Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Okviansyah Aulia

Penanaman Pendidikan Karakter bagi Peserta Didik Pascapandemi

Edukasi | Saturday, 18 Mar 2023, 14:50 WIB
Sumber Ilustrasi: Dokumen Pribadi

Pandemi Covid-19 memengaruhi segala aktivitas manusia. Semua aktivitas dilakukan dengan memerhatikan jarak. Bahkan beberapa di antaranya dilakukan melalui media-media daring, misalnya bekerja dari rumah (work from home) atau aktivitas pembelajaran yang semula dilakukan di sekolah harus dialihkan ke aplikasi sehingga pembelajaran diksanakan di rumah juga.

Bekerja atau belajar dilakukan secara daring (online) sejak pandemi covid-19 datang. Kebijakan tersebut diberlakukan oleh pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Segala aktivitas dirubah dari secara tatap muka menjadi serba online melalui media digital, khususnya aktivitas belajar mengajar. Semua mata pelajaran di sekolah diajarkan melalui aplilkasi daring misalnya Zoom, G-Meet, atau pemberian instruksi melalui WA, dan sebagainya.

Aktivitas yang dilaksanakan melalui daring mengakibatkan interaksi antara guru dan peserta didik menjadi terbatas. Hal tersebut mengakibatkan pemeberian dan pemaparan materi menjadi kurang maksimal. Bahkan penanaman pendidikan karakter peserta didik juga tidak tersampaikan dengan baik seperti ketika pembelajaran tatap muka dilakukan.

Dalam menanamkan pendidikan karakter, guru berperan untuk membentuk watak dan perilaku peserta didik. Oleh karena itu, guru perlu menjadi role model bagi peserta didiknya dalam berperilaku, bertindak, berbicara, dan ssebagainya. Sejak Corona Virus mewabah dan pemerintah menerbitkan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dengan penerapan kebijakan tersebut guru tidak dapat leluasa memberikan pembelajaran terkait pentingnya pendidikan karakter.

Teknologi komunikasi yang canggih memang membantu peserta didik mendapatkan semua jawaban yang diinginkan ketika mereka kesulitan mengerjakan suatu permasalahan yang diberikan guru. Namun, sayangnya, bagaimana pun kecanggihan teknologi tidak dapat menggantikan para guru dalam menanamkan pendidikan karakter.

Pandemi corona telah berakhir, semua peserta didik telah kembali belajar di sekolah. Namun, akhibat pembelajaran yang dilakukan secara daring membuat pendidikan karakter peserta didik menjadi menurun. Tingkat kedisiplinan, kesopanan, dan kemampuan menalar mereka semakin menurun dari sebelum PJJ dilaksanakan. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan ketika belajar di rumah, anak-anak tidak terlalu fokus dengan materi melainkan pada gadget mereka untuk menonton konten-konten atau memainkan permainan online yang membuat mereka semakin kecanduan.

Nah, pendidikan karakter peserta didik porlu dipulihkan seperti sediakala. Bahkan kalau bisa lebih ditingkatkan lagi. Oleh sebab itu perlu solusi yang tepat sehingga masalah ini tidak semakin berlarut.

Melihat fenomena-fenomena kemunduran karakter peserta didik, pemerintah akhirnya mencanangkan adanya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau yang disingkat P5. Dengan adanya P5 di sekolah diharapkan dapat memperbaiki dan menguatkan karakter baik di dalam diri peserta didik karena di dalam konsep P5 terdapat dimensi-dimensi yang akan menjadikan mereka lebih tangguh dan berkualitas. Dimensi-dimensi tersebut antara lain, yaitu: beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis.

Selain kebijakan dalam mengembalikan dan menguatkan karakter peserta didik, perlu adanya sinergi antara pihak orang tua, sekolah, maupun masyarakat. Sekolah merupakan lembaga yang diharapkan para orang tua untuk menanamkan pemahaman dan karakter baik pada peserta didik. Oleh sebab itu, sekolah perlu memberikan peraturan kedisiplinan yang lebih ketat kepada peserta didik agar menjadi pembiasaan yang baik. Orang tua juga harus mendukung peraturan yang ditetapkan oleh sekolah sehingga kebijakan tersebut dapat berjalan dengan baik dan karakter kedisiplinan poeserta didik semakin meningkat. Selain itu, peran serta masyarakat juga dapat membentuk karakter dan pola pikir peserta didik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image