Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nabila Annuria

Bagaimana Menjinakkan Hantu Tes Profile Assessment?

Eduaksi | Monday, 30 Jan 2023, 18:11 WIB

Pencari kerja yang baru lulus maupun para pelamar yang memperebutkan posisi karir dan jabatan banyak yang mengeluh saat menghadapi tes psikologi terapan. Peserta yang baru lulus maupun yang memperebutkan jabatan sebenarnya mendapat uji yang sama, hanya saja spektrum tanggung jawab jabatan yang berbeda, sehingga dua tes diatas tingkat kesulitan soal tes tidak sama.

Bagi para pelamar kerja atau calon pemegang jabatan, dua tahap tes yakni psikotes dan profile assessment (PA) ibarat hantu yang menakutkan. Karena pada tahap itu banyak peserta yang berguguran. Bagi para peserta, psikotes dan PA amat melelahkan dan menguras emosi, namun hal itu mesti bisa diatasi agar tidak gugur.

Dua tahap tes diatas biasanya dilakukana oleh konsultan psikologi independen. Metode PA yang dilakukan berupa harrison assessment profiling, multidimensional aptitude battery test, focus group discussion, dan interview. Rangkaian tes yang harus dijalani peserta mencakup consistency test, suitability test, multiaptitude test, group test, serta individual interview. Rangkaian tes ini dilakukan untuk memenuhi kriteria profile calon tidak hanya memotret dari sisi kompetensi, teteapi juga karakter pribadi mereka yang meliputi integritas pribadi, dan maturity.

Seleksi sesion pertama yang harus dijalani para calon adalah consistency test dan suitability test dengan menggunakan harrison assessment. Tes ini bertujuan mengukur konsistensi dan membandingkan kesesuaian para kandidat berdasarkan sifat-sifat (traits) yang dimiliki untuk menempati posisi sebagai pimpinan. Seleksi berikutnya adalah multidimensional aptitude battery test yang mengukur daya tangkap, analytical thinking, kemampuan kepemimpinan, kepercayaan diri, penyesuaian diri, stabilitas emosi, tanggung jawab, daya tahan, ketekunan, achievement, dan social relationship.

Ada benang merah antara PA dengan psikotes sebelumnya. Kedua tahap tes ini sangat menguras kesabaran. Psikotes biasanya banyak jebakan, terutama pada bagian tes Edwards Personal Preference Schedule (EPPS). Jangan khawatir, mereka yang berkali-kali gagal dan kemudian berhasil lolos, karena mau mempelajari dan berlatih mengerjakan soal-soal psikotes maupun PA sebelum waktu tes tiba.

Bagi peserta, psikotes merupakan ujian yang boleh dibilang gampang-gampang susah. Psikotes merupakan alat atau sarana bagi psikolog untuk dapat memahami secara utuh berbagai aspek psikologi individu agar dapat memberikan gambaran (profil psikogram) setiap individu yang mengikuti tes tersebut. Dalam psikotes atau tes psikologi ada tiga aspek yang diukur, yaitu: kecerdasan, kepribadian dan juga sikap atau cara kerja.Aspek kecerdasan digunakan untuk mengetahui kecerdasan secara umum atau kecerdasan secara spesifik seperti kemampuan analisa atau kemampuan berhitung.

Aspek kepribadian digunakan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sekitar, lingkungan baru maupun tugas-tugas baru dan lain sebagainya.Sedangkan aspek sikap atau cara kerja digunakan untuk mengetahui semangat kerja, motivasi berprestasi, kerja sama dalam tim, kepemimpinan, inisiatif dan lain sebagainya.

Tujuan psikotes untuk mencari orang dengan karakteristik yang tepat untuk mengisi sebuah posisi di perusahaan atau lembaga pemerintahan.Sekurangnya ada 12 jenis soal atau segmen dalam psikotes. Segmen yang menguras tenaga dan emosi adalah bagian Tes Pauli/Kraepelin (Tes Koran) dan Tes Edwards Personal Preference Schedule (EPPS)

Jenis tes Pauli-Kraepelin atau sering juga disebut sebagai tes koran adalah tes perhitungan sederhana. Tugas anda hanya menjumlahkan deretan angka-angka (0-9) yang disusun secara vertikal.Namun, berita buruknya adalah jumlah deretan angka-angka yang harus anda jumlahkan sangatlah banyak, kira-kira sebesar lembaran koran. Makanya tidak heran jika tes ini sering disebut dengan nama “tes koran”.

Tes ini digunakan untuk mengukur karakter anda pada beberapa aspek seperti ketelitian, kecepatan, konsistensi, emosi dan juga daya tahan terhadap stres.Pada tes Kraeplin, penjumlahan angka dilakukan dari bawah ke atas. Kemudian setiap beberapa menit, anda akan diinstruksikan oleh petugas psikotes untuk pindah dari satu kolom ke kolom berikutnya.

Pada tes Pauli, penjumlahan angka dilakukan dari atas ke bawah. Kemudian setiap selang waktu beberapa menit, anda akan diinstruksikan oleh petugas psikotes untuk menggarisbawahi angka terakhir yang sudah anda jumlahkan. Bagian psikotes terakhir yang menguras stamina adalah Tes Edwards Personal Preference Schedule (EPPS). Tes EPPS ini merupakan tes kepribadian. Hasil tes ini akan menguak karakter dan kepribadian seseorang dengan lebih detail.

Tes ini digunakan untuk menguak kepribadian seseorang dan itu penting bagi perusahaan untuk mendapatkan seseorang dengan kepribadian yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.Dalam tes ini ada 15 soal sama yang diulang-ulang untuk mengukur validitas jawaban anda. Jika nilai konsistensi anda kurang dari 10, maka anda dinyatakan gagal.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image