Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dhika Rahman

Sosok KH Juhadi Muhammad, Kiai Pebisnis Asal Indramayu

Agama | Thursday, 09 Feb 2023, 22:42 WIB

Nama KH Juhadi Muhammad sangat dikenal oleh kalangan masyarakat di Kabupaten Indramayu.
Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua PWNU Jawa Barat pasca-terpilih dalam Konferensi Wilayah XVIII NU Jabar pada 30-31 Oktober 2021 lalu.
Dalam rangka Hari Lahir Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU), sosok KH Juhadi Muhammad bisa menjadi salah satu tokoh yang bisa ditiru oleh para santri di zaman sekarang ini.
Mengingat, dibalik kepandaiannya dalam mengaji, rupanya KH Juhadi Muhammad juga merupakan sosok seorang pebisnis yang sukses.
Sembari berdakwah, ia merintis usaha di bidang perikanan dengan menjadi bakul udang besar yang ada di Indramayu.
Pada kesempatan itu, saya mencoba silaturahmi ke Yayasan Al Hidayah milik KH Juhadi Muhammad di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Indramayu.
Ada ratusan santri yang menempuh pendidikan di sana dari beragam kelompok usia.
Salah seorang santri, Alif Yuafi sekilas menceritakan sosok KH Juhadi Muhammad yang merupakan seorang pekerja keras.
"Beliau itu pekerja keras, selain jadi Kiai, beliau juga seorang pengusaha. Jadi bukan hanya mengajar ngaji saja, tapi dia juga seorang pebisnis," ujar dia, Minggu (29/1/2023).
Ia menceritakan, Juhadi Muhammad memang sudah sejak kecil dididik dengan keilmuan agama yang baik oleh kedua orang tuanya.
Ayahnya yaitu KH Muhammad dan ibunya Nyai Hj Rokilah adalah seorang ulama di daerah tempat tinggal mereka di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu.
Sejak lulus SD, KH Juhadi Muhammad diketahui dikirim orang tuanya untuk nyantri di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon pada 1982-1985.
Lulus dari situ, KH Juhadi Muhammad melanjutkan nyantri ke Pesantren Lirboyo, Kediri. Di sana ia menempuh pendidikan selama tiga tahun dan lulus pada 1988.
Juhadi muda saat itu memutuskan kembali lagi ke Indramayu dan memulai bisnis udang.
Sukses dengan bisnis tersebut, KH Juhadi Muhammad mencoba mendirikan sebuah Yayasan Al-Hidayah yang didalamnya terdapat pondok pesantren hingga pendidikan formal tingkat TK, MD, MI, SMP, SMA, dan SMK NU.
Walau memiliki banyak sekali santri, namun rupanya tidak membuat KH Juhadi Muhammad merasa menjadi sosok yang angkuh.
Justru sebaliknya, baginya, semakin banyak santri menjadi sebuah bencana karena diberi amanah yang sangat besar.
Oleh karenanya, dalam membangun yayasan itu, KH Juhadi Muhammad tidak pernah menganggapnya sebuah bisnis.
Ia bahkan rela mengeluarkan biaya dalam jumlah besar agar yayasan tempat mengaji para santri itu bisa terus berkembang dan semakin besar.
Tidak sedikit pula santri yang berasal dari keluarga tidak mampu diberi beasiswa oleh KH Juhadi Muhammad untuk dapat menempuh pendidikan di yayasan miliknya.
"Untuk berdakwah, memang beliau ini tidak perhitungan. Apalagi memang orang tuanya adalah pemuka agama di sini, sehingga beliau meneruskan yang sudah dilakukan oleh orang tuanya," ujar Alif Yuafi.
Kepada para santri, KH Juhadi Muhammad selalu menekankan agar tidak hanya pandai dalam mengaji. Santri pun harus pandai berwirausaha.
Di Yayasan Al-Hidayah itu, ia bahkan berdiri sebuah Balai Latihan Kerja.
Di sana para santri dilatih terutama untuk menguasai 3 bahasa, yakni bahasa Jawa, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggis.
Kemampuan berbahasa ini, dinilai sangat penting dikuasi para santri terutama menghadapi zaman modernisasi sekarang ini.
Hal ini turut dibuktikan pula oleh para santri dengan raihan banyaknya prestasi yang didapat dari berbagai perlombaan baik di tingkat daerah, provinsi, bahkan pusat.
Terakhir, santri di Pondok Pesantren Hidayatuttholibiin berhasil menjadi juara 1 Musabaqoh Kitab Kuning tingkat nasional pada 2017 lalu.
Santri atas nama Zumrotun Khasanah itu, kini bahkan sudah lulus dan melanjutkan study ke perguruan tinggi di Mesir.
KH Juhadi Muhammad sendiri generasi muda Islam harus mampu menggalang kekuatan.
Salah satu caranya yakni dengan memperkuat persatuan antar sesama umat Islam. Sehingga bisa menjadi penggerak di semua lini kehidupan.
Hal ini, menurut KH Juhadi Muhammad menjadi modal utama bagi warga Nahdliyin dalam menyongsong abad kedua NU.
Jika seluruh komponen NU bersatu, maka segala bentuk perselisihan dan perpecahan dapat terhindarkan.
Dalam Harlah 1 Abad ini, KH Juhadi Muhammad juga mengajak untuk menjauhkan diri dari syakwa sangka, menghindari suudzon dan fitnah, mampu mengendalikan hawa nafsu, serta mampu menggalang kekuatan.
"Maka niscaya NU akan mampu menapaki abad kedua dengan berbagai prestasi yang kian gilang gemilang," ujar dia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image