Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Puspa Kenanga

Childfree, Solusi Teori Malthus?

Agama | Monday, 20 Feb 2023, 11:36 WIB

Seorang influencer menjadi perbincangan hangat di media sosial karena pernyataan yang dikeluarkannya cukup kontroversial. Di mana, ia mengaitkan panjangnya usia seseorang dengan kehadiran seorang anak. Influencer yang telah menikah pada Agustus 2018 lalu, memutuskan untuk childfree alias tidak memiliki anak dalam pernikahan. Satu dari lima pernyataannya yang cukup menggelitik adalah pengakuannya bahwa anak adalah beban.

(https://www.intipseleb.com/lokal/59257-5-pernyataan-gita-savitri-soal-childfree-yang-kontroversial-bikin-banyak-publik-figur-ikut-speak-up?page=4)

Childfree adalah istilah yang menggambarkan pilihan gaya hidup tanpa anak dari pasangan setelah menikah. Corak kehidupan keluarga semacam ini banyak digandrungi masyarakat Barat dengan berbagai alasan.

Pemikiran Childfree dengan alasan anak adalah beban, sangat klop dengan pemikiran Malthus. Mereka menganggap peningkatan penduduk yang sangat cepat tidak akan seimbang dengan keberadaan sumberdaya alam. Sehingga banyak orang yang tidak akan mendapatkan hidup secara layak.

Thomas Robert Malthus tahun 1798 telah mempredikasi bahwa dunia akan menghadapi ancaman karena ketidakmampuan penyediaan pangan memadai bagi penduduknya. Teori Malthus ringkasnya menyatakan peningkatan produksi pangan mengikuti deret hitung dan pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur sehingga manusia pada masa depan akan mengalami ancaman kekurangan pangan.

https://news.detik.com/opini/d-1141822/pertumbuhan-penduduk-dan-penyediaan-pangan-.

Mereka lupa, sangat mudah bagi Allah untuk membuat keseimbangan dimuka bumi. Juga sangat mudah untuk mengurangi jumlah manusia yang ada. Adanya bencana alam, wabah penyakit dan lain-lain merupakan salah satu cara Allah untuk membuat keseimbangan alam.

Memiliki anak adalah fitrah. Manusia diciptakan lengkap dengan naluri-naluri  yang diperlukan manusia dalam mengarungi hidup didunia.  Salah satu naluri tersebut adalah naluri untuk melestarikan keturunan.  Naluri tersebut ada bersama dengan penciptaan manusia dan akan hilang dengan matinya seseorang.  Wujud dari naluri untuk melestarikan keturunan ini antara lain berupa ketertarikan kepada lawan jenis, munculnya rasa kasih sayang kepada anak dan kasih sayang kepada orang tua.

Adalah tidak mungkin untuk menghilangkan fitrah yang sudah ditetapkan Sang Maha Pencipta. Allah SWT menciptakan manusia beserta naluri untuk melestarikan keturunan sekaligus menjamin rezeki bagi setiap manusia yang hidup.

Adapun Malthus yang notabene bukan orang muslim, tidak ada keimanan dalam dirinya dan tidak ada keyakinan jaminan rezeki dari Allah SWT. Pemikiran manusia yang hanya berdasarkan apa yang terlihat tanpa dikaitkan dengan keimanan akan memunculkan pemikiran liar yang sangat berpotensi menyesatkan manusia.

Allah SWT berfirman “Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”.(QS . Hud : 6).

Hendaklah bagi orang mukmin untuk menerima fitrahnya sebagai manusia, termasuk fitrah keberadaan anak dalam pernikahan. Serahkan rezeki masing-masing anak kepada pemiliknya, Allah SWT. Wallahu’alam bissawab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image