Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Audina Sakinah audinasakinah.2022

Pengaruh Korean Wave Terhadap Lunturnya Nilai Kebudayaan Indonesia pada Generasi Milenial

Eduaksi | Wednesday, 15 Mar 2023, 20:21 WIB

Korean Wave merupakan istilah kebudayaan pop korea yang tersebar di berbagai negara termasuk di Indonesia khusunya tersebar pada kalangan generasi milenial, yang bisa dibilang lebih terbuka terhadap hal baru, salah satu faktor yang menyebabkan keterbukaan tersebut yaitu perubahan dari pola pikir remaja saat ini, akibat peran besar dari media sosial, didukung dengan fakta bahwa anak remaja yang pola pikirnya masih labil dan cepat terpengaruh oleh apa yang banyak dia lihat dan dengarkan, maka hal inilah yang menjadikan popularitas dari Korean wave tersebar luas pada kalangan remaja milenial. Produk budaya Korea Selatan seperti musik, film, tarian, drama televisi, hingga budaya lain seperti bahasa dan kuliner, banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Berkembangnya budaya Korea selatan di Indonesia merupakan salah satu dampak dari arus globalisasi.

Menurut pendapat saya, selagi hal tersebut merupakan hal baik yang dapat kita ambil nilai-nilainya atau bahkan setidaknya tidak berdampak buruk maka tidak akan menjadi masalah tetapi, alangkah baiknya lagi jika kita tetap menyaring kembali nilai-nilai tersebut, dengan harapan jangan sampai kegemaran tersebut mengubah nilai-nilai kebudayaan bangsa, mengingat korean wave ini memiliki sebuah peran atau pengaruh yang cukup besar bagi masyarakat Indonesia terutama kepada para remaja atau kaum generasi milenial, hal ini juga tentunya akan mendatangkan dua pengaruh, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif, melihat pada kebudayaan Indonesia yang bertolak belakang dengan kebudayaan dari Korea Selatan.

Awal mula masuknya Korean Wave di Indonesia yaitu sekitar tahun 2011, dimana sedang tren dan booming nya beberapa lagu dari boy group atau girl grup (Super Junior dan Girls Generation) yang menjadi daya tarik sekaligus awal dari lahirnya Korean wave, termasuk saya yang saat itu mengikuti tren lagu yang berasal dari Korea Selatan tersebut. Maka sejak itulah penggemar kpop mulai banyak di lndonesia, ditambah sekarang yang dimana Korean wave sendiri sudah menyuguhkan berbagai hidangan terbaiknya untuk kaum/generasi milenial lndonesia saat ini karena, menyiapkan berbagai aspek hiburan yang mereka butuhkan di masa sekarang ini. Namun dari kegemaran dan kesukaan inilah membuat timbulnya fenomena fanatisme yang dimana akan berpengaruh dan berperan besar terhadap kehidupan individu. Banyak dijumpai dalam fenomena fanatisme ini para penggemar Korean wave mengonsumsi sebuah bentuk kebudayaan yang interpretasinya akan dapat menimbulkan perilaku kebudayaan yang tidak sesuai dengan budaya di Indonesia.

Globalisasi sendiri dapat memperluas pengaruh kebudayaan suatu bangsa ke bangsa lainnya dengan mudah dan tanpa halangan yang berat, Dari yang saya lihat kebanyakan para generasi milenial di Indonesia saat ini lebih memilih menikmati hiburan kebudayaan dari Korea Selatan daripada kebudayaan asli dari negaranya sendiri. Nah kondisi inilah yang sangat memprihatinkan karena mungkin saja akan dapat berakibat lunturnya kebudayaan asli dari bangsa sendiri, mengingat Korean wave sendiri sudah memengaruhi gaya hidup remaja Indonesia, mulai dari selera musik, makanan kesukaan, cara bersikap dan berperilaku, gaya dan model berpakaian, produk kecantikan, dan lain sebagainya. Terlebih ada drama korea yang menambah kecintaan generasi milenial terhadap Korea selatan.

Mayoritas dari kaum milenial menganggap bahwa film lndonesia memiliki alur cerita yang membosankan, mudah ditebak, ending yang biasa saja, dan tiak menarik. Hal ini perlu diperhatikan lagi jangan sampai kita meremehkan atau bahkan melupakan karena, yang seharusnya kita bisa lakukan yaitu mengapresiasi perfilm-an yang dihasilkan dari dalam negeri, lebih mengsupport agar menjadi bahan evaluasi, mewujudukan dunia perfilm-an lndonesia yang lebih berkualitas lagi. Ketika diamati tidak sedikit dari remaja yang mengikuti tren drama korea, yaitu condong kepada pakaiannya, terlihat dari banyaknya remaja yang meniru dari cara berpakaian orang-orang korea, biasa terjadi pakaian yang terbuka dan ketat menjadi pakaian beraktivitas diluar, tentu hal tersebut tentu tidak cocok dengan budaya yang ada di lndonesia. Walaupun sebenarnya, tidak ada salahnya untuk mengikuti tren pakaian yang ada. Namun, sebagai penerus bangsa, sudah seharusnya kita mampu menyaring dan membedakan apa yang baik dan tidak baik. Bukan tidak mungkin, karena perlahan-lahan ini akan membuat mereka melupakan kebudayaan asli Indonesia seperti pakaian tradisional.

Dari sini diharapkan para Generasi Milenial bisa lebih bangga lagi terhadap kebudayaan bangsanya sendiri dan dapat melestarikan nilai-nilai kebudayaan yang perlu dijaga dengan baik, tetap memprioritaskan identitas serta jati diri sebagai simbol menjadi warga negara Indonesia yang baik dan sebagaimana mestinya karena kita, sebagai generasi penerus bangsa yang nantinya akan mewarisi seluruh kebudayaan Indonesia yang ada, sudah semsetinya menjaga dan melestarikan kebudayaan tersebut agar tidak hilang karena banyak yang lebih condong diri menganggap kebudayaan asing yang lebih baik. Jadi Boleh saja menyukai budaya manapun termasuk budaya Korea Selatan namun, jangan sampai melupakan dan meninggalkan kebudayaan negeri sendiri, karena sebagai masyarakat Indonesia kita berperan dalam mengembangkan budaya agar tetap terjaga dan terlestarikan dengan baik agar tidak habis tertelan perkembangan arus globalisasi pada masa ini.

Kita tidak bisa menyalahkan fenomena Korean wave yang menyebar di Indonesia karena pada hakikatnya, semua negara pasti akan mengalami sebuah “perubahan”, tetapi akan kembali lagi pada masyarakatnya, apakah ingin berubah ke arah yang lebih baik atau ke arah yang buruk. Seluruh masyarakat disini dituntut harus dapat berpikir dengan krititis dan bersikap bijak dalam menghadapi seluruh hal dari dampak arus globalisasi yang datang. Dengan membekali diri dengan subuah pengetahuan dan kebijaksanaan dalam menghadapi kehidupan dan segala perubahan agar tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang belum tentu baik dan benar. Para kaum milenial justru harus bangga terhadap segala bentuk kebudayaan yang ada di Indonesia, harus terus berusaha untuk melestarikan dan mewarisi kebudayaan Indonesia. Jangan sampai hanya sibuk membanggakan kebudayaan milik bangsa lain demi eksistensi dalam pergaulan dan hanya sekedar ikutan tren agar tidak dibilang kudet (kurang update) dan ketinggalan zaman.

Oleh : Audina Sakinah, Pendidikan Sosiologi, Universitas Negeri Yogyakarta

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image