Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image 49. Muhammad Nur Hidayat

Mengenal Pembangkit Listrik Dengan Potensi Besar di Indonesia!

Teknologi | 2023-02-20 11:05:10
Ilustrasi Pembangkit Energi Baru Terbarukan, Sumber: Pinterest

Potensi Energi

Tahukah kalian, bahwasannya Indonesia baru saja mengadakan presidensi G20 pada bulan November lalu. Namun apa saja sih isu yang dibawa oleh Indonesia selaku tuan rumah dari acara tersebut? Tiga isu utama yang diusung Indonesia sebagai Presiden dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2022 adalah transisi energi berkelanjutan, transformasi digital, dan arsitektur kesehatan global. Kali ini kita akan membahas mengenai isu transisi energi berkelanjutan. Seperti yang kita ketahui bahwasannya Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan banyak sumber daya alam disekitarnya yang mudah dan berpeluang besar untuk dimanfaatkan.

Potensi energi tentu menjadi sangat besar terlebih dalam potensi energi surya yang mencapai 3.295 GW karena Indonesia beriklim tropis dengan cuaca kemarau yang terik. Selain itu potensi energi terbesar selanjutnya yaitu energi bayu atau angin yang mencapai 155 GW, serta energi hidro, bioenergy, laut yang mencapai angka potensi diatas 50 GW. Dari banyaknya potensi energi tersebut, yang memiliki nilai paling besar adalah energi surya. Energi surya dalam pemanfaatannya sebagai pembangkit yang dapat menghasilkan listrik dapat diimplementasikan melalui PLTS. PLTS ini sebagai teknologi yang ramah lingkungan dan mudah untuk diimplementasikan diharap dapat mengoptimalkan potensi energi yang ada untuk mencukupi kebutuhan listrik nasional.

Apa itu PLTS?

Namun apa sih PLTS itu dan apa kelebihannya sehingga pemerintah ingin mengembangkan PLTS sebagai sumber pembangkit yang paling banyak dimanfaatkan? PLTS merupakan sebuah pembangkit listrik yang memanfaatkan sel surya atau sel PV yang berguna untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik dengan efek photovolta. PLTS memiliki keunggulan dalam pemanfaatannya diantaranya yaitu:

 

  1. Sumber energi yang melimpah dan tanpa biaya.
  2. Sumber energi tersedia di tempat dan tidak perlu diangkut.
  3. Biaya pengoperasian dan pemeliharaan sistem PLTS yang relatif kecil.
  4. Tidak perlu pemeliharaan yang sering dan dapat dilakukan oleh operator setempat yang terlatih.
  5. Ramah lingkungan, tidak ada emisi gas dan limbah cair atau padat yang berbahaya.

Jenis-jenis PLTS?

Ada beberapa jenis sistem PLTS, baik untuk sistem yang tersambung ke jaringan listrik PLN (on-grid) maupun sistem PLTS yang berdiri sendiri atau tidak terhubung ke jaringan listrik PLN (off-grid).

a. Secara on grid, sistem PLTS memiliki sub-kategori berupa terpusat dan terdistribusi. Sistem PLTS secara terpusat artinya pembangkit tersebut terhubung ke jaringan transmisi tegangan menengah atau tinggi. Sistem bekerja dari arus DC ke AC yang selanjutnya masuk ke jaringan listrik . Sementara, secara terdistribusi artinya terdiri dari banyak sistem dengan berbagai ukuran kapasitas yang menghasilkan tenaga listrik di lokasi-lokasi yang berbeda di sepanjang jaringan listrik pusat.

b. Sistem PLTS off-grid merupakan sistem yang tidak terhubung ke jaringan listrik. Sistem off-grid biasanya menggabungkan penyimpanan melalui baterai sehingga listrik dapat dipasok bahkan di saat matahari tidak bersinar - sistem pompa air tenaga surya adalah pengecualian dari sistem ini.

Komponen PLTS?

Untuk dapat membangun sebuah PLTS yang ramah lingkungan tentu saja dibutuhkan beberapa komponen khusus supaya dapat menjadi sistem pembangkit yang dapat digunakan, diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Modul Surya

Modul surya merupakan suatu Rangkaian modul fotovoltaik atau juga disebut larik atau array terdiri dari beberapa modul yang dihubungkan secara seri dan/atau paralel. Rangkaian ini mengubah radiasi sinar matahari yang mengenai seluruh permukaan rangkaian menjadi tenaga listrik.

b. Inverter

Inverter jaringan atau dikenal juga sebagai inverter PV atau grid inverter adalah komponen elektronik daya yang mengonversi tegangan DC dari larik modul fotovoltaik menjadi tegangan AC baik untuk pemakaian langsung atau untuk menyimpan kelebihan daya ke dalam baterai.

c. Mounting

Mounting merupakan struktur penopang atau dudukan modul surya yang berfungsi untuk menopang modul fotovoltaik dan menentukan sudut kemiringan, azimut, dan ketinggian rangkaian modul fotovoltaik.

d. Kabel DC dan AC

Kabel DC maupun AC ini digunakan untuk menghubungkan antar komponen. DC dan AC disesuaikan dengan arus yang dikeluarkan oleh komponen.

e. Protection

Protection merupakan sebuah alat proteksi untuk melindungi komponen utama dari adanya gangguan seperti hubung singkat. Komponen dari protection sendiri diantaranya adalah MCB, DC Switch, panel box, dan lainnya.

f. Battery

Batterai merupakan tempat penyimpanan sementara energi listrik sebelum nantinya digunakan oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangganya.

Mengapa PLTS?

Setelah dijelaskan mengenai PLTS hingga jenis dan komponennya, kita sebagai seorang pemuda agent of change sudah selayaknya mempersiapkan suku cadang sistem PLTS yang lebih baik sehingga dapat diperlukan untuk menjamin keberlanjutan sistem ini di Indonesia terutama di daerah pedesaan yang sulit untuk dijangkau oleh jaringan listrik. Perlu adanya perkembangan dengan tetap konsisten menjaga kualitas sistem, dengan kemungkinan rusaknya sistem akan berkurang dan umur pakai sistem akan lebih panjang. Sehingga penggunaan PLTS ini nantinya akan lebih effisien lagi dan mudah digunakan. Sudah sepantasnya PLTS ini digunakan sebagai alasan utama masyarakat Indonesia untuk mendukung transisi energi dan menjaga lingkungan yang bersih. Buat kawan-kawan ayo kita dukung program pemerintah untuk membangun PLTS hingga ke ujung pelosok negeri!!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image