Aeroponik, Teknologi Pertanian Kentang Modern Tanpa Tanah. Yuk Praktikkan Tipsnya! (Bagian 2 Habi
Pets and Garden | 2023-02-18 00:54:30
Jika Anda berpengalaman dalam berkebun, budidaya kentang secara aeroponik dapat dengan mudah dilakukan di rumah. Berikut adalah beberapa tips dari para petani:
· Pertama-tama, diperlukan polyhouse yang menutupi ruang kecil karena pertanian dilakukan secara vertikal.
· Tanam benih kentang yang sehat dalam pot kecil yang diisi busa dan gantung di posisi di mana mereka menerima sinar matahari.
· Dalam beberapa hari, akarnya akan terlihat. Pastikan menyentuh air di bawahnya. Pada interval tertentu, campur nutrisi di dalam air.
· Panen pertama dapat dilakukan dalam 70-80 hari.
Berkaitan dengan pemilihan bibit kentang yang sehat perlu diperhatikan, bahwa benih tanaman yang diperbanyak secara vegetatif, semisal tanaman kentang harus seperti air mengalir.
Kriteria pemilihan benih yang kelasnya lebih rendah atau setara dari kelas benih ditargetkan tidak boleh digunakan. Benih hendaknya bersertifikat agar kesehatan terjaga.
Penggunaan benih sehat dimaksudkan untuk meminimalkan sumber infeksi pada awal pertanaman, karena asal benih menentukan kesehatan hasil panen berikutnya.
Penyakit terbawa ubi dicegah dengan melakukan pengendalian saat tanam/pertanaman, atau melakukan roguing di pertanaman.
Menurut catatan, kentang selalu menjadi salah satu komoditas pangan yang penting di Indonesia. Bahkan permintaannya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Sayangnya, produksinya masih fluktuatif karena faktor benih yang tidak stabil kualitasnya. Untuk itu, diperlukan solusi yang bisa membantu meningkatkan jumlah produksi kentang.
Teknologi aeroponik hadir sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas produksi benih kentang. Aeroponik yang merupakan salah satu teknik dari hidroponik membuat budidaya benih kentang tanpa tanah.
Kelebihannya, dapat mengurangi risiko penularan penyakit melalui tanah. Hebatnya, metode ini mampu menghasilkan umbi kentang dalam jumlah lebih banyak daripada metode konvensional.
Menurut laporan, teknologi pengelolaan kentang dengan sistem aeroponik yang dikembangkan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin telah diterapkan di sejumlah daerah di Tanah Air.
Guru besar pertanian Universitas Hasanuddin, Prof Dr Ir Baharuddin Patandjengi, di Makassar, menyatakan, teknologi aeroponik dapat dilakukan cukup dengan mengembangkan benih di rumah kaca (green house).
Teknik pembibitan kentang dengan akar melayang di udara itu mampu meningkatkan produktivitas hingga beberapa kali lipat. Benih dikembangbiakkan dalam sebuah gelas yang alasnya dilapisi styrofoam.
Nutrisi diberikan melalui air yang tersalur melalui tandon. Dibandingkan dengan teknik pembibitan media arang sekam, metode tersebut jauh lebih ekonomis.
Jika metode arang sekam hanya mampu membiakkan lima umbi benih dari satu bakal stek, sistem aeroponik bisa menghasilkan 25-30 umbi per bakal stek.
Budidaya tanam kentang secara aeroponik sejak tahun 2011 sudah mulai dikembangkan di beberapa daerah berdataran tinggi, seperti Malang, Bandung, dan Manado.
Saat ini tengah dikaji kemungkinan pemanfaatan mikroorganisme dalam tanah yang bisa lebih memacu produktivitas hingga 100 umbi per bakal stek. Bakteri dalam tanah itu nantinya akan menghasilkan sejumlah nutrisi yang dibutuhkan benih kentang (Solanum tuberosum) untuk tumbuh, seperti nitrogen, hormon, dan fosfat. ***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.