Hutang Alat Penjajah Kaum Kapitalis
Agama | 2023-02-02 14:54:52Hutang Alat Penjajah Kaum Kapitalis
Indonesia dengan julukan jamrud khatulistiwa merupakan negara yang memiliki potensi Alam sangat besar. Dari Sabang sampa Merauke tersebar berbagai macam potensi alam yang sangat melimpah, seandainya kalau di manfaatkan dengan baik oleh pemerintah tentu akan meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal ini yang menggiurkan akan negara -negara asing untuk datang ke Indonesia dalam rangka mengeksploitasi kekayaan Alam Indonesia untuk membangun Negara mereka.
Indonesia selama Tiga setengah abad lebih menjadi jajahan negara asing, dimana berbagai tindakan di lakukan oleh penjajah dalam rangka mengeruk potensi alam Indonesia. Beberapa negara yang pernah menjajah Indonesia maju di dunia sekarang seperti Inggris, Belanda, Spanyol, Portugis, Amerika, Jepang, mereka membangun negara mereka dengan mengeksploitasi Sumber Daya Alam yang ada di Indonesia.
Melimpahnya sumber kekayaan alam Indonesia menjadi modal untuk melakukan pembangunan dalam berbagai sektor setelah mengalami masa penjajahan. Indonesia sebagai salah satu negara sedang berkembang yang pada umumnya tidak memiliki modal awal yang cukup untuk memulai melakukan pembangunan ekonomi, setelah sebelumnya dijajah oleh negara-negara barat dalam periode yang panjang. Secara umum negara sedang berkembang adalah terjebak pada lilitan utang luar negeri.
Utang negara kini sedang menjadi perbincangan hangat di sejumlah kalangan. Bagaimana tidak, utang di sejumlah negara termasuk Indonesia terus meningkat. Utang merupakan hal krusial, karena negara bisa saja bangkrut karena tidak mampu membayar utang.
Dilansir dari Republik Merdeka, menurut Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam bahwa wibawa Indonesia dianggap semakin turun di mata dunia internasional karena utang semakin tak terbendung. Bahkan, utang Indonesia yang semakin besar dianggap sebagai salah satu kriteria kegagalan pemerintah dalam mengelola negara. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah per 30 Desember 2022 sebesar Rp 7.733,99 triliun.
Publik merasa heran mengapa justru utang semakin banyak. Padahal, rakyat tidak merasakan signifikansi dengan adanya utang yang semakin membludak. Sebaliknya, akan sangat memberikan efek negatif bagi rakyat, karena pada akhirnya yang akan menanggung ini semua adalah rakyat melalui pajak yang harus dibayar oleh mereka.( 20-01-2023)
Beban utang negara yang kian membengkak, dinilai berbagai kalangan sudah sangat mengkhawatirkan. Mengingat rasio utang pemerintah sudah mencapai 41,18% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Peringatan keras kepada pemerintah untuk hati-hati melihat rasio melebihi 40 %. Meskipun menurut Undang-Undang (UU) Keuangan Negara, rasio tertinggi utang pemerintah sebesar 60% dari PDB.
Melimpahnya kekayaan sumber daya alam yang ada di Indonesia, seolah tidak pernah dirasakan. Menginagat masih banyak rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan, anak - anak pjtus sekolah karena tidak ada biaya, anak stunting. Potensi sumber daya alam baik di darat ataupun di laut kiranya cukup bahkan lebih untuk menghantarkan rakyat hidup sejahtera. Namun kondisi berbanding terbalik.
Kapitalisme sebagai sistem yang dianut negeri ini, menjadikan para pengusaha atau korporasi asing dan lokal yang menikmati hasil dari pengelolaan sumber daya alam yang melimpah. Pasalnya SDA yang ada tidak sepenuhnya dimiliki dan dikelola oleh negara, tetapi diserahkan kepada pihak swasta baik lokal maupun asing. Sementara negara hanya mendapat bagian keci, memosisikan diri sebagai regulator saja. Membuat aturan yang justru memberikan keuntungan para korporasi. Sementara rakyat sendiri, hidup dengan beban ekonomi yang tak berkesudahan, rakyat justru rugi tidak merasakan melimpahnya sumber daya alam yang ada.
Watak dan tabiat kapitalisme, orientasinya keuntungan materi yang sebesar besarnya. Pengelolaan sumber daya alam oleh korporasi orientasi hanya memikirkan profit. Eksploitasi SDA besar-besaran, tidak peduli dengan kerusakan lingkungan yang diciptakan. Maraknya berbagai bencana tanah longsor dan banjir di tengah pemukiman masyarakat merupakan bukti bahwa kapitalisme merusak lingkungan dan menyengsarakan rakyat.
Kapitalisme hanya membawa pada kerusakan lingkungan dan kesengsaraan rakyat. Tidak ada kebaikan jika masih mengharapkan pada sistem yang hanya memberi keuntungan untuk segelintir pemilik modal. Mempertahankan sistem kapitalisme berarti mempertahankan kezoliman dan ketidakadilan yang akan terus menyengsarakan rakyat bahkan membawa negara pada kehancuran karena bergantung pada hutang yang kian menggunung, sedangkan SDA dijarah korporasi penjajah.
Ironi, negeri surgawi melimpah sumber daya alam, namun potret kehidupan rakyat yang kian terpuruk jauh dari kata sejahtera, berbagai beban biaya yang harus ditanggung sendiri tanpa negara yang menjamin, menjadikanya hidup dibawah garis kemiskinan. Beban hutang negara yang terus menumpuk seolah tidak akan pernah usai bahkan hutang menjadi warisan. Potret bangsa yang buruk, rakyat kian terpuruk. Kapitalisme yang mengandalkan pembangunan pada hutang dan pajak sumber segala problematika bangsa.
Utang dapat menjadi alat penjajahan. Negara makmur dalam sistem kapitalis saat ini, menjajah negara berkembang dengan jalan utang. Jika sudah terperangkap dan terjerat lilitan utang, maka seluruh kebijakan negara berkembang dapat didikte atau disetir sesuai dengan kepentingan negara makmur yang memberikan hutang. Wajar jika hutang bukan pada rezim ini, tetapi sudah berlangsung sejak pemerintahan pertama hingga kini.
Indonesia sebagai negara yang mengadopsi ekonomi kapitalisme, sebuah sistem ekonomi rusak dan cacat. Menyelesaikan masalah dengan masalah tanpa solusi yang menyelesaikan, namun menambah permasalahan baru. Menyelesaikan defisit APBN dengan menambah hutang luar negeri.
Solusi Islam Atasi Defisit
Sumber daya alam dalam Islam dikelola oleh negara hasilnya untuk rakyat. Tak ada jalan bagi individu ataupun korporasi untuk menguasai sumber daya alam. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
“Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api”. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Atas dasar ketundukan terhadap syariat, negara mengelola sumber daya alam dengan penuh tanggung jawab. Hasil sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat. Karena itu, pendapatan negara tidak bertumpu pada utang dan pajak. Apalagi Utang Luar Negeri (ULN) yang tidak lepas dari sistem ribawi yang sudah sangat jelas keharamannya.
Dalam Islam kekayaan berada dalam baitul mal yang merupakan pos pemasukan dan pengeluaran negara yang menjadi hak kaum muslim dan dbelanjakan untuk keperluan negara dan umat. Pemasukan Baitulmal diterima dari fai, gonimah, anfal, kharaj, jizyah, tambang dan harta zakat.
Disamping itu, baitul mal dalam pemerintahan Islam terbukti stabil dan kuat. Karena itu, jika negeri ini ingin lepas bebas dari jeratan utang dan penjajahan, mencampakkan sistem kapitalisme adalah jalannya. Saatnya umat Islam kembali kepada fitrahnya, menjadikan Islam satu-satunya jalan hidup dan solusi hakiki seluruh problematika.
Wallahu a’lam bishshowab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.