Praktek Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa Di Desa Jonggol
Gaya Hidup | 2023-03-14 21:37:59BOGOR (5/03/2023) - Kebutuhan dasar setiap orang adalah kesehatan yang baik. Pembangunan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai hal dan melibatkan berbagai pihak untuk menjangkaunya. Diperlukan kesadaran yang tinggi antara masyarakat untuk saling menjaga kesehatan bersama. Saat ini masyarakat wilayah jonggol sudah banyak menyadari pentingnya menjaga kesehatan diri dan keluarga. “Untuk sekarang sudah mulai meningkat yah kesadaran kesehatannya dan juga dulu pas pertama saya datang kesini masih rendah, kalau sekarang rata-rata sudah sadar akan kesehatan sekitar 90% mereka menyadari tentang kesehatan,” ujar Bidan Imas Kurniasih, Minggu, (5/3) lalu.
Untuk mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat diperlukan fasilitas dan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. Aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan merupakan kebutuhan penting untuk menyediakan masyarakat dengan pelayanan kesehatan dasar. Hal ini juga memainkan peran strategis yang sangat penting dalam mempercepat peningkatan kondisi kesehatan masyarakat dan mengendalikan pertumbuhan penduduk.
Bidan imas menerangkan bahwa berbagai fasilitas kesehatan sudah tersedia di daerah jonggol dan masyarakat dapat menggunakan fasilitas tersebut. “Untuk operasional tingkat puskesmas untuk wilayah jonggol semua buka setiap hari puskesmas rumah sakit tipe c semua buka setiap hari,” jelanya. Semua fasilitas kesehatan buka setiap hari, untuk itu masyarakat dapat datang kapan saja untuk memeriksakan keluhan yang dirasakan agar dapat segera ditangani oleh dokter. “Fasilitas kesehatan sudah memadai, mulai dari yang paling rendah posyandu tingkat selanjutnya puskesmas, rumah sakit tipe c, rumah sakit tipe b sudah ada semua dan untuk jarak sudah dekat di daerah jonggol ini,” jelasnya. Minggu, (5/3) lalu.
Tanggung jawab utama sektor pelayanan kesehatan adalah untuk melaksanakan beberapa tugas yang diberikan kepadanya oleh kepala dinas kesehatan di bidang pelayanan kesehatan dasar, konvensional, dan rujukan, kesehatan keluarga, peningkatan kualitas, dan perizinan kesehatan, serta kegiatan tambahan. “Program kesehatan banyak yang rutin yah, seperti kalau yang rutin kaya posyandu pasti semua desa rutin dilakukan setiap bulan dan berkala, terus kedua misalkan seperti posyandu lansia juga rutin tiap bulan terus puskesmas keliling juga ada PTM ada, terus kaya kunjungan kunjungan kesring kalau kemaren-kemaren waktu musim Covid, kunjungan kunjungan pasien Covid, paling sewaktu waktu sesuai dengan situasi dan kondisi misal ada wabah DBD kita turun untuk pemeriksaan jentik, penyuluhan,”jelas Bidan Imas. Minggu, (5/3) lalu.
Upaya pemerintah untuk mempermudah masyarakat Indonesia mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak dikenal dengan Posyandu (pos pelayanan terpadu). Tujuan utama posyandu adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi selama masa kehamilan, persalinan, dan setelahnya dengan pemberdayaan masyarakat, kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap bulan di wilayah jonggol. Secara umum, posyandu berfungsi mendeteksi awal, mengobati, dan mencegah penyakit. Tujuan utama Posyandu untuk balita adalah diagnosis dini penyakit. Untuk mengidentifikasi kelainan tumbuh kembang sedini mungkin, Posyandu diperlukan untuk melacak pertumbuhan dan perkembangan bayi dari 0 hingga 24 bulan. Posyandu menawarkan berbagai layanan untuk balita, antara lain penimbangan, pengukuran tinggi dan lingkar kepala, evaluasi tumbuh kembang, dan penyuluhan tumbuh kembang.
Sedangkan Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) merupakan upaya penanggulangan terpadu masyarakat terhadap kekerasan dalam rumah tangga, gangguan akibat kecelakaan, dan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular secara terpadu. Posbindu PTM berupaya mengendalikan dan mempertahankan kesehatan secara optimal melalui rujukan kuratif ke Puskesmas maupun tindakan preventif seperti penyuluhan. Bidan Imas yakin, beberapa penyakit yang menjangkiti lingkungan, khususnya di lingkungan sekolah, bisa diatasi dengan keberadaan Posbindu. Tujuan utama kegiatan Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular) adalah mendorong keterlibatan masyarakat dalam pencegahan dan identifikasi dini faktor risiko PTM. Akibatnya, populasi sasaran Posbindu PTM cukup beragam dan mencakup semua individu berusia 15 tahun ke atas, terlepas dari apakah mereka sehat, berisiko, atau sudah memiliki kasus PTM.
Nyamuk jenis Aedes aegypti merupakan salah satu agen penyebab infeksi dengue. Nyamuk ini hanya bisa bertahan hidup dan berkembang biak di iklim panas lembab seperti wilayah jonggol umumnya daerah di Indonesia. Penyuluhan DBD bertujuan untuk menyampaikan kepada masyarakat tentang penyakit DBD, gejalanya, ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti, cara menghentikan penyebaran DBD dengan gerakan 4M. Untuk memerangi masalah penyakit DBD, jentik nyamuk harus diperiksa dan diberantas. Pengecekan berbagai tempat penampungan air, seperti toilet, tempat penampungan dispenser, tempat penampungan pantry, dan tempat penampungan air deras, merupakan salah satu kegiatannya.
Akhir-akhir ini ketika terjadi perubahan atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan atau dari musim hujan ke musim kemarau atau yang biasa disebut musim pancaroba banyak masyarakat di wilayah Jonggol yang mengeluhkan berbagai penyakit. Cuaca musim pancaroba yang tidak dapat diprediksi membuat banyak orang lebih mudah terserang penyakit termasuk flu, batuk, sakit kepala, demam, dan nyeri sendi. Pada musim pancaroba, variasi cuaca dan suhu udara membuat lingkungan lembab dan meningkatkan bahaya tertular virus dan bakteri. “Kalau untuk penyakit yang bulan bulan pancaroba tiba tiba panas tiba tiba hujan ini yang banyak penyakitnya panas batuk pilek itu menyerang dari bayi sampai lansia yang paling banyak bayi balita,” ujar Bidan Imas. Minggu, (5/3) lalu.
Karena tradisi dan budaya masih kuat, masyarakat wilayah Jonggol masih banyak dijumpai melakukan pelayanan kesehatan tradisional atau meminta pertolongan di luar medis. Beliau menjelaskan “Isu kesehatan di sini masih kuat untuk tradisionalnya yah, dan jadi meskipun mereka sadar kesehatan tapi mereka pasti mencari pertolongan juga yang di luar medis.”untuk itu diperlukannya kesadaran yang lebih dari masyarakat setempat agar dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan ketika meminta pertolongan diluar pelayanan medis.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.