Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rivira Yuana

Ramadhan, Asyik Berkreasi dengan Platform Rumahnya Konten Indonesia

Info Terkini | Wednesday, 15 Mar 2023, 15:44 WIB

Bulan Ramadhan masyarakat berlomba-lomba untuk meningkatkan dirinya agar lebih bertakwa dan meningkatkan amal ibadahnya. Selain itu Ramadhan merupakan momentum emas untuk meningkatkan kreativitas diri. Juga kesempatan untuk melahirkan karya atau produk terbaru untuk dipasarkan.

Tak kurang dari Musisi Dewa Budjana menggandeng penyanyi Astrid menjelang Ramadhan merilis lagu religi bertajuk "Lillahi Ta'ala". Sang gitaris grup musik Gigi itu juga berkolaborasi dengan Lemmy Ibrahim dari Lemmon Music, yang menulis lirik lagu tentang berserah diri kepada Allah SWT.

Tak hanya para musisi dan artis ternama yang punya momentum emas untuk berkreasi di Bulan Ramadhan, masyarakat awam juga memiliki kesempatan yang sama untuk berkreasi. Kini ada cara berkreasi dibidang seni dan budaya yang lebih asyik dan keren dengan platform SVARA yang telah dikenala oleh publik dengan sebutan “Rumahnya Konten Indonesia”.

Dengan platform diatas para siswa sekolah bisa berkreasi membuat siniar atau podcast untuk tugas-tugas pelajaran Bahasa Indonesia atau Kesenian. Platform SVARA juga sangat tepat untuk media siaran pendidikan bagi semuanya, baik untuk sesama murid, guru hingga masyarakat luas. Para siswa bisa bertukar play list apresiasi lagu-lagu pilihannya, lalu menyebarkan atau menyiarkan konten seperti puisi atau cerpen ciptaanya. Sehingga orang lain bisa mengapresiasi.

Selama bulan Ramadhan hingga Idul Fitri aktivitas masyarakat untuk mendengarkan musik meningkat pesat. Bulan Ramadan merupakan momentum bagi industri musik untuk mengembangkan usahanya. Bagi para penyanyi dan pencipta lagu, Ramadhan menjadi kesempatan emas untuk meluncurkan lagu baru. Terutama lagu-lau yang bernuansa religi.

Perilisan lagu religi di bulan Ramadhan juga merupakan saat yang tepat untuk kolaborasi dakwah antara ulama dan musisi.

Momentum Ramadhan dan industri musik perlu digarap secara serius dengan platform yang ada. Hal itu terkait dengan tekad pemerintahan Presiden Jokowi yang menempatkan musik sebagai strategi besar kebudayaan Indonesia. Saatnya Indonesia mendisain ulang strategi pemasaran musik berbasis platform. Apalagi pemerintah bertekad mengangkat kekayaan sumber daya musik tersebut dalam konteks pengembangan ekonomi dan industri kreatif.

Sekarang ini musik sudah menjadi model bisnis yang nilai tambahnya sebagian besar disedot oleh pihak asing. Di waktu mendatang, nilai ekspor produk kreatif bisa meningkat dari tahun 2022 yang mencapai Rp16,38 triliun. Jumlah diatas termasuk kontribusi sektor musik. Salah satunya musik Indie yang di tanah air mulai berkembang pada 1970-an lewat kehadiran Guruh Gipsy, God Bless, dan Super Kid.

Saat ini perkembangan musik Indie semakin pesat, Beberapa musisi seperti Efek Rumah Kaca, Pamungkas, Rumah Sakit, Danilla Riyadi, Feast, Nadim Amizah berhasil menjadi idola kaum muda, Industri musik diatas membutuhkan ekosistem yang baik untuk berkembang, khususnya terkait dengan inovasi yang berupa platform semacam rumahnya musik Indie. Platform tersebut dilengkapi dengan fitur music, radio, podcast dan video yang bisa menjadi wahana proses kreatif dan pameran bagi para musisi dan kalangan industri.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menjadikan siniar atau podcast sebagai bentuk inovasi dan bagian dari pembelajaran. Antara lain dengan alih wahana karya sastra Indonesia ke dalam medium audio ini ditujukan untuk memperkenalkan dan menghidupkan kembali karya-karya sastra Indonesia.

Secara teknis siniar adalah serangkaian file audio digital kata yang diucapkan secara episodik yang dapat diunduh pengguna ke perangkat pribadi agar mudah didengarkan. Aplikasi streaming dan layanan siniar menyediakan cara yang nyaman dan terintegrasi untuk mengelola antrian konsumsi pribadi di banyak sumber podcast dan perangkat pemutaran.

Dengan Platform SVARA, para siswa bisa menyiarkan dan mempromosikan kegiatan sosial, keagamaan, keanekaragaman seni dan budaya dengan cara memproduksi berbagai konten yang berkualitas sebanyak-banyaknya. Konten tersebut bisa meliputi beragam info lokal dan pertunjukan seni dan budaya, aneka cerita dan dongeng, sandiwara sastra, informasi wisata dan kuliner, dan berbagai kreatifitas promosi berbasis audio dari seluruh pelosok Nusantara.

Para pelaku siniar utamanya para siswa sekolah perlu didorong untuk memproduksi konten-konten positif yang dapat menimbulkan gelora optimisme bangsa dan menjunjung jurnalisme yang sehat dan bertanggung jawab. Serta memiliki kepedulian terhadap lingkungan, penghormatan atas keanekaragaman seni dan budaya lokal yang menjunjung nilai Bhineka Tunggal Ika.

Ada dua aspek penting yang terkait dengan alih wahana konten kebudayaan dan seni. Yakni bagaimana meneguhkan industri budaya dan melaksanakan tatakelola indigenous sebaik-baiknya. Industri budaya atau industri kreatif menurut teori Marshallian industrial districts yang digagas oleh Alfred Marshall membutuhkan proses clustering yang sistemik. Indigenous yang merupakan ilmu pengetahuan dan kearifan lokal juga perlu dikelola secara baik dengan platform terkini. Dua aspek diatas bisa diperankan secara baik lewat platform karya anak bangsa yakni SVARA.

Platform bisa menghidupkan kembali Taman Budaya yang eksistensinya telah tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota. Taman Budaya hampir mati akibat pandemi Covid-19, kini bisa beraktivitas kembali. Sehingga bisa menjadi sarana untuk membangkitkan ekonomika budaya yang berbasis seni pertunjukan tradisi, seni kontemporer, apresiasi sastra, sandiwara, kritik seni, hingga promosi kerajinan lokal. Taman Budaya saat ini butuh platform yang praktis dan kolaboratif untuk menunjang proses kreatif, proses produksi dan pemasaran. Platform itu sangat membantu budayawan, karena dirinya bisa lebih fokus melakukan proses kreatif dan inovatif.

Program siaran pendidikan lewat platform agregasi konten bisa membuka cakrawala siswa terkait dengan era Industri 4.0 dan gelombang disrupsi teknologi bisa dipahami oleh siswa. Kini banyak ragam profesi yang terkubur lalu muncul jenis profesi baru. Program siaran pendidikan membutuhkan mentor yang memiliki kapasitas untuk menumbuhkan kecakapan hidup siswa sesuai kemajuan zaman yang mengedepankan daya imajiansi dan kapasitas inovasi. Perlu menerapkan prinsip dimana belajar di sekolah merupakan wisata ilmu pengetahuan dan pengembang budaya sepanjang hari.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image