Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rio Ardie Fernando S

Bahaya FOMO Bagi Investor Pasar Modal Indonesia

Edukasi | Sunday, 05 Mar 2023, 19:05 WIB

Era Digitalisasi sekarang makin eksis di dunia. Banyak sekali teknologi yang tercipta dan inovasi terobosan terbaru. Salah satunya adanya media sosial. Media sosial merupakan wadah segala hal terkait informasi. Informasi ini memberika kita sebuah keterbukaan pesan atau isi sebuah kabar yang sedang tren. Salah satunya yaitu Informasi terkait dunia investasi. Dahulu untuk belajar kita harus pergi ke sekolah atau menghadiri seminar secara langsung. Sekarang sudah ada media sosial seperti youtube, Instagram, telegram dan lain-lain memberikan kita sebuah informasi seperti edukasi secara online. Bahkan kitab isa menonton secara berulang-ulang.

image courtesy of rio ardie fernando

Namun, tidak semua informasi di media sosial itu berdasarkan fakta. Terdapat beberapa informasi yang merupakan informasi palsu atau dikenal dengan sebutan hoax. Hoax merupakan sebuah informasi palsu yang membuat kita terpikat lalu tertipu denga nisi dari informasi tersebut. Ada juga informasi palsu yang bersifat ajakan. Salah satunya ajakan investasi bodong (investasi illegal). Banyak sekali korban media sosial yang tertipu investasi bodong. Salah satunya di sebabkan oleh sifat FOMO.

FOMO atau dikenal sebagai Fear Of Missing Out merupakan sebuah bentuk kecemasan terhadap diri sendiri dengan tidak melakukan sebuah tren. Dapat di katakan bahwa, FOMO merupakan sebuah kecemasan akan tertinggal sesuatu. Hal ini disebabkan dengan banyak sekali informasi yang hadir di media sosial sehingga kita lupa cara untuk memfilter berbagai informasi tersebut.

Seperti informasi ajakan membeli saham emiten ABCD. Dari informasi di media sosial yang membahas saham ABCD dikatakan harga sahamnya terjangkau dan kinerja perusahaannya sehat. Kita sebagai investor awam tergiur dengan berita itu. Sehingga tidak memakai analisis ataupun pemikiran lebih lanjut, kita langsung tergiur lalu membeli saham tersebut. Ditambah di media sosial banyak komentar yang mendukung akan hal ini. Kita sebagai investor awam tidak mau ketinggalan sebuah tren ini. Alhasil dalam beberapa minggu ke depan harga saham emiten ABCD turun (bearish), sehingga kita mengalami kerugian. Nah, itulah yang di namakan FOMO. Sebuah bentuk perasaan kecemasan akan tertinggal sebuah tren atau informasi yang lagi hangat.

Untuk itu di harapkan bagi investor pemula untuk bijak dalam memilah sebuah informasi di media sosial. Seperti mencari tau di berbagai sumber yang valid, Belajar Analisa Fundamental seperti melihat laporan keuangan perusahaan, dan juga Analisa Teknikal seperti membaca pergerakan harga saham. Selain itu, mengikuti kegiatan SPM (Sekolah Pasar Modal) baik secara online maupun offline (langsung di tempat), juga merupakan sebuah langkah awal untuk progres melek investasi. Investasi yang aman dan legal tentunya ada di Pasar Modal. Karena telah di awasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Bersama dengan BEI (Bursa Efek Indonesia), selain itu juga ada KSEI dan KPEI.

image FOMO courtesy of rio ardie fernando

Investor yang cerdas adalah investor yang bisa memanajemen resiko sebuah produk investasi. Terdapat sebuah pepatah yaitu Don't Put All Your Egg In the One Basket. Artinya jangan meletakkan sebuah telur ke dalam satu keranjang. Kenapa begitu ? Ibarat kita punya uang, jangan meletakan uang kita hanya ke dalam satu jenis produk investasi saja. Tetapi lebih baik meletakan ke berbagai jenis produk investasi lebih dari satu. Tujuannya untuk meminimalisir resiko. Ketika kita hanya satu produk investasi, maka apabila investasi yang kita tanam mengalami loss atau kerugian, kita tidak akan mendapatkan keuntungan. Sebaliknya jika kita menanam dana ke berbagai produk investasi maka kemungkinan kecil akan terjadi resiko yang tidak di inginkan. Analisa terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image