berlipat dan ampunan.

Kita pun merasa iri melihat kaum muslim yang begitu semangat dalam menjalankan puasa penuh dengan kekhusuan, kesungguhan dengan amalan baik hingga berakhirnya Ramadhan. Tentunya jika kita menginginkan tetap istiqomah dan kian bertambah semangat dalam melakukan amalan Ramadhan harus mengetahui betapa istimewanya Ramadhan.

Tidak dipungkiri betapa berat godaan dalam menjalankan ketaatan kepada syariat didalam sistem kapitalis sekuler saat ini. Segala sesuatu diukur dengan banyaknya materi tanpa berfikir bagaimana Islam memandang. Tolak ukur dan standar perbuatan bagi muslim saat ini bukanlah Islam, melainkan kebebasan. Ramadhan tidak lebih dari rutinitas tahunan tanpa memberi pengaruh terhadap pribadi untuk taat secara totalitas terhadap seluruh aturan Islam seperti yang Alloh perintahkan.

Begitu juga dalam kehidupan bermasyarakat seolah nuansa ketaatan hanya dijumpai saat Ramadhan tiba, bagaimana tontonan yang ditayangkan atau berbagai hiburan bernuansa Islami. Namun setelah Ramadhan pergi, kebiasaan kehidupan kembali seperti semula, aturan Islam hanya ditemui sebatas mengatur dalam urusan ibadah semata. Padahal Islam turun bukan saja mengatur dalam ranah ibadah pada Alloh saja melainkan mengurusi seluruh aspek kehidupan seperti akidah, ibadah, muamalah dan ahlak.

Dalam Alquran Alloh sampaikan agar sebagai muslim wajib taat pada syariat secara menyeluruh tanpa memilih hukum yang sesuai dengan keinginanya sendiri. Hal akan menjadikan muslim yang liberal sekuler, menjadi muslim tetapi tidak menjadikan Islam sebagai pengatur.

Agar Ramadhan menjadi momentum perubahan menjadi muslim kaffah tidak lain harus menjadikan Islam sebagai pengatur dalam kehidupannya. Alquran adalah kalamullah yang berisi aturan hidup manusia agar tidak tersesat didalamnya, seperti apa yang disamlaikan oleh baginda Nabi Muhammad SAW, bahwa, tidaklah aku tinggalkan dua perkara didalmnya kecui Alquran dan hadist.

Dalam menyikapi Ramadhan tergantung pemahaman seseorang apa itu Ramadhan, mengapa Alloh SWT begitu sangat memulyakannya. Sungguh merugi bahkan celaka bagi muslim yang diberi kesempatan mendapatkan Ramadhan namun tidak gunakan untuk menambah ketaatan dan mendapat ampunan. Begitu istimewanya Ramadhan dimana Alloh membuka pintu surga dan menutup pintu neraka sehingga setiap muslim akan mudah melakukan ketaatan dan kebaikan lainnya.

Betapa mahalnya Ramadhan bagi muslim yang mengatahui keistimewaan, hikmah dan tujuan Ramadhan itu sendiri maka senatiasa dia akan merasa senang akan datangnya Ramadhan dan semangat mengisinya dengan ketaatan dan kebaikan hingga Ramadhan berakhir. Hingga tujuan Ramadhan sesuai dengan apa yang Alloh perintahkan kepada orang yang beriman sebagaimana yang tercantum dalam surat Al Baqarah ayat 183 :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Menjadikan Ramadhan sebagai momentum perubahan menuju pada ketaatan menyeluruh atas segala perintah dan larangan Alloh SWT, bukan saja perubahan terjadi pada diri pribadi namun juga kepada masyarakat dan negara. Semua hanya bisa dilakukan dengan dakwah mengikuti dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad dalam mengubah masyarakat jahilyah menuju masyarakat Islami.

Wallohu 'alam

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image