Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Andri Mastiyanto

Jejak Satu Abad NU bagi Perdamaian dan Peradaban Dunia

Lomba | Sunday, 05 Feb 2023, 09:14 WIB
1 Abad NU I Sumber Foto : nu.or.id

Nahdlatul Ulama atau yang lebih dikenal dengan singkatan NU merupakan organisasi Islam terbesar di dunia yang didirikan pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926) di Kota Surabaya.

Organisasi Islam ini didirikan oleh Kyai Haji Hasyim Asy'ari, yang merupakan kepala pesantren di Jawa Timur. Organisasi NU sejak berdiri hingga sekarang terus berkembang ke pelosok negeri dan beberapa negara di dunia.

Dilansir dari nu.or.id, organisasi ini memiliki sejarah panjang berperan bagi peradaban dunia khususnya dunia Islam.

Salah satu putera terbaik NU, KH Ahmad Sjaichu ikut terlibat dalam menggerakkan roda Konferensi Islam Asia Afrika, Maret 1965. Beliau kemudian menjadi Sekjen Organisasi Islam Asia Afrika.

Penerus ulama NU selanjutnya, Gus Dur menjadi penggerak sayap internasional NU lintas batas melalui World Conference on Religion and Peace (WCRP) di tahun 1994 di Italia, dimana beliau menjadi Presidennya.

Gus Dur yang dikenal sebagai individu yang toleran bergerak memperluas jaringan ke berbagai jaringan di luar negeri membawa nama NU dan Indonesia dengan pengaruhnya dan pemikirannya.

Apa yang telah dilakukan oleh Gus Dur melalui sayap internasional NU dilanjutkan oleh KH Hasyim Muzadi dengan dibentuknya Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU di berbagai negara.

Pada era kepemimpinan KH Hasyim Muzadi terbentuk PCI di 24 negara, seperti di Inggris, Amerika, Jepang, dan di Timur Tengah

KH Hasyim kemudian mempelopori pelaksanaan International Conference of Islamic Scholars (ICIS) pada tahun 2002. Konferensi ini menghimpun para ulama dari Sunni dan Syiah moderat untuk mewujudkan perdamaian dunia.

Di era KH Said Aqil Siroj terdapat wadah International Summit Of Moderate Islamic Leaders (ISOMIL) pada 2016. Acara ini mempertemukan 35 Ulama Internasional dari 30 negara Islam diseluruh dunia terutama Timur Tengah.

NU mengusung Islam Nusantara dalam summit tersebut, konsep ini diharapkan dapat menjadi contoh dan solusi perdamaian di negara-negara Islam.

ISOMIL ternyata menginspirasi beberapa negara di Eropa mendirikan organisasi seperti NU di negaranya masing-masing.

Pada Juli 2016, Habib Luthfi bin Yahya menggelar Konferensi Internasional Bela Negara dengan mengundang unsur ulama dari berbagai kawasan. Konferensi itu membahas tiga aspek utama, yakni akidah, ekonomi, dan pendidikan.

Dalam konferensi tersebut Habib Luthfi menyampaikan bahwa dunia Islam sekarang ini butuh akidah yang benar dan berkarakter tawasuth (moderat) serta tasamuh (toleran). Sehingga, Islam benar-benar menjadi agama yang Rahmatan Lil Alamin.

Peran ulama NU diberbagai perhelatan Internasional menunjukkan bagaimana Islam sebagai ajaran universal yang dapat diterima diberbagai kawasan.

NU dan Nahdliyyin memiliki peran dalam menggerakkan jejaring ulama internasional, dan terlibat dalam menahan laju radikalisme berkedok agama serta menggerakkan simpul-simpul perdamaian dunia.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (kiri) menyampaikan gagasannya dalam diskusi Gagas RI I Sumber Foto : Kompas/Rony Ariyanto Nugroho

Ketua Umum PBNU periode 2022-2027, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat berbicara di acara Gagas RI (30/1/2023) senin malam yang mengambil topik Keagaaman dan Kemanusiaan menegaskan “agama sebaiknya dijadikan sumber perdamaian, kemanusiaan dan peradaban”.

Gus Yahya mengharapkan agama seharusnya jangan lagi jadi alat politik yang dapat memicu konflik antar identitas (polarisasi). Tentunya beliau berbicara secara universal tidak hanya untuk di Indonesia saja.

Ketua PB NU ini juga membahas filosofi kebersamaan dan kesetaraan merupakan mandat proklamasi. Filosofi ini menjadi mandat tidak hanya untuk Indonesia saja, juga untuk Global.

Salah satu panelis dalam acara Gagas RI Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat, Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno SJ menceritakan kesannya, kekagumannya atas sikap NU yang toleran dan menghormati perbedaan.

Romo Magnis mengatakan Indonesia majemuk luar biasa bisa bersatu dan damai sebagai bangsa Indonesia, saya happy dengan NU.

Beliau sebagai orang Katholik menyebut NU sebagai organisasi Islam terbesar di dunia dan Indonesia bisa menjadi contoh bagi dunia

Saya tidak takut sebagai orang Katholik melihat Banser, malah gembira. Karena mereka melindungi Gereja – Gereja ketika kami Natalan, Paskah. Itu pesan penting bagi masa depan. Harusnya Indonesia bisa menjadi contoh bagi negara-negara di seluruh dunia

Umat Nasrani di Indonesia pastinya ingat jasa Riyanto yang merupakan anggota Barisan Anshor Serbaguna (Banser) yang gugur terkena ledakan bom pada saat Misa Natal di Gereja Eben Haezer, Mojokerto, Jawa Timur. Almarhum saat itu mengamankan malam Natal di Mojokerto pada tahun 2000.

Nahdlatul Ulama (NU) akan merayakan hari lahir (Harlah) 1 Abad dengan mengusung tema “Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru”.

Harlah 1 Abad NU merupakan peringatan satu abad berdirinya organisasi Nahdlatul Ulama (NU), yang dihitung menggunakan kalender hijriah. Kenapa begitu ? karena NU merupakan Organisasi Islam.

Puncak perayaan diselenggarakan pada 7 Februari 2023 yang diadakan di Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur, selama 24 jam non stop.

#lombanulisretizen, #lombavideorepublika, #satuabadnu, #akudannu

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image