Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ade Herlina

Petani Mengeluh Lahan Tanaman Hias yang Hampir Tergusur di Kecamatan Gunung Sindur

Pets and Garden | Tuesday, 14 Mar 2023, 11:01 WIB
Sumber : Dokumen Pribadi

BOGOR, 4/03/2023 Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Desa Padurenan yang terletak di Kabupaten Bogor Tanaman hias memiliki potensi pasar ekspor yang terbuka lebar. Salah satu kecamatan yang mempunyai kontribusi dalam meningkatkan ekonomi daerah dari hasil tanaman hias salah satunya adalah Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Namun, dengan minim nya lahan pertanian di kecamatan ini, membuat petani mengeluh dengan lahan pertanian yang sudah tersingkirkan. Padahal tanaman hias ini bisa menjadi ladang perekonomian masyarakat sekitar.

Kecamatan Gunung Sindur memang untuk lahan pertanian sudah sangat tersingkirkan, tidak cocok untuk bercocok tanam seperti padi dan lain nya. Dikarenakan sejak dahulu daerah Gunung Sindur merupakan tempat galian tanah yang terus menerus sehingga tingkat kesuburan berkurang, dan stuktur tanah disana tidak baik. Hanya tinggal 20% lahan pertanian di kecamatan ini. 70%lahan tersebut banyak digunakan untuk tempat tinggal seperti perumahan dan kawasan industri. Dan 10% sisa lahan merupakan lahan basah.

Minim nya lahan kelompok tani tanaman hias di Kecamatan Gunung Sindur beberapa yang menggunakan lahan sendiri dan menggunakan lahan milik pemerintah yang disebut Fasum. Fasum adalah fasilitas umum. Fasilitas ini berupa lahan kosong yang diberikan oleh pemerintah setempat untuk mendukung fungsi serta aktivitas masyarakat di sekitarnya. Salah satu kelompok tani yang menggunakan lahan fasum yaitu Kelompok tani padurenan mandiri untuk tanaman landscape dari Desa Padurenan, Kecamatan Gunung Sindur yang mendapatkan lahan fasum seluas kurang lebih 1 hektar oleh pemerintah setempat untuk dikelola menjadi 4 petak.

“ Kecamatan Gunung Sindur khusus nya Desa Padurenan tanaman hias sudah menjadi sumber pencaharian terbesar di Desa ini. Namun, para petani diwilayah ini khususnya di Desa Padurenan pada mengeluh bahwa saat ini lahan pertanian yang ia pakai yaitu dilahan Garapan. Sekarang pun oleh para pemilik lahan sudah banyak dibangun perumahan.” Ujar Mora Buana selaku Ketua Kelompok Tani Desa Padurenan

Petani kesulitan untuk mencari lahan kosong untuk tanaman yang dibudidayakan. Tingginya harga bahan baku, peningkatan sewa lahan yang semakin tinggi, minimnya perhatian pemerintah dalam pengembangan bisnis tanaman hias. Dan minimnya lahan pertanian membuat, para petani tanaman hias membudidayakan tanaman ini di kota-kota lain.

*Oleh Ade Herlina, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image