Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Agung Prima

Ketika Nahdlatul Ulama Punya 'Cabang' Pesantren di Yordania

Agama | Thursday, 09 Feb 2023, 15:00 WIB
Syekh Aun Al-Qaddumi saat memberikan ceramah (c) IST

Diam-diam, Nahdlatul Ulama 'punya' 'cabang' pesantren di Yordania. Hal itu disampaikan seorang ulama Yordania bernama Syekh Aun Al-Qaddumi saat memberikan ceramah singkat pada Tajalli Satu Abad NU, Pembacaan Surat Al-Ikhlas 100.000 kali, di Bantul (30/1/2023) lalu.

Membaca ini, jangan dibayangkan dulu bahwa NU benar-benar membuka pondok pesatren di Yordania sana. Sebab, untuk 'memiliki cabang' pesantren, NU tak harus jauh-jauh ke Yordania, mencari tanah, lalu membangun gedung-gedung untuk dijadikan pesantren, dan menerima santri-santri yang mau menuntut ilmu agama Islam.

Dalam ceramah di Ndalem An-Nadwah, Jalan Dongkelan Nomor 9, Krapyak Kulon, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. tersebut, Sywkh Aun menceritakan pengalamannya dua bulan lalu menerima kunjungan seorang pelajar Indonesia yang menimba ilmu di negaranya. Pelajar tersebut ditemani oleh Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Yordania.

Ditegaskannya kepada mereka berdua, lembaga-lembaga yang dipimpinnya di Yordania merupakan bagian dari NU. Termasuk sejumlah pesantren yang tersebar di beberapa provinsi di Yordania. Tanpa NU meminta, Syekh Aun menyatakan diri sebagai bagian dari hegemoni NU di Indonesia.

"Saya katakan kepada pengurus NU Yordania, pesantren saya yang namanya Al-Maarij, yang ada di beberapa provinsi di Jordan, seperti di Irbid, Amman, dan lainnya, semua cabang pesantren kami semuanya merupakan cabang dari NU," kata Syekh Aun.

Pernyataan Syekh Aun tersebut sekaligus mempertegas bahwa dakwa NU tak hanya terbatas di wilayah Indonesia saja, malainkan sudah mendunia. Menurutnya kebangkitan ulama yang menjadi dasar nama NU sudah benar-benar memancar ke seluruh penjuru dunia.

"Kami tidak mengatakan NU dalam lingkup yang terbatas hanya Indonesia tetapi kami berbicara tentang NU yang artinya kebangkitan ulama benar menjadi kemuliaan dan kehormatan ulama khusus untuk Indonesia, karena NU lahir di Indonesia. Akan tetapi kebangkitan ulama untuk seluruh penjuru dunia," imbuhnya.

Menurutnya, NU merupakan organisasi yang tak sekadar menjadi organisasi Islam semata, melainkan juga sebagai organisasi kemanusiaan yang membawa berkah bagi masyarakat dunia. Sebagai bagian dari NU, Syekh Aun pun berharap merasakan keberkahan yang sama.

"Nama perkumpulan Anda semuanya adalah jam'iyah Nahdlatul Ulama dan kami bersama Anda. Kita mengharap sekali pantulan dari nama tersebut akan menyentuh seluruh penjuru dan seantero dunia," jelas ulama yang memiliki ciri khas pada cambangnya tersebut.

Tepat pada 16 Rajab 1444 Hijriah kemarin (7/2/2023) NU genap berusia satu abad, alias seratus tahun sejak berdiri pada 16 Rajab 1344 Hijriah (31 Januari 1926) silam. Syekh Aun bergarap NU terus mengembangkan apa yang menjadi cita-cita para ulama yang dulu mendirikannya dengan penuh perjuangan di tengah penjajahan Belanda kala itu. Dengan pengakuan dari Syekh Aun ini setidaknya ada jalan bagi NU untuk mengembangkan dakwah ke penjuru dunia.

"Teruslah berkembang, terus berkembang sampai berusia 100 tahun dan jumlah yang menjadi bagian dari NU melebihi 100 juta anggota dari NU dan pengikut NU," pungkas pimpinan Lembaga Islam Al-Maarij, Yordania tersebut.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image