Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Maimunah Maimunah

Menciptakan Kesan Pertama yang mengasikkan dalam Belajar Mengajar

Guru Menulis | Thursday, 16 Mar 2023, 10:24 WIB

Menciptakan Kesan Pertama yang mengasikkan dalam Belajar Mengajar

Pernahkah kalian merasakan jenuh dalam mengajar, tentu hal ini sangat tidak nyaman dan berdampak pada diri kita. Sebagai pengajar atau guru pun tidak nyaman jika proses pembelajarannya tidak efektif dan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Mungkin kalian bisa mengingat beberapa kesempatan kita sering sekali merasa jenuh, males, ogah-ogahan masuk kelas. Pembelajaran yang di awali dengan sikap atau rasa malas tentunya tidak akan menghasilkan hasil yang baik. Perlu kita pikirkan hal apa yang menyebabkan jenuh, malas dalam pembelajaran.

Kita butuh solusi untuk menyelesaikan masalah malas dalam pembelajaran. Apa sih Mengajar itu?..... Mari kita bahas mengenai teori mengajar, Teori Mengajar dapat disebutkan sedikitnya ada tiga teori, yaitu menurut Bruner, Ausabel dan Gagne. Berikut ini akan dikemukakan ketiga teori tersebut.

Menurut Bruner, mengajar adalah menyajikan konsep dan masalah secara bertahap, yaitu enaktif (gerak), ekonik (deskripsi visual) dan simbolik (deskripsi verbal). Mengajar adalah upaya menguraikan (a) pengalaman belajar, (b) cara mengorganisasikan (urutan hal pokok secara sistematis), dan (d) prosedur penggunaan penguatan. Tahap-tahapnya enaktif, ekonik dan simbolik.

Menurut Ausabel, mengajar adalah upaya membuat struktur sesuatu yang dipelajari agar mudah dipahami. Ada tiga konsep advance organizer, kebermaknaan, dan belajar bermakna Advance organizer adalah menguraikan garis besar materi baru yang dikaitkan dengan yang sudah diketahui atau mengawali uraian rinci materi baru.

Jadi dengan advance organizer, siswa memperoleh gambaran yang bulat antara yang sudah diperoleh dengan yang akan diperoleh. Kemudian, guru menumbuhkan kebermaknaan logik dan psikologik. Belajar bermakna adalah dimilikinya kesiapan belajar karena telah memahami hakiki substansial dan hakiki kebutuhan individual yang sedang dan akan dipelajari.

Menurut Gagne, mengajar adalah penataan situasi belajar, baik situasi mengajar itu sendiri maupun situasi yang mendukung aktivitas mengajar. Menurut dia setiap ilmu memiliki susunan hierarki tersendiri. Untuk memahami jenjang yang lebih tinggi, perlu memahami jenjang yang lebih bawah.

Urutan dari bawah jenjang tersebut adalah; belajar isyarat, belajar stimulus respons, belajar merangkai, belajar asosiasi verbal, belajar membedakan, belajar konsep, belajar aturan, dan belajar pemecahan masalah.

Mengutip dari ketiga teori di atas kita bisa menyimpulkan bahwa seorang guru adalah pelayan untuk anak didiknya, kenapa bisa dikataka pelayan? sebab seorang guru harus bisa melayani semua anak didiknya. Seorang guru harus memahami apa yang dibutuhkan anak didiknya. Seorang guru harus menyiapkan apa yang dibutuhkan anak didiknya.

Guru adalah sabahat, seorang sahabat harus bisa kerja sama dan saling mendukung antara dua belah pihak oleh karena itu seorang guru harus bisa sebagai seorang sahabat bagi anak didiknya. Sehingga proses pembelajaran menjadi mengasikkandan pelajaran akan lebih mudah diserap oleh anak didiknya.

Orang Tua, Seoarang guru juga orang tua bagi anak didiknya, orang tua akan selalu mengarahkan anak-anaknya agar lebih baik. Peran orang tua sangat penting diantaranya jika anak melakukan kesalahan, jangan ragu memberikan arahan dan bimbingan. Hukuman juga bisa dilakukan apabila memang benar-benar perlu. Adanya arahan dapat membantu anak tetap berada di jalur yang tepat.

Orang tua juga yang bertanggung jawab atas apa yang dilakukan anak, orang tua sebagai teladan bagi anak-anaknya. Oleh sebab itu seorang guru harus mempunyai tanggung jawab dan teladan bagi anak didiknya. Jika seorang guru memiliki rasa tanggung jawab disertai sikap teladan yang baik terhadap anak didiknya, maka pembelajaran akan lebih baik dan mengena.

Seorang Guru juga harus memberi kesempatan bagi anak didknya untuk bereksplorasi dengan pengawasan sehingga membangun rasa berani dan kemandiriannya. Agar anak didik mengenal kompetensi untuk melatih jiwa kemandirian dalam diri mereka. Sehingga anak didik menjadi percaya diri dan mandiri.

Sumber: Darmadi. 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa. Sleman: Penerbit Deepublish.

https://titikdua.net/teori-belajar-dan-pembelajaran/

https://www.haibunda.com/parenting/20230301210911-62-298577/9-peran-orang-tua-dalam-keluarga-agar-anak-mandiri-dan-sukses-lakukan-ini-bunda

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image