
Khalifah Perusak Bumi
Eduaksi | 2023-02-20 20:59:46Tugas utama manusia di muka bumi ini adalah sebagai khalifah. Khalifah sendiri diartikan sebagai pemimpin atau pengganti, itu berarti bahwa manusia seharusnya menjadi seorang pemimpin atau pengganti Allah yang dapat mengemban tanggung jawab untuk memakmurkan bumi ini, melestarikannya, dan menjaganya dari kerusakan. Namun kenyataan yang terjadi malah sebaliknya, akhir-akhir ini sering sekali kita melihat kerusakan-kerusakan nyata yang terjadi didepan mata, baik itu diudara, di darat, maupun dilaut. Semua kerusakan ini bukanlah terjadi dengan sendirinya, bukan juga karena proses alam yang terjadi, melainkan kerusakan ini semua terjadi ditangan manusia, ya, seorang khalifah bumi.

Ketika Allah hendak menciptakan manusia di bumi, para malaikat langsung meragukan hal tersebut, bukan berarti bahwa mereka menolak kehendak Allah, melainkan karena mereka sudah paham dan mengerti, bahwa tabiat manusia yang sesungguhnya itu hanyalah berbuat kerusakan dan saling menumpahkan darah, dan hal ini sangat jelas diterangkan dalam ayat suci alquran yang artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata, Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu? Dia berfirman, Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 30).
Sudah berjuta-juta tahun manusia hidup di atas muka bumi ini dengan segala fasilitas dan nikmat yang telah allah sediakan untuk menunjang seluruh kebutuhan mereka, yang dengan itu mereka dapat hidup dengan nyaman, dan makmur. Awalnya manusia memanfaatkan sumber daya alam hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka sehari-hari, kemudian seiring perkembangan zaman pemanfaatan sumber daya ini pun kian masif, hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah manusia dan kebutuhan yang mereka perlukan.
Manusia kian rakus dan tamak, mereka sudah tidak lagi peduli akan akibat buruk yang ditimbulkan dari ulah jahat mereka untuk memenuhi hasrat dan hawa nafsu. Keserakahan mereka membuat mereka lalai akan tugas dan tanggung jawab utama mereka sebagai khalifah yang seharusnya menjaga kelestarian alam. Mereka buta, tak melihat kerusakan nyata di depannya, mereka menjadi tuli, tidak lagi mendengar jeritan orang lain dan hewan yang menderita akibat tangan rakus mereka.
Gunung-gunung dikeruk, hutan hijau digunduli, laut biru menghitam, udara pun kian mengabu dan membuat sesak. suhu dunia pun meningkat, seakan menandakan bahwa ia benar-benar dalam kesakitan. Semua kerusakan ini sebenarnya sudah dirasakan oleh semua penduduk bumi ini, namun tidak semuanya sadar dan mau merubah keadaan. beruntungnya, ditengah kondisi bumi yang kian memburuk, bangkitlah orang-orang yang peduli peduli terhadap kelangsungan hidup mereka, dan juga orang di masa depan. Mereka sadar bahwa jika mereka membiarkan semua kerusakan ini, makan kiamat dunia pun akan lebih cepat terjadi.
Anehnya orang-orang yang pertama kali sadar dan bangkit untuk memperbaiki keadaan bumi malah datang dari mereka yang non muslim, sangat disayangkan sekali jikalau seorang muslim yang ditugaskan menjadi khalifah yang seharusnya memimpin bumi malah tidak ikut serta dalam langkah perbaikan ini.
Semua kerusakan ini memang tidak dapat dihilangkan begitu saja dengan mudah, namun itu bukan menjadi alasan kita untuk berhenti dan memasrahkan apa yang akan terjadi kedepan. Tidak ada kata terlambat selama kita melangkah. Terdapat banyak sekali cara dan kiat yang bisa dilakukan untuk meminimalisir kerusakan yang terjadi pada bumi ini, dan menekan jumlah kerusakan yang lebih besar kedepannya. Berikut adalah kiat-kiat yang dapat kita lakukan untuk menjaga kelestarian bumi ini.
Yang pertama adalah mengurangi penggunaan sampah plastik, lalu mengolahnya menjadi sesuatu yang dapat dimanfaatkan kembali. Nyatanya, slogan “Buanglah sampah pada tempatnya” sudah tidak lagi cocok untuk didemonstrasikan ke masyarakat, karena sampah yang kita buang hanyalah berpindah tempat, dari tempat sampah kemudian diangkut menuju tempat pembuangan akhir. Akibatnya gunungan sampah pun kian meninggi di TPA, dan dibiarkan begitu saja, hingga meluas dan memenuhi bumi ini. Karena sejatinya sampah-sampah tersebut akan abadi, iya disebut abadi karena mereka tidak akan terurai dalam kurun waktu yang pendek, melainkan butuh beratus-ratus tahun untuk proses penguraian tersebut.
Yang kedua adalah dengan reboisasi atau proses penghijauan kembali hutan yang gundul. Belakangan ini luas hutan hijau kian menipis, disebabkan oleh maraknya praktek pembakaran hutan, pemotongan pohon secara liar dan proses perluasan lahan untuk pembangunan. Akibatnya suplai oksigen yang ada di bumi pun kian menipis juga. Oleh karena itu seharusnya kita memulai menanam kembali pohon-pohon pada lahan yang tersisa, dan mencegah orang untuk melakukan hal-hal yang dapat merusak hutan.
Yang ketiga yaitu dengan tidak membuang limbah pabrik atau rumah tangga ke tanah, air, maupun udara. Karena limbah-limbah tersebut dapat membahayakan kelangsungan hidup semua makhluk yang ada dibumi ini. Kita bisa memulai dengan menghindari pemakaian produk-produk yang menghasilkan limbah tidak baik untuk bumi, kita bisa beralih ke produk alami dan ramah lingkungan.
Yang terakhir adalah dengan mengajak orang lain untuk ikut dalam melestarikan bumi ini, baik dengan mengadakan seminar, menulis blog, ataupun sekedar dengan menunggah tulisan di media sosial yang sehari-hari kita gunakan. Karena jika orang yang paham dan sadar akan pentingnya pelestarian bumi ini semakin banyak, maka akan semakin banyak pula orang yang akan ikut melangkah untuk melestarikannya, dan akan meminimalisir kerusakan yang akan terjadi.
Intinya, sebagai seorang remaja muslim sudah selayaknya kita menjadi agent of change, merubah semua kebiasaan buruk, mulai melakukan perbaikan dan pelestarian,selain itu kita juga harus terus mendakwahkan hal tersebut, agar semakin banyak orang yang ikut dalam langkah perubahan ini. itu juga sebagai wujud tanggung jawab kita akan amanah yang telah Allah embankan, yaitu sebagai khalifah di muka bumi ini. Terakhir, jika kita belum bisa untuk memperbaiki keadaan maka jangan biarkan ulah tanganmu menjadi hal yang mengakibatkan kerusakan apalagi memperburuk keadaannya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook