
Seberapa Berat Ujian Hidup Kita?
Agama | Thursday, 02 Feb 2023, 09:27 WIB
Selama kita hidup di dunia pasti akan mengalami dua fase yang berkebalikan. Senang dan sedih, bahagia dan sengsara, lapang dan sempit, sehat dan sakit, serta keadaan lain yang datang secara bergantian. Tidak selamanya kita menikmati bahagia dan tidak selalu juga kita larut dalam kesedihan. Mungkin di antara kita ada yang berpikir kenapa ujian yang diberikan tidak pernah selesai. Hari ini diuji dengan ini besok ada lagi ujian yang datang. Seolah ujian terus didatangkan kepada kita, kenapa orang lain terlihat bahagia selalu. Padahal yang sebenarnya adalah setiap orang pasti diberikan ujian, tetapi dalam bentuk yang berbeda-beda. Sebagaimana dalam surat al-Ankabut ayat 2-3:
اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ ٢
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ ٣
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji?
Sungguh, Kami benar-benar telah menguji orang-orang sebelum mereka. Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui para pendusta.
Kita bisa melihat figur yang diberikan ujian luar biasa oleh Allah SWT dan berhasil untuk melewatinya. Dia adalah nabi Ibrahim yang dijuluki khalilullah (kekasih Allah).
وَاِذِ ابْتَلٰٓى اِبْرٰهٖمَ رَبُّهٗ بِكَلِمٰتٍ فَاَتَمَّهُنَّ ۗ قَالَ اِنِّيْ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًا ۗ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى الظّٰلِمِيْنَ ١٢٤
(Ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “(Aku mohon juga) dari sebagian keturunanku.” Allah berfirman, “(Doamu Aku kabulkan, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.”
Perjalanan nabi Ibrahim ditulis dalam al-qur’an mulai dari masa muda sampai ketika sudah tua dan memiliki keluarga. Ketika masih muda ia diberi ujian aqidah untuk memberantas kesyirikan. Dengan semangat membara ia menghancurkan berhala yang menyebabkan harus dieksekusi dengan cara dibakar. Namun api tidak bisa membakarnya karena Allah perintahkan untuk menjadi dingin. Melihat hal itu nabi Ibrahim diusir dari kota kelahirannya dan pergi ke tempat jauh seorang diri. Kemudian setelah berumah tangga dan menikah dengan Sarah ujian berikutnya datang. Lama sekali ia belum juga diberi karunia anak, hingga pada masa tuannya ia meminta ijin untuk menikah dengan Hajar. Lahirlah putra yang ditunggu sekian lama yaitu Ismail. Ujian datang lagi yaitu setelah lama menanti anak, Allah memerintahkan Ibrahim untuk meninggalkan anak dan istrinya di padang pasir yang tandus dan panas. Kemudian ketika ismail sudah berusia remaja datang ujian berikutnya yaitu Allah memerintahkan untuk menyembelihnya.
Kisah di atas hanya sebagian ujian yang dialami oleh nabi Ibrahim, dan ia berhasil untuk menyelesaikannya. Hal ini membuatnya menjadi kekasih Allah yang namanya selalu kita sebut setiap hari ketika melaksanakan salat. Yaitu ketika tahiyyat. Lantas ujian yang kita alami sebenarnya seberat apa? Jawabannya adalah sesuai dengan kemampuan kita dan tingkat keimanan kita.
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا
Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya.
Iman tertinggi adalah yang dimiliki oleh nabi, kemudian orang soleh dan seterusnya. Sehingga ujian yang dihadapi nabi adalah ujian yang paling berat. Sebagaimana dalam hadis:
عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلَاءً قَالَ الْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلَاؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلَاءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الْأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
dari Mush'ab bin Sa'ad dari ayahnya berkata: Aku berkata: Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat ujiannya? Beliau menjawab: "Para nabi, kemudian yang sepertinya, kemudian yang sepertinya, sungguh seseorang itu diuji berdasarkan agamanya, bila agamanya kuat, ujiannya pun berat, sebaliknya bila agamanya lemah, ia diuji berdasarkan agamanya, ujian tidak akan berhenti menimpa seorang hamba hingga ia berjalan dimuka bumi dengan tidak mempunyai kesalahan."
Oleh sebab itu, ujian yang kita alami memang sudah sesuai dengan keimanan dan kemampuan kita. Bersabar dan selalu kuat menghadapinya, karena jika lulus akan mendapatkan derajat tinggi di hadapan Allah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.