Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Zidni Herdi

Love Language: Karakter Anda yang Mana?

Gaya Hidup | 2021-12-16 11:38:06
Design by Canva

Apa sih love language itu?

Menurut Dr. Gary Chapman, love language atau bahasa cinta adalah tindakan yang membuat seseorang merasa dicintai. Bahasa cinta juga dapat diartikan suatu bentuk tindakan untuk menunjukkan rasa cinta kepada orang yang dicintainya.

Mengetahui bahasa cinta pasangan Anda akan membantu Anda memahami pasangan Anda dengan lebih baik. Sebagai pasangan, kita dapat lebih memahami bahwa ada hal-hal yang mungkin atau mungkin tidak dipahami oleh pasangan. Menggunakan bahasa cinta bisa membuat Anda lebih peka terhadap pengertian pasangan.

Setiap orang mengekspresikan cinta mereka secara berbeda. Dr. Gary Chapman menjelaskan dalam bukunya "The Five Love Language" lima bahasa cinta: words of affirmation, quality time, receiving gift, acts of service, dan physical touch.

Jadi, tahukah Anda apa bahasa cinta antara Anda dan pasangan? Jika belum, berikut ini adalah penjelasan tentang lima bahasa cinta:

1. Words of Affirmation atau Kata-Kata Penegasan

Bahasa cinta ini digunakan oleh orang-orang yang mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Seseorang dengan bahasa cinta ini akan merasa lebih dicintai ketika pasangannya mengungkapkan kata-kata cinta yang tulus. Seseorang yang memiliki bahasa cinta ini merasa bahwa kata-kata sangatlah penting. Jika bahasa cinta pasanganmu adalah words of affirmation, maka kamu bisa mengingatkan diri kamu bahwa kata-kata itu penting dan kamu bisa melontarkan kata-kata yang menunjukkan persaan cinta seperti aku mencintaimu, kamu cantik, dan lainnya.

2. Quality Time atau Waktu yang Berkualitas

Seseorang dengan bahasa cinta quality time akan menyempatkan waktu untuk bersama dengan pasangannya. Waktu berkualitas berarti memberi perhatian penuh dan waktu bersama. Bersenang-senang memungkinkan Anda untuk sepenuhnya fokus pada pasangan Anda. Dan seiring berjalannya waktu, Anda semakin mengenal pasangan Anda. Perhatian penuh di sini bukan hanya menonton TV bersama, karena acara TV bisa memberi Anda perhatian seperti itu juga. Perhatian di sini seperti saling memandang, mengobrol, berbicara tentang masa depan, bepergian bersama, tidak terganggu oleh apa pun.

3. Receiving Gift atau Memberi Hadiah

Orang dengan bahasa cinta ini biasanya menunjukkan cintanya melalui hadiah. Dengan hadiah, Anda dapat menunjukkan kepada pasangan bahwa Anda peduli dan bekerja keras untuk membuatnya bahagia. Hadiah tidak harus mahal atau dibagikan setiap minggu. Dan untuk sebagian orang, nilai tidak selalu berkaitan dengan uang. Ketika Anda memiliki bahasa cinta ini, Anda bisa menyisihkan sebagian uang atau kreatif untuk memberi hadiah untuk orang yang Anda sayang.

4. Acts of Service atau Tindakan Pelayanan

Orang yang bahasa cintanya acts of service biasanya rela melakukan sesuatu untuk meringankan beban pasangannya. Mereka mengekspresikan rasa cintanya melalui tindakan seperti, merapikan tempat tidur, menata sepatu, membuatkan sarapan atau makan malam, atau membantu pasangan Anda mengerjakan pekerjaan rumah lainnya.

5. Physical Touch atau Sentuhan Fisik

Bahasa cinta ini digunakan oleh seseorang yang suka akan sentuhan. Mereka mengungkapkan cinta dan sayangnya dengan sentuhan dan mereka suka dengan segala jenis sentuhan fisik. Misalnya Anda bisa memegang tangan pasangan saat sedang jalan berdua, atau Anda bisa memberi pijatan bahu saat pasangan sedang duduk, memeluknya, dan menciumnya.

Nah, sekarang sudah tau kan apa itu bahasa cinta, jadi Anda dan pasangan dapat lebih mengenal dan mengerti satu dengan yang lainnya. Kalau belum tau, yuk, coba cari tau apa bahasa cinta pasangan Anda.

Referensi:

Chapman, G. D. (2004). The Five Love Languages: How to Express Heartfelt Commitment to Your Mate. Amerika Serikat: Northfield Publishing.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image