Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Thresia Antiq

Isra' Miraj : Hadiah Allah Kepada Rasulullah

Gaya Hidup | Saturday, 18 Feb 2023, 08:35 WIB

Peristiwa Isra dan Miraj adalah sebuah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di kota Makkah menujuh ke Masjidil Al-Aqsa di kota Syam (makna Isra), kemudian dilanjutkan menuju langit ketujuh yakni Sidratul Muntaha (makna Miraj) untuk bertemu dengan Allah SWT dan menerima perintah sholat lima waktu sehari semalam. Peristiwa suci Isra dan Miraj ini terjadi pada tahun 620-621M, atau dua tahun setelah wafatnta sang Istri tercinta Siti Khadijah dan Paman Abu Thalib. Bisa dikatakan Isra Miraj merupakan hadiah Allah kepada Rasulullah untuk menghibur hatinya yang sedih karena kepergian orang-orang tercintanya.

Isra’ Miraj merupakan perjalanan suci, dan bukan sekadar perjalanan “wisata” biasa bagi Rasul. Peristiwa ini menjadi perjalanan bersejarah sekaligus titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW. Peristiwa Isra Miraj terbagi dalam dua peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad SAW "diberangkatkan" oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Miraj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini, Nabi mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.

Pada peristiwa Isra' Miraj, Allah memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya secara langsung, karena pada saat itu da'wah Nabi sedang pada masa sulit, penuh duka cita. Oleh karena itulah pada peristiwa tersebut Nabi Muhammad juga dipertemukan dengan para nabi sebelumnya, agar Muhammad SAW juga bisa melihat bahwa mereka pun mengalami masa-masa sulit, sehingga Nabi SAW bertambah motivasi dan semangatnya. Hal ini juga merupakan pelajaran bagi kita bahwa dalam kesulitan itu Allah mendengarnya. Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini.

Berikut adalah hikmah yang dapat diambil dari peristiwa Isra Miraj :

1. Mempercayai kekuasaan Allah

Peristiwa Isra dan Miraj menjadi bukti keagungan dan kekuasaan Allah SWT yang diperlihatkan secara langsung. Sebab, perjalanan Nabi Muhammad seolah tak masuk akal apabila dituntaskan hanya satu malam. Akan tetapi, mempercayai kuasa Allah memerlukan kacamata keimanan. Selain itu, kejadian mahadahsyat tersebut menunjukkan bahwa mukjizat itu nyata dan hanya milik Allah semata.

2. Sebagai ujian keimanan seseorang

Bagi umat Islam yang benar-benar beriman pasti akan menerima kebenaran Isra Miraj dan akan semakin bertambah keimanannya. Hal tersebut sebagaimana firman Allah dalam Surat Al Isra ayat 60 : Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia (QS. Al Isra [17]:16)

3. Perintah menjalankan sholat lima waktu

Jika umumnya perintah dari Allah SWT ke Nabi Muhammad SAW disampaikan melalui perantara Malaikat Jibril, tidak demikian dengan sholat. Allah SWT menurunkan perintah sholat secara langsung kepada Nabi Muhammad SAW melalui peristiwa Isra Miraj. Pada awalnya, Allah SWT memerintah Nabi Muhammad SAW untuk menjalankan sholat sebanyak 50 waktu dalam sehari. Namun, Rasulullah meminta keringanan pada Allah SWT sehingga menjadi sholat 5 waktu dalam sehari semalam.

4. Hikmah dipilihnya malam hari sebagai waktu terbaik untuk berdoa

Malam hari menjadi waktu istimewa, termasuk ketika terjadinya peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha. Malam hari juga merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa.

"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Israa:1)"

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image